Mea berada di kantin bersama Dewa, terlihat berbincang ria bersama kekasihnya itu sembari menghabiskan makanan mereka. Sesekali Mea mengelapkan peluh Dewa, karena cowok itu menuangkan saus sambalnya berlebihan ke dalam mangkok. Dewa suka sekali dengan makanan yang pedas, tapi ia lupa mengukur takarannya kalau saus lombok ini terkenal terlalu pedas. Namun Dewa tetap menyukainya.
"Tuh kan Dewo, kamu sih terlalu gede nafsu makannya sama cabe. Gini nih jadinya kepanasan." tegur Mea membantu Dewa yang masih mengelap pelipisnya. Lalu menyodorkan lagi minuman ke arah cowok itu.
Mendengar perkataan Mea tadi membuat Dewo sempat tersedak sendiri. "Ini kesukaan aku Mea, enak kok, tapi aku masih tahan."
"Kalau aku makan punya kamu, pasti langsung berhenti makan biarin aja gak habis, ntar bibir ku malah bengkak merah." Mea meringis melihat wajah Dewa sudah memerah dengan jelas.
"Gak papa sedikit lagi, sayang mubazir kalau dibuang, gak kenyang nanti."
"Iya deh kamu lanjutin tuh makannya pelan-pelan." kata Mea perhatian lagi sembari tersenyum ke arah Dewa.
Rendra dan the geng Axel baru saja memasuki kantin. Cowok itu mengedarkan pandangannya dan tepat yang pertama kali dia lihat adalah kedekatan Mea bersama kekasihnya itu. Lantas Rendra pun menuju ke arah sana mencari tempat yang masih kosong tak berjauhan dari tempat duduk Mea dan Dewo. Axel dan yang lainnya mengekor di belakang Rendra.
"Ini bukan tempat tongkrongan kita Ren" bisik Axel sedikit menyerngitkan bingung.
"Udah lu diem aja ngikut gue."
"Ngapain kita ngikutin elu Ren, salah arah lu. Bukan disini tempat kita, emang nih bocah gak ada kerjaan banget muter ke sini." Savero mulai protes.
Rendra berdecak kasar, ''Gue mau lewatin mejanya itu dulu tuh yang kemarin bikin hati gue terbang sekarang malah dijatuhkan." sinis Rendra. Lalu terus berjalan tepat sebelum melewati mejanya dimana ada Mea dan Dewa. Savero menggelengkan kepalanya, Axel memasukkan tangannya di balik saku celananya, dan Kevan memasang muka datarnya.
Rendra menendang bangku duduk Dewa hingga cowok itu tergusur ke belakang, hingga terjatuh, Mea langsung berdiri menatap tak percaya apa yang Rendra lakukan.
"Kalau duduk tuh yang bener, lo ngalangin jalan gue!!" kata cowok itu yang sekarang terlihat sangar. Rendra menatap tajam ke arah Dewa terselip seringai dibalik bibirnya. Rendra sedikit puas melihatnya. Ia sedang emosi sekarang, hatinya benar-benar ingin menghajarnya, namun ia tahan, karena ada Mea. Tentu saja Rendra cemburu melihat gadis yang disukainya bersama lelaki lain.
"Kamu itu apaan sih!? Kamu mau nyari gara-gara sama dia? Salah dia apa sama kamu?!" sengit Mea pada Rendra. Gadis itu terlihat marah, tentu saja karena Rendra. Tapi entah kenapa Rendra sedikit tidak terima gadis itu lebih membela kekasihnya dan membuatnya jadi sakit hati atas perhatian Mea pada Dewa.
"Salah dia? Gue gak suka lihat dia dekat sama Lo!!" ucap Rendra. Mea menatap tajam. Cowok di depannya ini menyebalkan sekali. Setelah mengganggu dirinya kita malah membuat masalah baru lagi padanya dengan Dewo. Ketika Mea hendak mendekati Dewo untuk membantu kekasihnya itu, Rendra malah mencengkeram tangannya erat. Membuat Mea meringis dan tidak mengerti ada apa dengan Rendra yang terlihat marah sekali.
"Gue peringatin ya, kalau Lo gak mau Dewa babak belur di tangan gue. Lo harus nurut sama gue!!" desisnya tajam mengancam Mea. Rendra pun melonggarkan cekalannya pada tangan gadis itu. Mea meneguk ludahnya kasar, Rendra seperti tidak main-main dengan ucapannya. Cowok itu sering berkelahi memukuli anak lain, sikapnya yang sangar ini tadi sudah cukup menunjukkannya. Mea jadi takut kalau Rendra akan berulah lagi entah mencari masalah duluan atau ada yang mengajaknya berduel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Teen FictionDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...