Hari berikutnya, Rendra kembali hadir ke sekolah, bukan niat untuk belajar tapi mencari masalah baru demi membalaskan dendamnya. Rendra menghajar Jordan dan teman-temannya hingga babak belur. Demi apapun Rendra mengamuk bukan main, dia bisa menghadapinya langsung secara sekaligus. Rendra baru bisa membalasnya itupun tidak dihadapan Mea, karena Rendra tidak ingin ia menjadi lemah jika cewek itu akan kena imbasnya.
Hingga berakhir lah Rendra memasuki ruang BK berada di dalam sana. Tak urung dengan Mea yang harus ikut terlibat juga. Mea menghembuskan napasnya beberapa kali, tidak menyangka Rendra akan berbuat ulah dan kesalahan itu dari mantannya sendiri.
"Kalian siapa hah?!" tanya guru BK menatap tajam seketika pada mereka secara bergantian. Mea hanya menunduk kecil saja tanpa berani melihat wajah merah padam gurunya yang sedang naik darah saat ini.
"Saya mantannya Mea Bu," jawab Jordan cepat.
"Saya calon suaminya bu!!" Rendra tidak mau kalah.
"Kamu juga Axel ngapain ke sini?" sengit guru BK itu sedikit pusing melihat anak muridnya harus terlempar di ruangan sempit ini. Sudah panas, mati lampu. AC tidak menyala, rasanya guru BK itu ingin sekali menyuruh mereka keluar dan berlari ditengah lapangan dengan melepaskan seragam mereka sebagai hukumannya.
"Saya Abangnya Mea Bu." jawab Axel sedikit cengengesan. Mea mendengus, apaan sih, aku bukan anak kecil lagi. rutuk batin Mea.
"Halah, ngurus Kevan aja kamu gak becus!!" cibir guru BK itu yang memang tahu segala bio data anak muridnya yang satu itu bahwa mereka masih satu keluarga.
"Kenapa nama saya dibawa-bawa?!" sahut Kevan tidak terima, ia sudah menunggu diluar pintu itu yang sedikit tertutup langsung saja ia mendobraknya dengan keras hingga guru BK itu terperanjat kaget. Kevan terkekeh dengan sinis sengaja dilakukannya karena ia kesal saat mendengar namanya disebutkan tadi, biar tahu rasa guru BK itu akan kena penyakit jantung atas tindakannya itu. Kevan juga bermasalah karena sering kedapatan tiduran di bawah kolong meja bersama siswi lain yang menemaninya. Aja gile, Axel tidak habis pikir dengan kebodohan Kevan yang tidak peduli dengan nilai cacatan buku points itu.
"Gue kirain yang roboh gedungnya anjing!!" maki Axel sempat mengumpat keras begitu terlonjak. Dan langsung tersadar membekap mulutnya saat keceplosan di depan guru BK itu yang sedang mengatur emosinya.
"Kenapa kalian buat kekacauan lagi hah?!" tanya guru BK itu mencoba sabar walau itu sulit. Bu sityo bosan melihat mereka yang kadang sering langganan keluar masuk dari ruangan ini. Dan tahu betul kalau Rendra dan Jordan tampang kedua muridnya yang nakal itu seperti preman kampungan.
"Dia duluan lah Bu mukul saya main keroyokan, ya saya lawan lah." ucap Rendra sambil menghunuskan tatapan tajamnya pada Jordan.
"Dia suka gangguin gangguin kita Bu!!" adu Jordan.
"Eh jangan ngomong sembarangan Lo!!" sengit Savero pada Jordan. Justru Jordan yang sudah memfitnah Rendra, tentu saja Savero tidak terima. "Gue jahit gigi Lo baru tahu rasa!!" ancam Savero melayangkan tatapan permusuhannya.
Barra dan Daniel tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah Rendra membuat mereka tidak berdaya berdiri disamping Jordan.
"Udah-udah kalian harus dihukum semuanya!!" tukas guru BK itu tanpa terbantahkan.
Guru BK itu tersenyum aneh sebentar saat memperhatikan para anak lelaki di ruangannya ini benar-benar tampan, Axel menyerngitkan alisnya heran tidak biasanya guru BK ketika memberi hukuman akan tersenyum begitu. Biasanya sakit kepala mengurusi mereka.
"Kebetulan cuaca hari ini sangat baik! Jadi kalian harus berjemur ditengah lapangan selama dua jam pelajaran. Kalian harus lepas seragam! Karena saya tidak suka bau badan kalian mengotori baju seragam sekolah!!"
"Auto gosong dong kulit saya Bu! Dikirain pantat wajan apa?!" gumam Axel sangat tidak setuju.
Rendra cukup terkejut, masalahnya apakah Mea juga harus seperti itu menuruti perintah guru BK yang terbilang tidak wajar untuk anak cewek? Kevan berdecak kagum "WOW" ujarnya bersiul kecil dengan senyum nakalnya yang tertahan.
Savero ternganga sebentar mendengarnya, "Bu masa Mea ikutan kayak kita juga harus gitu lepas baju?"
"Ohiya saya lupa, Mea kamu hormat di depan bendera!!" ucap Bu Sityo, "Tapi bu saya gak salah masa saya di hukum juga?" Mea sedikit keberatan, apalagi terik matahari sangat menyengat. Rasanya Mea seperti berada dipasang pasir jika ia harus berdiri selama berjam-jam dibawah sinar ultraviolet.
"Mereka ribut gara-gara kamu juga, coba aja mereka gak ngelibatin kamu, kamu gak akan kena."
"Udah Lo ngikut aja sama kita!!" kata Axel sambil menyeret Mea untuk segera keluar. Diikuti oleh teman-temannya yang lain. Savero mendumel kesal gara-gara belaain Rendra malah kena sial juga dirinya. Jordan dan teman-temannya tidak bisa banyak melawan jika sudah seperti ini mereka hanya bisa diam. Kalau sedikit saja mengalihkan perhatian mereka padanya itu sama saja mencari gara-gara lagi untuk dibuat dalam keadaan koma.
****
Mea tidak mengerti apa maksud Inem memasukkan sesuatu ke dalam minuman gelas itu. Namun saat mendengar Inem berkata tidak mengenakkan membuat perasaan Mea tiba-tiba merasa gelisah mengenai soal salah satu saudara laki-laki tirinya itu. Mea sungguh merasa tidak nyaman, ia cemas tapi ada apa? Apa sesuatu yang buruk akan terjadi? Bergulat batin dengan perasaannya tadi, Mea pun tak sengaja melihat Kevan hendak meminum gelas yang dibuatkan oleh Inem entah untuk siapa, Mea membelalakan matanya dan langsung berlari secepat kilat mungkin menjauhkannya dari lelaki itu
"Eh tunggu jangan diminum!!" ucap Mea yang langsung merebut gelas itu dari tangan Kevan.
"Apaan sih Lo gak sopan banget ngambil punya orang!!" delik Kevan tajam.
"Biar aku aja yang minum, soalnya aku kepedesan!!" ucap Mea sedikit tidak enak saat Kevan marah padanya ia mencoba tersenyum walau terlihat aneh. Tanpa pikir panjang Mea pun segera menenggaknya di depan hadapan Kevan yang menatapnya dengan raut datar, tanpa tahu malu bagaimana rakusnya Mea saat menghabiskan sisa gelas itu tadi.
"Heheh... Maaf nanti aku bikinin yang baru kok." ujar Mea terkekeh canggung. Kevan mendengus kasar.
"Gak jelas Lo!!!" sinis Kevan mencibirnya. Didetik berikutnya reaksi minuman itu bekerja dengan sangat cepat sampai-sampai Mea seperti terhantam oleh sesuatu yang begitu keras dikepalanya. Saat Kevan hendak berbalik beranjak, ia urungkan niatnya itu begitu melihat Mea hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya. Mata Kevan terbuka lebar saat Mea jatuh pingsan, dengan sigap Kevan menangkap tubuh Mea. Rasa khawatir tiba-tiba menyergap hati dingin Kevan. Sebelumnya Kevan tidak begitu peduli pada siapapun selain Syella mantannya.
Axel yang melihat hal itu langsung mendekat, "Kev, Mea kenapa lagi? Lo apaain dia?"
"Gue gak tahu, tiba-tiba aja dia udah kayak gini!!" balas Kevan tidak mengerti dan masih bingung.
"Sialan!! Cepat kita bawa ke rumah sakit!!" ujar Axel khawatir langsung menopang tubuh Mea karena cewek itu juga mengeluarkan sesuatu dalam mulut seperti keracunan, Kevan buru-buru mengambil kunci mobilnya. Sedangkan seseorang yang memperhatikan mereka dari tempat persembunyiannya tengah menelan ludahnya sendiri.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Ficção AdolescenteDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...