"Mea gue mau ngomong sama Lo! Plis jangan dimatiin dulu,," sela disebrang sana Rendra menahan Mea untuk tetap mendengarkan suaranya dari benda pipih kecil yang canggih itu.
"Ngapain lagi sih kamu gangguin aku?! Nggak ada yang penting dibicarakan!!" ketus Mea di dalam kamarnya. Ia gemes sekali ingin membanting handphone itu ketika tahu yang menelponnya adalah Rendra dan tidak sengaja kepencet mengangkat panggilan itu.
"Gue minta maaf, Lo salah paham soal UKS yang gue kunci itu." Jedanya sejenak. "Seriusan Mea gue gak ada maksud apa-apa. Gue cuma enggak mau ada orang lain yang ikutan gangguin Lo. Biar gue aja yang jagain Lo, percaya gue Mea. Gue janji gak ngulanginya lagi."
"Kamu nggak bisa dipercaya! Dan aku juga nggak suka kamu dekatin aku terus!!"
"Mea kamu lagi ngomong sama siapa sih?! Sini biar mamah yang bicara,," Mea melotot saat ponselnya direbut sudah berada ditangan ibunya dan menempelkan ponsel milik Mea di telinga wanita muda itu. Rupanya Fressa sedikit terganggu dengan suara Mea yang sedikit teriak teriak kasar saat berbicara dengan ponselnya tadi. Ia pun penasaran ada apa dengan gadis itu.
"Mah jangan! Itu bukan siapa-siapa kok." rengek Mea berusaha mengambil kembali ponselnya itu dari ibunya.
"Halo ini siapa?" tanya Fressa pada ponsel itu suaranya sedikit lebih ditekankan begitu berbicara dengan orang yang tidak ia ketahui siapa itu, tanpa mempedulikan Mea yang terus mengelas padanya.
"Halo Tante, ini Rendra. Calon masa depannya anak Tante." sapa Rendra dibalik sana ponselnya.
"Oh! Rendra! Apa kabar sayang? Udah lama nih gak main ke sini."
Mea meringis melihat tingkah ibunya yang melunak begitu saja setelah tahu yang menelponnya adalah Rendra.
"Mah! Balikin ponsel Mea!!"
Fressa menjauhkannya lebih dulu sebelum Mea mengambil kembali ponselnya. Sembari menutupi dengan telapak tangannya agar suara Mea dan dirinya tidak dapat di dengar oleh Rendra.
"Lebih baik sana kamu rapikan semua pakaian baju yang ada di dalam keranjang itu. Kerjakan pekerjaan rumah setelah itu baru belajar! Biar mamah yang menemani Rendra telponan." kata Fressa menyuruh gadis itu mengerjakan tugas rumahnya.
"Engh... Tapi Mea ada ulangan besok mah. Mea mau belajar dulu."
"Ngggak ada tapi-tapian sana cepat! Nanti malah numpuk lagi!" Mea menarik napasnya lebih dulu. Mau tidak mau iya harus terpaksa menurutinya. Akhirnya ia pergi keluar dari kamarnya sendiri sesuai keinginan perintah ibunya itu. Lalu Fressa tersenyum penuh kemenangan.
"Halo Rendra? Masih terhubung kan?" Fresssa mendekatkan lagi ponsel milik Mea. Wanita itu memanggil nama anak lelaki itu lagi.
"Iya Tante, Rendra masih dengar kok." jawab Rendra membuat Fressa tersenyum sangat senang. Ia kira panggilan tadi berakhir.
"Ohh syukurlah. Tante kira kamu matiin." Fressa berjalan sambil keluar dari kamar gadis itu dan memasuki kamarnya sendiri.
"Mm... Mea nya mana Tante?" tanya Rendra.
"Mea ya.. dia sibuk katanya. Jadi biarin Tante aja yang nemanin kamu ngobrol di sini. Kamu nggak keberatan kan?"
"Nggak kok Tante, Rendra malah senang bisa dengar suara merdu milik Tante. Hehe..." ujar anak lelaki itu sambil terkekeh.
"Ahh Rendra... Kamu bisa aja. Tante kan jadi malu." Fressa tersipu malu sambil terus tersenyum mendengarkan pengakuan dari lelaki tampan yang menyukai suaranya.
"Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan? Temanin Tante ya... Kamu mau kan ikut cuma sehari aja kok,," Fressa berharap-harap cemas bahwa Rendra tidak akan menolak ajakannya untuk membawa lelaki tampan itu menemani harinya pergi akan ke suatu tempat yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Teen FictionDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...