Satu-satunya tempat yang Rendra tuju sekarang adalah ke rumah tempat tinggal Mea dulu bersama neneknya. Setelah mencari Mea ke teman-teman cewek itu. Tak ada yang tahu keberadaan Mea. Untung Rendra masih ingat betul alamatnya walau ia jarang ke sana.
Disaat berlawanan arah Rendra tidak sengaja menikung tajam hingga membuatnya sontak terkejut begitu ada orang yang tiba-tiba saja muncul di depannya. Rendra oleng dan terjatuh dari motornya begitu juga orang itu yang menggunakan sepedanya.
"Mea?!" mata cowok itu terbuka lebar.
"Aduh! Kamu tuh goblok banget sih?!" ketus Mea memarahi Rendra yang membuatnya jantungan hampir saja motor Rendra melindasnya.
"Ini beneran Lo Mea?! Astaga maafin gue Mea, sumpah gue gak sengaja gak maksud ngecelakain Lo!!" ucap Rendra seraya bangkit dan lebih mengabaikan rasa sakitnya demi menolong Mea yang kini merutuki dirinya.
"Lain kali hati-hati Rendra!! Bisa-bisa nyawa siapa lagi yang akan terluka hah!" tegur Mea entah kenapa cewek itu masih marah dan belum bisa meredakannya mungkin karena terlalu shock.
"Mea gue hampir mati gara-gara nyariin Lo! Gue kangen banget sama lo!! Maafin gue ya, gue lebih memilih mati daripada gak ketemu sama Lo lagi,," kata Rendra lalu memeluk tubuh cewek itu. Mea meneguk ludahnya kasar. Jadi Rendra masih mengingatnya Mea kirain Rendra sama seperti saudaranya itu, tidak akan mempedulikan dirinya. Mea pun baru tersadar dengan ucapannya tadi yang mungkin sudah kasar pada Rendra. Sialan Mea benar-benar menyesalinnya namun Mea tidak bermaksud seperti itu.
"Rendra udah lepasin!" kata Mea dengan sesaknya. Rendra menatap sendu. Ada apa dengan Mea nya kali ini? Dia benar-benar terlihat berbeda dan berubah sejak tidak bertemu. Mea lebih ketus dan kasar bahkan cewek itu enggan untuk membalasnya.
"Gue salah ya? Sampai bikin Lo gak nyaman gitu?" kata Rendra.
"Gak! Ini bukan saatnya Rendra. Aku gak punya banyak waktu. Aku harus ketemu sama keluarga aku. Tapi gara-gara kamu aku jadi tertunda begini mau kesana." kesal Mea. Rendra melirik motornya yang rusak mungkin tidak akan bisa dihidupkan mesinnya setelah terhempas keras trotoar. Ia menghela napas panjangnya.
Mea pun mengambil kembali sepedanya yang terjatuh dibawah tadi lalu berniat hendak meninggalkan Rendra. Namun cowok itu lebih dulu mencegahnya. "Biar gue aja yang boncengin Lo Mea." ujar Rendra merebutnya.
"Ban sepeda aku kempes Rendra gak bisa muatan dua orang!!" jawab Mea kesal tingkat dewa.
"Perlu gue tiupin dulu nih biar berisi?" tawar Rendra yang semakin membuat Mea gemes dan gregetan ingin menggigitnya.
"Nggak usah! Ribet banget sih ngomong sama kamu!! Bukannya ngerti malah semakin ngeselin!!"
Mea sedikit protes lalu berdecak kesal setelah, ia tidak punya banyak waktu lagi untuk berdebat dengan Rendra jika cowok itu keras kepala padanya. Mau tidak mau akhirnya Mea mengiyakan saja, Rendra tersenyum senang menerimanya. Lalu bersiap mengantarkan Mea ke tempat tujuan cewek itu.
"Pegang Mea biar gak jatuh lagi." kata Rendra mengingatkan lebih dulu.
"Udah jalan aja! Jangan banyak maunya!!" sengit Mea.
"Iya-iya, galak banget sih Lo!!" sungut Rendra jadi ikutan jengkel.
"Cepatan dikit Rendra!! Lama banget sih kapan sampainya?!" desak Mea.
"Sabar Mea, ini juga baru mulai. Lu kira apaan dah sepeda butut mana bisa dijadiin pesawat alien." sewot Rendra. Mea mendengus lalu mencubit pinggang Rendra dengan sadis.
"Awh Mea, iya iya dah gue cepetin!!" kata Rendra sambil menahan sakit dari cubitan jadi Mea tadi padanya.
"Eh pelan-pelan Rendra! Itu gak ada remnya." pekik Mea histeris saat Rendra mulai mengayuhnya dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Novela JuvenilDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...