Memberikan Perhatian lebih

1.2K 78 2
                                    

_____

Sedari tadi Mea melamunkan hal semalam, bahkan disaat jam pelajaran sedang berlangsung tak ada satupun yang bisa Mea tanggapin. Pelajarannya tidak dapat ia dengarkan dengan baik saat guru memberikan penjelasannya. Ia sedikit melamun. Sepertinya harapannya akan tidak akan berguna sama sekali.

Rendra menoleh ke arah Mea dengan meliriknya sebentar, ia merasa gadis itu seperti lebih diam dari biasanya walau memang Mea termasuk tipe pendiam, tapi kali ini saja rasanya ada yang berbeda. Pikiran Mea masih melayang jauh entah kemana.

Bahkan beberapa kali suara dari arah belakangnya memanggil gadis itu itu, namun tak kunjung mendapatkan responnya. Membuatnya berdecak kesal.

"Mea! Kepala lu pinggiran dikit Napa, gue gak bisa lihat." ujar Axel menarik sebelah rambut gadis itu yang dijerat dua bagian. Seketika membuat Mea memiringkan kepalanya terpaksa karena tarikan Axel tadi.

"A-awh!!" Mea tersentak mengaduh kesakitan saat merasa ada yang menarik rambutnya dari belakang. Spontan ia langsung teringat akan ibunya yang kadang sering melakukan hal itu lagi seperti hari sebelumnya ketika wanita itu sedang marah padanya. Ia kira bayangan ibunya tadi ada disini. Ternyata setelah tahu pelakunya cowok itu.

"Eh apaan sih lu Xel! Kasar banget sama Mea! Entar otak dia bermasalah gimana hah?" Rendra langsung menepiskan tangan Axel menjauh dari rambut Mea.
Dan menahannya sebentar... detik berikutnya ia melihat ada beberapa helai rambut yang tertinggal dijari-jari cowok itu. Ia langsung menatap nyalang pada Axel yang juga tidak menyangka bahwa ia terlalu kasar pada Mea tadi akan hal itu? Tapi Axel sebenarnya tidak bermaksud seperti itu dan lagi, Axel juga tidak kencang menariknya perasaan tadi ia hanya pelan saja, hal itu membuat Axel menyergit sejenak tentang gadis itu.

"Lo terlalu keras Xel! Ini juga buktinya apa?! Rambut Mea jadi rontok gara-gara lo!!" Sengit Rendra. "Awas aja lo sampai dia kenapa-kenapa, gue bakalan botakin rambut Lo juga sampai ke akar-akar!! Cukup hutan gundul yang ada dikepala lo aja gue punahin!!" ancam Rendra sadis lalu menghempaskan tangan Axel jauh-jauh dari gadis itu.

Axel mendelik tajam. "Nggak akan gue biarin Lo sentuh rambut gue sedikit ujung jari pun! Ingat itu baik-baik! Gue potong duluan tangan buntung Lo itu!!"

"Lo duluan yang memulai!!" Mereka berdua saling menghunuskan tatapan benci.

"Gue cuma pegang rambutnya doang elah nggak maksud kasar! syukur-syukur deh gak gue pegang anunya!" sinis Axel, membuang napasnya kasar.

"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue basmi lu dari muka planet ini!!" Rendra terlihat marah. Ia tidak suka gadis yang disukainya diperlakukan seperti itu tadi, apalagi jika Mea sampai sedikit saja kesakitan karena temannya itu ia akan mengajar habis-habisan tidak peduli siapa lawannya meski ia tahu tidak akan menang melawan ketuanya itu--Axel pemimpin geng mereka. Rendra hanya ingin Mea merasa aman terlindungi saat bersamanya, meski ia sendiri bisa membully gadis itu.

"Udah! Udah! Aku nggak papa kok. Ini salah aku." lerai Mea pada Rendra yang masih membara sedangkan Axel memasang tampang mengejeknya. "Kenapa sih kalian berdua yang malah ribut?!" ucap Mea menatapnya secara bergantian sebentar ke arah dua cowok itu. Rendra mulai tersulut ketika melihat wajah menyebalkan milik Axel yang terusan meledeknya tanpa henti, mungkin juga sejak keributan pagi tadi mereka belum juga mereda, dan sebentar lagi peperangan akan terwujud karena sempat tertahankan sebelumnya.

"Gara-gara lu! Coba aja jadi orang yang bener!" sindir Kevan ke arah gadis itu menilik sinis. "Cumanya bikin masalah doang,," lanjut Kevan mendesis tajam, membuat Rendra mengalihkan sebentar tatapannya ke arah temannya yang satu itu. Cowok itu tadi tiduran sebentar sekedar memejamkan mata, namun ada saja hal yang mengganggunya. Dan Kevan tahu penyebabnya adalah Mea yang sedang diributkan oleh kedua temannya itu, ia juga sempat dapat mendengarkannya.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang