Apa gantinya?!

788 55 12
                                    

Happy Reading!! Maaf kalo ketemu typo's!! Tak nanti Revisi ulang

"Kali ini gue yang minta mau Lo, main sama gue!!" ucap Rendra memaksa cewek itu, Mea mengerut keningnya dalam sebentar.

"Jangan paksain aku Rendra! Aku mau istirahat dulu udah cukup!!" Mea mencoba melepaskan cengkraman Rendra yang menyakiti kulit tangannya yang sedari tadi belum dilepaskan oleh cowok itu sendiri.

"Gue gak peduli Lo mau nolak berapa kali pun, pokoknya Lo harus tetap mau!!"

"Ih Rendra!!" cengkraman Rendra semakin menguat, cowok itu tersenyum sedikit sinis menikmati ekspresi kesakitan wajah dari cewek itu.

Tanpa mau memperdulikannya, Rendra kembali membawanya ke tempat yang cukup ramai, ia paksa Mea ikut bersama untuk menaikinya, wahana bianglala yang sangat tinggi. Padahal Mea enggan sama sekali, tapi mau bagaimana lagi Rendra menginginkannya sekarang.

Jujur Mea juga belum sempat pernah naik sekalipun sejak kecil maupun yang sekarang kini, Mea yang terusan diseret kasar oleh Rendra bukan membuat tangannya saja sakit tapi juga membuat pergelangan di salah satu kakinya ikut terkilir saat berjalan Rendra menggeretnya.

"Awh! sakit kaki aku Ren!" Mea mengaduh dan menghentikan langkahnya.

"Eh serius Mea?" tanya Rendra tiba-tiba menguap begitu saja marahnya tadi ,kini tergantikan dengan rasa khawatir akan pada cewek itu.

"Bercanda!! Udah tau, masih pakai nanya lagi!!" ketus Mea langsung mencubit keras lengan Rendra, cukup membuat Rendra kesakitan akibat cubitan keras kepiting dari Mea tadi membalasnya.

"Lo sih jalannya gak hati-hati," dengus Rendra.

"Kamu tuh yang salah! Ydah nyakitin aku, bikin tambah kena sial!" Mea melotot tajam.

"Iya iya deh maaf, coba aja Lo nurut gak bakalan gue paksa Lo nya!" Rendra merasa bersalah karena terlalu sedikit emosi hingga membuat Mea kesulitan dibuatnya walau begitu tetap saja nada bicara Rendra sedikit nyolot.

"Udah, gak usah main, aku gak mau!" Mea menggeleng kepalanya.

"Harus main! Masa kita sampai ke tempat sini, Lo malah asik sama yang lain sih? Gak adil lah! Jalan sama gue harus sama gue juga!!" tekan Rendra keras kepala. Mea mendadak pusing dengan sikap Rendra yang terlihat kekanakan seperti ini, minta ditemani oleh ibunya saat bermain.

"Tapi Rendra, aku tuh gak bisa jalan--?! Eh Rendra kamu mau ngapain sih hah?! Turunin gak? Aku gak mau Rendra ihh Rendra malu tau!!!" Kaget Mea saat Rendra malah menggendongnya di atas pundak lebar lelaki itu sendiri. Mea memukul punggung Rendra agar dia cepat diturunkan dari atas tubuh profesionalnya.

Rendra tetap mengabaikan protesan Mea dan terus melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tadi menuju ke tempat yang dia inginkan bersama cewek itu.

"Lo diam dan duduk disitu! Nurut kali ini jangan sampai gue paksa lagi atau gak, gue kuburin Lo pakai selimut!!" kata Rendra setengah mengancam sambil menatap Mea dengan tajam setelah mendudukan cewek itu berisik beberapa saat lalu dibangku dalam sana, bianglala yang sempat membuat Mea terkesima sebentar melihatnya dan hal itu tak lepas dari pandangan mata Rendra yang mengetahuinya bahwa Mea juga tertarik untuk menaikinya juga, walau Mea sendiri tidak menyadarinya.

Setelah itu Rendra mengambil tempat duduk disamping Mea sendiri, Mea tak mampu lagi berkata-kata ketika bianglala sudah bergerak naik cukup tinggi ke atas. Mea mulai sedikit gugup sambil berpegangan pada sesuatu yang bisa dia pegang agar meredakan rasa takutnya.

"Rendra aku takut kita jatuh!" ucap Mea saat melihat ke arah bawah sebentar betapa tingginya jarak dari bawah sana ke atas.

"Justru gue sangat berharap Lo yang akan jatuh cinta juga sama gue dan akhirnya membalas perasaan gue bukan mempermainkan hati gue sesuka lo!!" ujar Rendra mencibir, terdengar dalam nada bicara masih tersisa rasa jengkel karena mengingat Mea bersama cowok lain.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang