Happy Reading!! Maaf kalau ketemu typo's
Hikss....hikss ." isak Mea lirih dengan lelehan buliran bening dari air matanya itu yang mulai menderas tanpa bisa dihentikan. Rendra tercengang dengan tubuhnya yang menegang terpaku ditempatnya.
"Sama.... siapa lo udah pernah ngelakuin hal sejauh itu? Mantan atau Pacar lo?" tanya Rendra hati-hati takutnya akan menyinggung perasaan Mea yang saat ini mudah sekali berubah-ubah tanpa sadar.
"Sama kamu!!" tuduh Mea, membuat Rendra terkaget dan hampir mengumpat keras tidak terima. Mea mulai tertawa seakan kemarahan Rendra adalah hal yang paling lucu menurutnya, padahal lelaki itu mencoba menahan diri untuk tidak bersikap kurang ajar padanya karena hampir tersulut emosi saat mendengarnya tadi.
"BANGS-- masa gue sih?! Ngigau banget Lo, sembarangan kalau fitnah! Gue aja kagak pernah nganuin Lo gimana ceritanya sih ini, jangan bikin gue bingung ya sama kegilaan Lo itu Mea?!"
"Ta-tapi... Aku cuma ingetnya sama kamu doang! Aku gak tahu lagi siapa yang gangguin aku,," kata Mea dengan mata yang sedikit terpejam entahlah rasa sakit dikepalanya mulai beraksi lagi dengan cepat, membuat pandangan Mea memburam sekilas samar.
Rendra bergeming sebentar, tidak tahu harus melakukan apa agar gadis itu tak lagi meracau lebih jauh, tapi disisi lain dia masih penasaran siapa lelaki itu yang berani sekali melakukannya? Rendra ingin menjalin tali silahturahmi sebentar lalu akan mengajaknya holiday ke tempat kuburan saat tengah malam nanti dan mengajaknya main gantungin diri di atas ranting keras dari pohon besar itu.
Nyawa orang itu harus Rendra persembahkan kepada malaikat maut biar dia dapat pahala kebajikan, pikir Rendra yang sudah mulai menyusun rencana jahatnya.Rendra baru menarik panjang napasnya lebih dulu, setelah terdiam cukup lama sesaat karena hal tadi, "Jadi gimana rasanya?" tanyanya terdengar ada nada sedikit jengkel.
"Luar biasa!!" Mea yang duduk di hadapan Rendra sehingga lutut keduanya bersentuhan di celah diantara tempat tidur gadis itu sendiri.
Bjirr! Rendra menjadi salah fokus seketika mendengarkannya. Pertanyaan macam apa itu tadi meluncur begitu saja dari mulutnya pada Mea dan gadis itu sungguh memberikan jawabannya dengan kata ajaib diluar dugaan. Ia kira Mea akan menyesalinya dan bersedih dengan pengalaman yang sudah merusak dirinya.
Sialan! pikir Rendra tidak menyangka mendapatkan jawaban seperti itu darinya, Rendra sedikit mengutuk dalam hati pada dirinya sendiri karena telah ada salah dalam berkata tanpa berpikir panjang.
Sembari sudah mengangkat wajahnya untuk balas menatap lelaki itu tadi, dan Mea tertawa garing setelahnya. Mea terlihat labil sekali, begitu emosional dan bercampur aduk dengan tidak jelas akan hal itu, lalu semakin menyebalkan saja. Sedikit-sedikit menangis lalu tertawa lagi. Senyum lebar lalu marah lagi. Rendra mulai jenuh dengan semuanya bukannya tenang malah kacau.
"Hiks..... Jangan sentuh aku! Jangan sentuh!!" Mea kembali menangis kecil lagi dan sedikit berteriak keras yang sebelumnya sempat berhenti tadi, sambil dia memukuli dada bidang Rendra sebentar, tidak terlalu keras mungkin tenaga Mea tidak cukup banyak melampiaskannya pada cowok itu.
Lalu setelahnya puas memberontak kecil, kemudian Mea malah memeluk leher lelaki itu sendiri mengalungkan tangannya dengan manja masih dengan tangisannya yang kini mulai mereda. Dia sudah merapatkan tubuhnya lebih mendekat pada Rendra ingin bertatapan di depan mata.
"Mea gue dari tadi diem! Gak ngapa-ngapain! Lo nya aja yang giniin gue!!" bentak Rendra sembari menghela napasnya sedikit gusar dan berniat ingin melepaskan diri pelukan itu dari Mea, tapi gadis itu tidak peduli. Padahal Rendra sudah mulai merasakan sesak dan berkeringetan panas dingin dengan tubuhnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Teen FictionDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...