Gnash ft Olivia I Hate U I Love U.
Ini lagu fav aku bgt:) ini sama lagu A Thousand Years pertama kali bikin aku mewek denger lagu barat. Untuk menghargai tulisan ini, kalian silakan donlot play list. Sib beb? sip!
Aku merapikan semua pakaianku kedalam lemari, hari ini Jojo ikut ujian, sehingga dia ga bisa membantuku merapikan rumah. Meskipun dia uda ngasih tau aku ga usa nyentuh apapun lagi. Yang namanya wanita hamil, mah apa yah? ga ngidam yang aneh, keras kepalanya itu loh. Ini aja perutku sedari tadi uda pegel, cuma si jabang bayi ngotot pengen ibunya ini itu, apa lagi anakku perempuan, aku uda liat hasil USG sebulan yang lalu. Dua bulan lagi anak ku akan lahir ke dunia, tapi sangat disayangkan, disaat itu juga aku akan kehilangan anakku sendiri. Aku harus merelakan putriku bersama keluarga Jojo, dan berpis--ah. Aku ga tau perasaan takut macan apa ini. Hanya saja aku merasa ayah mertuaku memang terobsesi memiliki cucu.
Suara ketukan diluar apartemen membuat aku tersentak kaget, masih jam sembilan pagi. Ga mungkin Jojo kembali ke apartemen kan? apa dia ketinggalan pensil, atau semacamnya?
Aku berjalan keluar kamar. Kubuka pintu apartemen, mataku melotot melihat siapa tamu yang mengetuk pintu apartemen ku sepagi ini. Bukan Rere, bukan suamiku.
"Minggir!!" mama Jojo mendorong kasar bahuku. Aku yang baru saja beberes rumah, terus usia kemahilanku yang baru menginjak 7 bulan, membuat tubuhku terhuyung kebelakang pintu apartemen. Ibu mertuaku menatap sini seluruh ruangan. Ia membalikkan tubuhnya, menatap sinis kearah perut buncit ku.
"Jadi kau memeras anakku untuk tinggal ditempat ini?" tanyanya dengan nada angkuh, wajahnya terlihat benar benar minta dilempar ketempat sampah anorganik! boleh tidak seorang menantu menistakan mertuanya yang songongnya minta dilempar ke got?
"Pantas saja anakku ga pernah pulang kerumah, ternyata kau mengurungnya ditempat ini! karna aku sudah ada disini, menemukan dimana kau bersembunyi--
Mama Jojo menjeda sebentar ucapannya, memberi aku waktu beberapa detik untuk mencerna ucapan wanita ini.
"Tanda tangani surat cerai, lalu angkat kaki dari kehidupan putraku. Sampe kapanpun aku tak akan merestui mu sebagai istri putraku! kau sadar---
Aku memejamkan mataku. Menahan rasa dongkolku yang ingin menonjok congor wanita di hadapanku ini.
"Siapa dirimu sebenarnya hah? lihat. bahkan dari segi ekonomi keluarga kita berbeda. Aku mengenal dekat siapa ibu tirimu! Jadi, sebelum aku yang menjauhkan Jojo darimu, mulai hari ini sadar diri. Lihat siapa kau?! lihat siapa putraku! apa pantas gadis miskin sepertimu menikah dengan putraku?"
Aku tertawa sinis, tolong koreksi ulang, bukan aku yang mengemis dinikahi Jojo. Tapi Jojo sendiri, cowok itu yang memaksaku menikah dengannya, dan satu lagi, ayah mertuaku yang kebetulan punya obsesi gila seenak hartanya bawa bawa pengacara. Jadi, bukan aku pihak yang antagonis disini! aku pihak yang selalu disakiti keluarga suamiku sendiri. Kurang bodoh dimana lagi aku? kalo kalian diposisiku, mungkin kalian lebih memilih pergi, meninggalkan suami kalian yang keluarganya tak menerima kehadiran kalian, Yujun yang masih kecil, bau kencur aja, ga sudi menganggap aku sebagai kakak iparnya.
"Jangan cuma bengong kek orang bodoh! cepat putuskan sesuatu yang membuat kau bisa hilang dari kehidupan putraku!" ibu Jojo menguras isi tasnya, ia mengeluarkan kertas yang aku pastikan surat cerai waktu itu. Ibu mertuaku meletakan kertas itu diatas meja, lalu menatap sinis kearah ku.
"Jangan sampe anak itu lahir, kau masih belum menanda tangani surat ini! akan ku pastikan kau dan anakmu itu hidup menderita, yang jelas anak itu bukan hasil perbuatan putraku
Air mataku sudah hampir jatuh mendengar ucapan wanita kurang ajar ini, tapi aku harus kuat, aku ga mau terlihat lemah didepan orang yang menyakitiku. Jelas aku ingin marah karna wanita ini mengatakan anak ini bukan anak Jojo, begitukan? kalo bukan anak Jojo, anak siapa lagi? anak om om tukang bakso? anak kang Chanyeol? atau anak Na Jaemin? anak siapa hah?!
"Kau tidak bisa membodohi aku! aku bukan lawan mainmu yang bisa membutakan anakku! kuberi kau waktu satu bulan lagi! setelah satu bulan itu berlalu, jangan harap aku masih diam. Kau, akan menangis darah menerima akibat dari kekerasan kepalamu ini!"
Mama Jojo hampir saja menjauh dari pintu apartemen, tapi sebelum itu,
"Bawa juga anakmu menjauh! jangan pernah meninggalkan jejak apapun! kalo kau masih mau hidup tenang. Dengar?!" tanyanya sinis. Pergi meninggalkan kertas putih itu diatas meja sofa. Tubuhku luruh begitu saja kelantai, baru beberapa bulan ini aku merasa bahagia, ingin membuka hati untuk suamiku yang menunjukkan cintanya melalui perhatiannya, yang masih aku anggap sandiwara. Semuanya hilang, hanya dengan datangnya mama Jojo kemari, meminta aku menghilang dari kehidupan putranya.
Ada yang bilang ditinggal ibu kandung nikah lagi itu menyakitkan.
Ada yang bilang ditinggal pergi ayah itu menyakitkan?
Ada yang bilang juga hidup bersama ibu tiri kejam, itu jauh lebih menyakitkan.
Ada yang bilang lagi, ditinggal orang yang kau cintai sangat menyakitkan.
Tapi kok, kenapa dari semua kepahitan hidupku, perkataan ibu mertuaku yang lebih menyakitkan. Seakan akan aku ini pelacur yang bergantung kepada anaknya, yang merusak rumah tangga beliau karna kehadiranku yang mencuri perhatian ayah mertuaku. Tuhan, aku ingin bahagia, kasih aku kesempatan untuk bahagia, sekali saja.
Tuhan sudah merebut semua dariku, ibu, ayah, Bian, dan sekolahku. Aku ga punya apa apa lagi, selain suamiku yang katanya mencintai aku.
Apa dengan keputusanku pergi dari kehidupan Jojo menjanjikan kebahagiaan bagiku?
***
Aku sedang berdebat dengan pikiranku sendiri, Jojo sedang menata makan malam di depanku, aku hanya duduk diam di kursi yang sudah aku tempati.
"Jangan melamun! ntar anakku kerasukan arwah penasaran!" tegur Jojo meletakan bubur ayam di depanku. Aku menghela nafas berat,
Bubur teros!!!
"Makan, keburu dingin!" aturnya dingin, aku menyendok bubur ayam itu, kutelan bubur buatan Jojo dengan wajah masam.
"Ga enak?" tanya Jojo menaikan kedua alisnya, karna ga mau direcoki aku melahap bubur itu cepat, seakan akan aku sangat menikmatinya.
"Makan yang banyak, biar putri kita sehat!" ucapnya mengelus rambutku. Perlakuan manisnya ini yang membuat aku bertahan di sisi nya. Aku ga tau Jojo tulus atau berpura pura, tapi dapat ku pastikan dia sangat menyayangi anak ini. Haruskan aku mendengarkan ucapan ibu mertuaku, pergi bersama anakku, meninggalkan Jojo sendiri? haruskan aku mengikuti kemauan wanita itu?
Aku ingin menangis mendengar ucapan manisnya barusan.
Putri kita ya?
Apa setelah anak ku lahir, Jojo bisa menyakinkan mama nya bahwa ini memanglah putri kami!"Kau sakit?" tanyanya, sambil meletakan tangannya dikeningku, aku menghempaskan pelan tangan besar Jojo dari keningku.
"Ga." Ketusku. Aku kenapa sih? kok ngegasnya ke Jojo, yang ga tau apa apa. Apa aku kasih tau aja mamanya tadi datang kesini? apa kesannya aku ga ngaduh domba? takutnya Jojo ngira aku nanti seperti ga suka sama ibunya. Udalah, lebih baik aku pendam saja. Sampai waktunya nanti tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
TANGISAN YAYA [COMPLETED]
Teen FictionMengandung banyak bahasa kasar! [ BELIM REVISI ] Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya. "Jalang!" "Anak bodoh!!" "Kau tak pantas...