"Apa tujuan lo ke rumah bokap gue heh?!" tanya Kevan sedikit kesal dengan kedatangan saudaranya itu. Walau mereka terlihat teman akrab di sekolah, tapi di rumah terlihat sedikit berbeda hubungan keduanya kurang baik. Axel dan Kevan semenjak perpisahan orang tuanya, hubungan saudara mereka renggang. Tapi mereka kembali disatukan lagi dengan sekolah sama yang tak sengaja mempertemukan dua orang itu.
"Mau mata-matain," jawab Axel membuat Kevan menatap lebih tajam.
"Disuruh Rendra Lo?!" sengit Kevan saat mengingat sahabat satunya ingin sekali melindungi Mea. Ia memicingkan curiga ke arah Axel.
"Kagak lah! Ngapain gue ngawasin si Mea. Ogah kali disuruh jagaan anak orang." Kevan sedikit tersenyum tipis mendengarnya. Baguslah Axel mungkin tidak akan menghalanginya melakukan apa saja.
"Terus Lo mau mata-matain siapa?" Kevan mengulangi pertanyaannya pada Axel. Cowok itu meletakkan nampan diatas meja kamarnya.
"Nyokap suruh gue buat lihatin istri barunya bokap kita. Jadi gue terpaksa dilempar nyokap ke sini buat mastiin apa aja yang dilakukan keluarga baru lo itu." jawab Axel mendengus kesal sendiri. Kevan memutar bola matanya dengan melirik malas.
"Gak usah repot-repot lo jadi mata-mata! Gue juga punya mata sendiri!" ketus Kevan. Sedangkan Axel mengendikkan kedua bahunya.
"Eh bentar,," Axel sedikit menjauh saat menerima panggilan telepon. Kevan memperhatikannya sebentar.
"Iya mah ini Axel udah di rumah ayah. Ini juga lagi di kamar Kevan kok." sahut Axel disebrang sana mendengar Avina menanyakan dirinya lalu ingin mengetahui bagaimana keadaan Kevan.
"......"
"Eh Kev, nyokap lo mau ngomong nih? Lo mau dengar gak?" Axel membalikkan tubuh menghadap ke arah Kevan. Ia juga menjauhkan sebentar ponselnya saat berbicara dengan Kevan. Axel tahu Kevan tidak akan menjawabnya dan memilih mengabaikannya. Maka dari itu akan bertanya lebih dulu kepada saudaranya itu sebelum Kevan menolaknya.
"Bilang aja gue gak ada." ucap Kevan. Axel meangguk singkat.
"Kevannya ada kok mah." Kevan langsung melotot tajam ke arah saudaranya itu. "Tapi, dia udah tidur...." lanjut Axel menyeringai lucu. Membuat Kevan sedikit bernafas lega sekaligus mendelik.
"Kevan baik-baik aja kok mah, nanti Axel sampaikan salam Mamah sama dia." panggilan pun berakhir Axel menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku celananya. Lalu menghampiri Kevan yang tiduran sempat menghempaskan tubuhnya sendiri di atas kasur sebentar. Jujur Kevan juga merindukan ibunya saat mendengar percakapan Axel dengan Avina di ponsel tadi.
"Kalau Lo rindu sama nyokap sesekali main kerumah lah. Udah dari dulu ditungguin kabar Lo sama Mamah gimana. Lo nya aja yang suka ngumpet." Axel sudah duduk ditepian ranjang saudaranya itu.
"Udah deh Lo gak usah bacot! Gue lagi malas dengarnya." sahut Kevan dengan lengannya yang menutupi separuh atas wajahnya. Cowok itu sedang tiduran.
"Eh bangun Lo! Makan dulu!" Axel menarik Kevan untuk duduk kembali.
"Apaan sih lu ganggu orang mau mati aja!" kesal Kevan. Ia terpaksa mendudukkan tubuhnya.
"Dih sok mau mati segala! Hutang aja masih belum bayar! Bukannya di alam kubur malah masuk neraka duluan lu yang ada!" Axel berdecih sembari mengambilkan nampan makanan untuk Kevan. "makan dulu nih biar lu kenyang! gak usah makan lagi pas dah mati!"
"Ogah gue makan dari buatan tangan mama kedua bini bokap!" ketus Kevan.
"Makan aja lah njinc! Gue capek nih lu banyak bertingkah!!" Axel mulai terpacing emosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/164850598-288-k56593.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Novela JuvenilDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...