"Mah Mea mohon lepasin, sakit mah!" pinta gadis itu agar tarikan tangan ibunya pada rambutnya mengendur. Bukannya mengendur malah semakin keras menjambaknya hingga rambutnya yang rapi diikat tadi ikut mencuat keluar berantakan.
"Atau kamu harus carikan saya uang yang banyak! Gantiin dompet saya yang hilang itu!!" desisnya tajam.
"Mah tapi, Mea mau berangkat sekolah, udah terlambat." cicit gadis itu. Mea tidak tahu harus apa, ia tidak mengerti semarah itu ibunya karena kehilangan dompet. Padahal Mea juga tidak tahu apa-apa.
"Berani kamu menghindar dari saya?!" Tamparan keras Fresa pun mendarat mulus di pipi Mea, membuat kacamata Mea jatuh terlepas dari wajahnya. Dan sudut bibirnya sedikit pecah dengan darah kecil. Pedih dan nyeri. Ibunya sekejam ini padanya yang Mea sendiri tidak melakukan kesalahan itu.
"Gak ada sekolah sekolahan lagi! Kamu harus berhenti! Saya ngga mau lagi bayar uang spp kamu!!" sengit Fresa benar-benar berang saat mendengar Mea hendak pergi darinya dengan alasan itu. "Kamu harus bekerja sekarang juga cari uang yang banyak! Terserah kamu kerja apaan diluar sana! Gak ada lagi waktu buat sekolah selama dompet saya belum juga ditemukan, kamu gak akan bisa lanjutin masa depan kamu, ngerti!!" Lalu wanita itu mendorong kasar tubuh Mea hingga terjatuh di bawah sana.
"Maafin Mea mah. Mea janji bakalan temukan dompetnya!! Atau nyari uang yang banyak buat Mamah, tapi biarin Mea tetap sekolah Mah!" mohon gadis itu yang terduduk sambil mendongak ke atas menatap wajah ibunya yang masih memerah karena marah yang besar belum juga meredakan kepalanya dengan berpikir dingin.
"Kalau sampai tidak ketemu juga dan tidak bisa memberikan saya uang yang banyak hari ini... Tubuhmu akan saya jual malam ini!!!" ancam Fresa yang mampu membuat Mea memucat sempurna ditambah cengkraman kuat tangan Fresa pada dagu wajahnya, setelah wanita itu ikut berjongkok lebih dulu di depannya sebelum bersikap seperti itu pada Mea.
Lihat lah Fresa tidak mempunyai hati pada anaknya sendiri. Malah memaksa Mea untuk melakukan hal itu dalam satu hari?! Bagaimana bisa ia dalam satu waktu sekaligus untuk menemukan dompet yang hilang atau mencari uang yang banyak mungkin?
"Permisi...." mendengar suara itu dari arah luar pintu membuat Fresa bangkit berdiri sebelum menghembuskan napas kasarnya.
"Kamu diam disini!!" katanya pada Mea, lalu beranjak keluar untuk menemuinya.
Fresa menyerngit sebentar, seorang anak lelaki berseragam sekolah berdiri membelakangi, mungkin menunggu entah sejak kapan sampai ke sini, Fresa tidak tahu kalau Mea mempunyai seorang teman lelaki yang terlihat keren dari motor besar ninjanya.
Sekalipun Fresa tidak pernah tahu bahwa Mea juga mempunyai seorang kekasih mengendarai motor Vespa. Mea tidak pernah mengajak anak cowok bermain ke sini. Baru kali ini ia melihatnya.
"Siapa ya?" tanya Fresa pada anak lelaki itu. Mungkin dia mau menjemput Mea? Pikirnya.
Anak lelaki itu membalikkan badannya menghadap ke depan, mata Fresa melihatnya dari bawah sampai atas seperti menilai. Dan ia merasa tidak asing dengan wajah anak lelaki itu.
Eh? baru juga ketemu malam tadi Tante, masa udah lupa aja sama saya? batin cowok itu.
Bukannya tidak ingat, hanya saja Fresa tidak mengetahui siapa nama anak lelaki itu. Ia tersenyum tipis, samar-samar ia pernah melihat wajah tampan itu.
"Kenalin Tante saya temannya Mea, Rendra." ujar anak lelaki itu menyalami sebentar tangan Fresa.
"Saya Fresa, ibunya..." balasnya pada anak lelaki itu, tatapan Fresa tak bisa beralih dari wajah tampan anak muda itu. Membuatnya menyukai lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Teen FictionDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...