Ambigu pikiran mereka?!

1K 86 6
                                        

Maaf ketemu typos!

Happy reading!

"Mea! Bikinin minuman buat teman-teman gue!!"

Mea muncul di hadapannya sebentar untuk mengetahui siapa saja yang datang kemari ke rumah ini setelah menghitung jumlah mereka sekilas saat melihatnya, sebenarnya ia tidak jauh berdiri dari sana juga, sempat membersihkan beberapa kali lantai yang sengaja dibuat kotor oleh Axel dan Kevan dengan kulit kacang polong yang berserakan dimana-mana. Atau sampah bungkusan dari cemilan lainnya.

Hari Minggu Mea bukannya berlibur hendak bebas ataupun untuk beristirahat dengan tenang di dalam kamarnya sendiri, malah sebaliknya harus bolak balik melakukan aktivitas yang sama berulang kali melelahkan dari perintah mulut mereka yang menyebalkan tidak ada habisnya menyuruh seenaknya atas pada dirinya. 

Fressa dan Jovan tidak ada di rumah sejak awal pagi tadi sudah pergi mungkin malam akan baru pulang seperti itu biasanya, lebih sering berada di luar. Kapan sih ibunya dan ayah barunya itu lebih menghabiskan waktu di rumah saja? Mea hanya ingin kedua orang tua itu memperhatikan dirinya juga.
Bukan Mea sendirian yang harus mengurusi sikap manja kedua saudara tirinya itu--Axel dan Kevan tiada hari membuat dirinya benar-benar ingin menggali kuburannya sendiri mengingat setiap kali tenaganya cukup terkuras banyak atas perlakuan mereka.

Inem juga bekerja tapi sepertinya dia keluar pergi sebentar tapi, perasaan cukup lama menurut Mea dari tadi belum juga datang kembali, hanya Mea sendirian yang mengerjakan tugas rumah ini. Mea segera bergegas ke dapur begitu melihat sekilas ada empat orang yang datang mampir ke sini.

"Maaf cuma ada teh susu doang." ucap Mea menunduk membawakan nampan minumannya dan berhenti sampai. Lalu memegangi kerah baju dasternya yang agak longgar itu, tertutupi oleh tangannya agar tidak ada celah yang terlihat ke dalam dadanya, saat ia membungkuk mulai menaruh minuman gelas itu di depan sepasang mata mereka.

"Lo diem deh Rendra! Kepala Lo ngelihatin apaan sih?!" kesal Savero saat kepala temannya yang ia sebut namanya itu tadi, duduk disampingnya bergerak tidak tenang hingga sesekali kepala belakang Rendra yang tidak sengaja mundur terantuk mengenai wajah Savero.

Mea baru mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah teman-teman cowok itu secara bergantian. Terutama matanya jatuh pada salah satu seorang dari mereka. Tepat seakan mengerti letak tatapan Rendra ke arahnya. Pasti lelaki itu terlalu memperhatikan dirinya berusaha mencuri pandangannya pada Mea. Ia pun melotot dengan tajam pada Rendra.

Axel malas tidak meliriknya sama sekalipun ke arah Mea.

Kevan yang sudah tahu seberapa besar ukuran bentuknya ketika ia pernah membayangkannya saat pertama kali bertemu dengan gadis itu--Mea saat memakai baju seksinya diacara dinner dulu. Ia hanya melihat sebentar ke arah gadis itu dengan tersenyum tipis yang sinis, tapi ada rasa senang saat ia yang menjadi orang pertama kali melihat penampilan gadis itu yang berbeda menarik hatinya.

Mea menegakkan kembali tubuhnya setelah sempat membungkuk untuk membagikan minuman itu tadi masing-masing ke arah para tamu rumah ini. Ia sedikit menatap ke arah mereka dengan sedikit rasa canggung kemudian. Teman-teman sekelasnya.

"Mea Lo serius, cuma ngasih minum teh plus susu doang?! Yang Segeran dikit Napa?!" Axel mulai protes saat Mea menyeduhkan minuman seperti itu dan terlihat ada asap samar yang mengepul di atas dari dalam gelas itu.

"Minuman yang lain nggak ada, cuma sisa teh doang sama air panas. Es batunya juga belum matang." jelas gadis itu menjeda sebentar. "Tadinya sih aku nggak mau bikinin karena gulanya udah abis duluan, tapi karena nggak enak ya... Aku buatin seadanya aja. Tapi untung masih ada susu gantung... Dan jadi deh teh susu tarik-tarikannya, hangat lho" ujar Mea seraya menyunggingkan senyum kecilnya.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang