Ambyar

580 45 14
                                    

Happy Reading!!

Sorry kalau ketemu typo's!!

Yoo udah up lagi, kemarin panjang itu udah double up dong panjang bat. Dan ini sekarang lanjutannya maap ya gak sekalian hari itu juga soalnya, sibuk mikirin sidie ehehe *eh canda... Yups langsung saja....

***

Ale menunggangi motor ninja putih bersihnya yang selama ini tidak pernah diisi oleh orang baru seperti sejenis makhluk berbeda dari kaum lemah yang gencar sekali mencoba mendekatinya jika bersitatap, selama ini juga tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya bahwa Ale akan memboncengi gadis lain dalam benaknya. Satu kali pun tak pernah terlintas--terpikirkan baginya apalagi cewek itu adalah Mea orang pertama yang telah berani mengambil sesuatu berharga darinya tanpa terduga.

Ale mendengus kasar entah yang keberapa kalinya mencoba menerima kenyataan saat ini. Kenapa cewek itu harus si Mea, untungnya cewek itu pendiam, tidak berisik dan cerewet, jadi mereka sama-sama saling diam untuk beberapa saat. Ale lebih suka ketenangan diusik oleh siapapun.

Sebenarnya Mea pun tidak mau ikut dengan Ale tapi apa boleh buat, ia tidak bisa menolak atau Ale akan semakin marah karena cowok itu sudah kesal sedari tadi, dipaksa oleh Axel untuk segera membawa dirinya untuk pulang kerumah. Axel sudah mencoba menghubungi Rendra namun sayangnya ponsel cowok itu sepertinya sedang kehabisan betrainya yang sekarat hingga mati, sebelum terjadi keributan antara Rendra dengan Jordan tadi, maka dari itu yang terlintas di otak Axel adalah Ale, lelaki dingin itu biasanya pulang sedikit terlambat dari sekolahnya karena ada hal urusan penting mengenai masalah OSIS yang dia pegang bersama anggota ekskul lainnya.

Kalau Ale tidak menurutinya, Axel akan mencari masalah baru dengannya. Axel tidak ingin Mea pulang telat seperti waktu itu lagi dalam keadaan mabuk atau Papihnya Jovan akan memarahi dirinya habis-habisan bersama Kevan yang juga ikut kena imbasnya mengutuk kedua anak lelakinya itu hanya karena khawatir dengan Mea. Anak perempuan tirinya yang sudah mulai dia anggap sebagai anak kesayangannya juga.

Ale dan Axel, mereka anak futsal satu club terfavorit.  Tidak memungkinkan kalau Axel nanti akan menendangnya tanpa kekompakan, jika cowok gondrong itu kesal pada Ale yang tidak melakukan sesuatu untuknya. Cukup satu kali ini saja Ale harus mengiyakannya dengan sangat berat hati. Mea juga samanya begitu. Selain itu, Mea pun menjaga jaraknya agar tidak terlalu dekat dengan Ale saat duduk bersama dalam satu motor besar milik lelaki itu, Mea juga tidak berpegangan pada Ale, itu karena Mea tahu Ale sangat benci jika disentuh walau sedikit saja atau ia tidak akan segan-segan menghunuskan tatapan membunuhnya yang mampu  membuat siapapun nyali orang itu menciut, termasuk Mea yang mendadak mati kutu dibuatnya, apalagi kalau sampai Ale benar-benar akan menggunakannya dengan tangan sucinya itu, tamatlah riwayat hidup orang itu.

"Emm.. aku mau ke tempat Rendra dulu!!" cicit Mea pelan setelah sekian lama terdiam akhirnya ia mengeluarkan suaranya yang ia tahan sedari tadi.

"Buat apa ke rumah cowok orang lain hah? Lo masih gak puas habis mainin perasaan orang? Sekarang mau ketemu dia lagi?" cibir Ale melirik sinis sekilas.

"Udah berhenti aja!! Aku gak mau dianterin sama kamu! Aku mau ketemu sama Rendra dulu!!"

"Gak! Kalau udah sama gue Lo gak boleh punya alasan lain lagi!!" ujar Ale lebih dingin.

Mea menyerngitkan alisnya sebentar bingung dengan maksud Ale. "Tapi aku mau ngomong sama dia! Atau kalau enggak aku akan..." ancam Mea untik dirinya sendiri, padahal ia benar-benar serius akan hal itu jika saja Ale mengabaikannya.

"Kalau enggak apa?" seakan lelaki itu sedikit tertarik dengan senyum tipisnya..

"Aku mau loncat!!" jawab Mea terlihat serius. Lebih baik ia terluka daripada Mea selalu teringat memikirkan bagaimana perasaan Rendra hancur saat itu. Mea benar-benar gelisah dan cemas. Rupanya rasa takut Mea mulai menguap begitu saja, ia sejenak sedikit lupa dan tidak takut berhadapan dengan Ale karena baginya yang lebih penting adalah bagaimana caranya agar Mea bisa mengetahui keadaan Rendra setelah kejadian itu.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang