Diantara dia

784 67 15
                                    

Happy Reading!! Sorry kalau ketemu typo's bertebaran dimana-mana!!!

"Rendra kamu mau makan apa biar aku masakin kesukaan kamu?" tawar Mea saat cowok itu terlihat uring-uringan di sofa panjang sambil rebahan di rumah minimalis yang mereka tempati.

"Terserah mau makan apa, gue gak laper." jawab Rendra dengan bosan sambil memainkan ponselnya.

"Yaudah aku bikinin minuman dulu. Kamu apa?" Mea kembali bertanya.

"Hmm... Apa ya, gue sih pengen minta susu tapi gak tau dikasih atau enggaknya." kata Rendra yang sebelumnya sempat berpikir sebentar. Ia mendudukkan tubuhnya sambil menatap Mea yang berdiri di depannya tidak jauh.

"Gak ada. Kalo mau, beli sendiri sana. Udah malam aku gak mau keluar sendirian." kata Mea sedikit pelan. Mengingat hari sudah mulai malam. Bukannya Mea malas, hanya saja rumahnya cukup jauh dari jarak ke market.

"Emang boleh beli diluar sana?" Rendra balik bertanya seolah dengan maksud lain dibalik kalimatnya itu, dan hal itu sedikit terdengar aneh menurut Mea yang mencoba mencernanya sebentar.

"Kamu ngomong apa sih aku gak paham..." Mea menggelengkan kepalanya.

"Gak papa, gue ngigau tadi. Udah sana buruan Lo bikinin gue apa kek, biar gue gak lama nungginnya." usir Rendra kembali baringan di tempatnya. Mea menghela napasnya cukup panjang. Mea pun segera beranjak untuk menyiapkannya.

Setelah itu Mea kembali mendekatinya sambil membawakan minuman yang dia buatkan untuk lelakinya itu. "Nih udah aku buatin. Diminum dulu,," Kata Mea mencoba menghentikan kegiatan Rendra.

"Entar aja gue lagi gak haus." jawab Rendra terkesan tidak peduli. Mea sudah duduk disampingnya tapi keberadaan seperti tidak dianggap ada.

Mea meringis kecil melihat sikap acuh tak acuh Rendra yang secara terang-terangan membuatnya tidak nyaman. "Yaudah aku bikinin makanan juga biar kita bisa makan malam bersama."

Rendra hanya bergumam samar dan mengabaikannya begitu saja. Mea harus kuat dengan sikap Rendra yang sedikit berbeda jauh padanya atau ini mungkin sifat asli barunya? Mea sedikit menahan senyum getirnya membelakangi Rendra yang bahkan seperti tidak mau melihatnya untuk berlama-lama disini.

_____

Mea menunggu Rendra untuk makan bersama-sama. Sampai ia rela menunggu perutnya yang sudah mulai terasa sangat lapar sedari tadi. Namun Rendra baru saja muncul didepannya. Entah apa yang cowok itu lakukan diluar sana mungkin sedikit berbincang sebentar keluar dengan ponsel ditelinganya itu tadi. 

Mereka pun mulai makan, Mea sedikit gugup saat Rendra mencicipinya takut cowok itu akan mengomentarinya nanti, seperti sebelumnya kemarin Mea memasak rasanya cukup asin membuat Rendra sempat memuntahkannya, padahal menurut Mea itu terlalu pahit dilidahnya. Sampai Rendra menghempaskan piringnya dan menatap kesal pada Mea, mungkin karena ia masih teringat dengan temannya yang disekolah itu mencoba menggoda Mea saat itu. Tapi sejauh ini sekarang Rendra terlihat menikmatinya.

Mea sedikit bernafas lega saat tahu Rendra baik-baik saja tidak protes dengan apa yang Mea masak walaupun persediaan bahan makanan mereka cukup kurang. Tapi setidaknya Mea bisa mengatasinya.

"Rendra aku mau ngasih tau kamu sesuatu. " Mea membuka suaranya setelah ia selesai menghabiskan makanannya terlebih dahulu.

Tak ada sahutan dari lelaki itu. Rendra masih memakan makanannya tanpa berniat melihat Mea yang ingin diperhatikan oleh lelaki itu langsung. Namun Rendra tetap akan mendengarkannya meski tidak membalasnya juga.

"Aku udah putus sama Dewa." ucap Mea.

Rendra terdiam sesaat sambil menghentikan gerakan tangannya yang masih sibuk menyendok. Lalu melirik sekilas pada Mea. "Oh. Terus?" responnya lalu kembali ke aktivitas makannya.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang