Berubah pikiran?!

511 47 10
                                    

Mea membersihkan kolam renang besar itu mungkin dalamnya juga cukup tinggi melebihi tubuh kecilnya yang mungkin akan lenyap tenggelam ke dalam dasar itu. Sedikit lagi Mea hampir selesai dengan tugasnya itu.

Tiba-tiba saja ada seseorang mendorongnya dari belakang dengan sengaja. Dan Mea sempat melihat bayangan orang itu berada di atas air.

Mea tercebur masuk ke dalam sana, demi apapun Mea tidak pernah belajar berenang jadi ia tidak bisa membuat dirinya selamat dari bahaya kecil itu meski bagi Mea itu besar membuat diri lemas ke dalam air besar itu.

"Rasain tuh!! Gara-gara kamu sih hampir aja Inem ketahuan." gerutu Inem lalu tertawa puas saat melihat Mea berusaha meminta tolong namun suaranya teredam air kolam renang.

Inem melakukan itu karena kesal gara-gara Mea kemarin mengatakan hal sebenarnya dan menunduh Inem lah pelakunya yang sengaja memasukkan testpack itu ke dalam tasnya, tanpa perlu bukti lagi Mea sudah tau siapa orangnya karena hanya Inem yang begitu licik padanya.

Fressa sempat menampar Mea beberapa kali karena sudah membuat nama keluarga Jovan tercoreng menanggung malu akibat dirinya yang dipermalukan di depan banyak orang. Sebelas dua belas lah sama Kevan, cowok itu senang sekali melihat Mea harus tersakiti sekian kalinya.

Kalau saja Inem tidak nekat menaruh benda testpack itu dalam tasnya semua tidak akan semakin rumit. Untungnya benda garis kecil itu adalah milik ibunya Mea. Mea sempat terkejut dan sekaligus merasa ikut senang saat ia mendapatkan kabar bahwa ibunya dinyatakan hamil. Namun senyum diwajah Mea pudar saat Fressa memakinya habis-habisan dan mengira Mea lancang mengobrak-abrik barang milik wanita itu. Padahal Mea sama sekali tidak pernah memasuki kamar ibunya sembarangan.

Dan hal itu membuat Mea berani mengambil kesimpulan bahwa hanya Inem lah yang ada di rumah ini sudah bertindak kurang ajar. Hingga Mea saking kesal dan begitu emosinya dirinya akhirnya Mea mengatakannya kalau itu adalah perbuatan Inem.

Fressa tidak begitu langsung percaya dengan ucapan Mea, malah Mea kena tampar lagi dari tangan ibunya. Jovan terrdiam sedikit menatap cukup lama ke arah Inem sebentar semberi memikirkan perkataan Mea. Disini hanya ada kedua orangtuanya dan Inem di rumah ini, sedangkan kedua saudara tirinya itu entah pergi kemana mereka belum pulang.

"Sudah Mea kamu gak usah nuduh orang sembarangan!!" 

"Mea gak bohong Mah!"

"Demi tuhan Nyonya saya gak berani melakukan hal itu, saya mohon maaf Nyonya jika saya memang pantas disalahkan atas tuduhan itu." Inem menundukkan wajahnya

"Fressa kamu beneran hamil? Kok kamu gak ngasih tau aku?" tanya Jovan.

"Aku mau bikin kejutan sama kamu Mas tapi udah keburu ada yang tau kan jadi gagal!!" desah Fressa.

"Gak papa sayang, yang penting aku sangat bahagia. Makasih ya udah berikan aku kado terbaik selama kita menikah." ucap Jovan mendekati wanita muda itu dan mengusap punggung Fressa "Kamu jangan marah lagi Fressa itu tidak baik untuk anak kita." ujar Jovan. Tak lama Axel dan Kevan baru datang.

"Heum, Iyah Pah maafin mamah..." Fressa memijat pelipisnya sebentar. "Yaudah Inem kamu silahkan lanjutkan tugasmu." kata Fressa, Inem pun pamit permisi undur diri dari hadapannya. Fressa sedikit keberatan jika harus memecat Inem yang bekerja sebagai pembantunya saat ini. Walau Fressa tidak tahu pasti seperti apa pembantu kampung gadis itu. Mea tentu saja tidak terima jika ibunya masih membiarkan Inem berkeliaran di rumah ini, demi apapun Mea kesal pada ibunya.

"Axel Kevan sebentar lagi kalian akan mempunyai adek baru." ucap Jovan memperjelas apa yang sempat mereka berdua dengar tadi terjadi keributan di dalamnya seperti yang mereka duga bahwa pasti Mea lah penyebabnya siapa lagi kalau bukan Mea yang berurusan dengan pihak sekolah, jadi tidak begitu terkejut saat tahu sebentar lagi dirumah Mea akan disemprot habis-habisan oleh ibunya.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang