Yaya berlarian di koridor kelas anak bahasa, jujur saja, hari ini entah kenapa dirinya malas sekali sekolah, tapi daripada di rumah, disuruh kerja sama ibu tirinya. Lebih malas lagi, soalnya jam masuk kerjanya pukul 1 siang. Alasan dirinya malas kesekolah, karena hari ini pelajaran ibu...Hana.
"Berhenti lo cewek gatel!!" seseorang menghentikan larian Yaya, cewek itu sudah berdiri tepat dihadapannya dengan kedua tangan memeluk dada. Disusul dua gadis lainnya. Perasaan pernah liat...
"Lo ceweknya Bian kan?" tanya gadis itu sinis, ga ada angin, ga ada hujan, kenapa bisa tiba tiba dia pacaran sama saudara tirinya. Gila kali dia.
"Ga-"
"Ga usa bohong lo!! lo yang gue jumpai di bioskop, masih ngeles lagi!" ujarnya kasar, menatap dingin kearah Yaya, sahabat nya juga berlaku demikian.
Jadi gadis ini si Defa, yang gosipnya diputusin Jojo, kok rambutnya uda dicat merah aja bagian ujungnya doang sih. Ya, namanya orang berada. B aja sih kalau mereka mau ngapain, mau beli gedung SMA FANATA sekalipun, bukan urusan dia.
"Iya, tapi aku ga pacaran sama Bian-"
"Karna lo sekarang lagi macarin cowok gue!!!" Bentak Defa lantang, gadis itu mendekati Yaya, melihat gelagat yang buruk akan terjadi, Yaya mundur kebelakang.
"Lo tau gue siapa?!! sampe berani ngerebut Jojo dari gue-"
"Kayaknya ada salah paham disi-"
"Salah paham? jelas jelas anak kelas lo bilang Jojo nolongin lo waktu di bus, Jojo juga yang bawa lo pulang lebih dulu dari anak kelas kalian, banyak gosip tentang lo perusak hubungan orang tau ga?! uda hajar aja, Def, eneg liat muka dia!!" Gadis yang lebih tinggi dari Defa menyahuti. Mendengar ucapan pedas gadis itu membuat hati Yaya terbakar.
Perusak hubungan orang? sejak kapan statusnya yang sebagai pelajar berganti begitu buruknya?! statusnya emang uda rusak karna Jojo...tapi bukan berarti dia bangga diperkosa cowok itu, dan tadi, perusak hubungan, sama sekali bukan sifatnya.
"Kalian salah paham, aku sama sekali ga ada hubungannya sama-"
"Ga usa ngeles lo! semua juga uda tau siapa lo sebenarnya, lo suka kan sama Jojo?!!" Giliran gadis yang berwajah oval menyahuti, memanasi suasana. Suara mereka yang lantang, membuat beberapa anak anak lain langsung mengerubungi mereka. Semua uda tau siapa dia? jadi kenapa mereka bertiga ini bisa berpikiran bahwa dirinya berpacaran dengan Bian.
"Lo belagu banget ya, uda jelek, seragam juga masih lama, sukanya sama seleb sekolah, nyadar ga sih?!! lo ada kacakan dirumah?!" tanya Defa sadis. Defa mendekatinya, gadis itu langsung saja mendorong bahunya dengan keras, mendapat perlakuan kasar gadis itu, Yaya kaget, dia hampir saja oleng kesamping.
"Lagian Jojo ga mungkin suka sama cewek jelek kayak lo, ga ingat lo dikeluarin dari kelompok dia?!! Jadi jangan baper pas dia nolongin lo waktu di bus, pake acara bawa perasaan, gue tau kok, lo yang ngasut dia buat mutusin gue," Yaya didorong lagi oleh Defa.
"Lo itu uda jeleknya minta ampun, Jojo juga bilang lo itu murid bodoh dikelas, masa minta dituntaskan nilai pake acara nilai bakat, duh malu maluin, uda suaranya waktu itu jelek banget lagi, harusnya Stella yang nyanyi waktu itu!!" Lagi, dan lagi Defa mendorong bahunya.
Ya ga tau akar permasalahan ini, yang jelas perkataan gadis yang masih mendorong bahunya itu benar benar kelewatan. Jojo ternyata menceritakan dirinya kepada gadis didepannya, dia tau dia emang jelek bahkan suaranya juga jelek, tapi dia sama sekali ga ada hubungannya sama cowok brengsek itu, sejak kapan dia bawa perasaan? kalau bisa dia berharap ga bertemu dengan Jojo, cowok itu yang telah merusak nya...disini dia yang dirugikan, impiannya hangus karna Jojo, dan dia..dihina. Dia juga ga berniat menggantikan posisi Stella waktu itu, pak Herman yang memaksa dia, pak Herman juga yang berjanji nuntasin nilainya. Kenapa mereka rasanya senang sekali mengatakan dirinya bodoh, ibu kandungnya juga bersikap demikian.
"Aku bukan murid bodoh!!"
"Jadi apa kalau ga bodoh? jalang?!!"
"Aku bukan jalang sialan!!"
"Beraninya kau memakiku hah!!!" Defa langsung menjambak kencang rambutnya yang dikucir kuda. Ga terima diperlakukan kasar, Yaya juga menarik rambut gadis itu, tapi Defa ga sendiri, teman teman mereka yang lain juga ikutan membantu gadis itu, Yaya kewalahan melawan tiga orang itu. Tas sekolahnya uda ditarik oleh gadis yang berwajah oval, Yaya ga tau kemana gadis itu membuang tasnya. Karna rambutnya ditarik paksa kebawah, tangannya juga ditahan sama gadis yang lebih tinggi dari Defa, gadis itu tampak semangat membantu temannya.
"BERHENTI!!! Kalian yang berkelahi disana, saya bilang berhenti!!" suara guru menggelegar di koridor itu. Rambut Yaya sudah dilepas, Yaya mencari cari tasnya, tasnya terdampar dilantai dengan miris, bagian atas tasnya tampak kotor, bekas sepatu seseorang. Yaya yakin ini bekas kaki si wajah oval. Yaya mengutip tasnya, digandengnya. Matanya menoleh kearah guru yang melerai pertengkaran mereka.
Hana..
"Kenapa kalian berperilaku seperti binatang disekolah?!! apa kalian ga malu dilihat teman kalian yang lain?!" tanya guru bahasanya itu dengan nada dingin.
"Dia bu, gadis ini tiba tiba aja menarik rambut saya, untunglah teman saya langsung sigap melerai, eh dia ga mau ngalah, dia tetap ngotot menarik rambut saya, bahkan dia juga narik rambut Bila, yakan, Bil?" tanya Defa kepada temannya yang lebih tinggi dari nya.
"Benar begitu Yaya?"
"Ga." Jawab Yaya dingin. Membuang wajahnya kearah lain. Mungkin sikapnya kurang ajar, tapi setiap ia melihat wajah ibunya, hatinya terasa...sakit.
"Kenapa kau menarik rambut mereka?"
"Mau berapa kali kukatakan, bukan aku!!" teriak Yaya lantang. Dia berjalan mendahului ketiga gadis yang menatap kaget kearahnya, bukan mainkan dirinya melawan seorang guru. Wanita itu tidak pantas menjadi seorang guru. Itulah menurutnya.
"Jangan kurang ajar kau Yaya, setelah memukul kedua temanmu kau mau pergi begitu saja, kau juga melawan ku, kau tau siapa yang kau lawan?!" gurunya itu menghentikan langkah Yaya. Yaya menatap dingin wanita itu, dia melirik sekilas kearah Defa yang tersenyum senang.
"Kau tuli ya? sudah kubilang bukan aku yang memukul mereka, mau aku berteriak di depanmu?!" tanya Yaya menantang, semua murid yang mengerubungi mereka tampak kaget mendengar ucapannya barusan. Bukankah terlihat ga ada sopan santun?
"YAYA!!!" bentak gurunya itu lantang.
"Kalian semua masuk kekelas!!" gurunya menyuruh murid yang menguping disitu, masuk kedalam kelas mereka masing masing.
"Kau Yaya, dan kalian bertiga jumpai saya setelah sepulang sekolah nanti."
"Baik bu"
"Baik bu"
"Baik bu"
Yaya ga menjawab sama sekali, dia melangkah kekelasnya, setelah gurunya beranjak dari depan kelas anak bahasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
TANGISAN YAYA [COMPLETED]
Teen FictionMengandung banyak bahasa kasar! [ BELIM REVISI ] Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya. "Jalang!" "Anak bodoh!!" "Kau tak pantas...