Keputusan terbaiknya?!

606 65 19
                                        

Happy Reading!! Sorry kalau ketemu typo's yang bertebaran dimana-mana!!

Semoga terhibur. Klo ada waktu bakalan gw revisi ulang biar enak heheheh... Jangan LUPA VOTE DAN KOMENTT!!

Mea tidak menyangka akhirnya dirinya telah berjodoh secara resmi dengan Rendra. Cowok sangar yang membuatnya hampir kehabisan kesabaran setiap kali menghadapinya. Dan menikah dini dalam seumur hidupnya, diusia yang masih muda tak pernah terbayangkan sekali dalam keinginan mimpinya.

Seminggu lebih sudah berlalu acara akad nikah dilangsungkan, Mea terpaksa harus meninggalkan rumahnya demi mengikuti Rendra yang telah menjadi suaminya. Mau tidak mau Mea harus menurutinya, ia harus berubah menjadi lebih baik. Salah satunya jangan keras kepala pada dirinya sendiri apalagi egois pada perasaan orang lain.

Jadi selama hari pernikahan mereka mulai berjalan perlahan, tak ada yang istimewa yang Mea rasakan selain sikap Rendra yang kembali acuh tak acuh padanya saat seperti sejak Mea memberitahu perihal tentang dirinya yang dulu. Mea sampai dibuat bingung tidak mengerti dengan maksud tujuan Rendra yang sebenarnya apa mau cowok itu padanya.

"Rendra kamu masih marah?" tanya Mea pelan, saat ini mereka berada di rumah minimalis yang baru ditempati. Cukup sederhana tapi masih terkesan mewah. Rendra sedang duduk di sofa panjang sambil sandaran memainkan ponselnya. Mea berdiri di depannya memperhatikan lelaki itu.

Rendra hanya bergumam singkat. Cowok itu tidak terlalu memperdulikan sekitarnya. Ia lebih asik pada benda pipih ditangannya sampai membuat Mea membuang napasnya.

"Kamu dengar aku gak sih Ren?!"

"Gue sibuk! Entar aja ngomongnya." ujar Rendra memilih bangkit lalu beranjak keluar melewati Mea begitu saja.

Mea meneguk ludahnya. Apa ia salah karena Mea masih menjalin hubungan dengan Dewa kekasihnya. Mea bingung dan sedikit ragu bagaimana caranya untuk memutuskannya, ia benar-benar sangat merasa bersalah dengan janjinya itu untuk tetap setia pada Dewa, namun Mea sendiri harus mematuhi perintah Rendra, lelakinya itu yang telah menjadi takdirnya, bagian baru dalam kehidupan selanjutnya.

Mea bingung, bukannya Rendra tidak masalah dengan hal itu. Mengingat saat Mea masih dekat dengan Dewa, Rendra terlihat biasa-biasa saja saat itu.

Apa ini karena juga Mea yang belum siap memberikan Rendra kebutuhan khususnya? Sialan! Kalau itu maunya, Mea sedikit keberatan untuk memulainya. Sejak dihari malam pertama pernikahan mereka, Rendra tidak menyentuhnya sama sekali dan Mea pun enggan untuk disentuh. Biar Rendra saja yang menginginkannya nanti, kalau cowok itu mungkin juga ada urusan lain mengingat hidup mereka harus mandiri tanpa harus ketergantungan orang tua untuk membiayai kehidupan mereka kedepannya selanjutnya.

Keesokan harinya dan hampir setiap kalinya, Mea lagi-lagi melihat pemandangan yang tidak mengenakkan. Rendra terlihat dekat dengan banyak cewek lain mereka berbicara lebih dekat seolah tidak wajar di depan mata Mea, Tapi Mea lebih memilih mengabaikannya saja, Rendra pun begitu, ia terlalu cuek dan membiarkan semua itu berjalan dengan sendirinya.

Begitu bel kelas sudah berbunyi, Rendra pun duduk dibangkunya. Dia berpindah tempat ke arah bagian belakang mengingat dirinya tidak sebangku dengan Mea lagi atau lebih tepatnya ia terlempar ke sana sedangkan Mea tepat punggung cewek itu berada didepannya.

Awalnya Rendra diam saja, terlihat acuh, namun lama-kelamaan ia kesal sendiri saat melihat Mea mulai didekati oleh cowok lain.

"Mea Lo jangan sedih mulu dong, kan udah ada gue yang nemani lo masa iya harus merasa sendirian, kan gak enak dilihat burung tetangga sebelah," ujar Savero yang sudah duduk disamping cewek itu sengaja mendudukkan tempat itu sementara mengisi saat Kevan tidak masuk ada dikelas entah kemana cowok dingin itu keluar mungkin bolos sebentar, Mea menghadap ke arahnya sambil menatap ke arah jendela kelas pojok di kanannya. Sebelumnya Mea merasa bosan dan hendak tiduran saja menelungkupkan wajahnya namun Savero mengajaknya berbicara membuat Mea menoleh padanya.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang