Tersaingi oleh jodohnya

670 68 13
                                    

Happy Reading!! Sorry kalau ketemu typo's!!

Dari arah belakang dapur dimana terdengar suara teriakan yang cukup histeris disana. Suara seseorang yang meminta pertolongannya tatkala itu. Axel yang mendengarnya langsung saja menghampirinya karena penasaran. Dan ikut terkejut saat tiba-tiba saja Mea langsung berhambur kedalam pelukan cowok gondrong itu refleks Axel mengangkat tubuh cewek itu ketika Mea menerjang ke arahnya.

"Ih Axel! Tolongin aku! Kok ada tikusnya disini?!"

"Eh?! Mea itu tikus punya---" Axel langsung menghentikan ucapannya saat Mea menatapnya serius dan khawatir. "Dia gak gigit kok." lanjut Axel sambil menenangkan cewek itu.

"Gak gigit gimana Axel?! Baju aku aja dia makan tadi!! Sampe bolong gini Ihh!" Mea merinding hebat lalu menyembunyikan wajahnya didada Axel. Daster panjang Mea jadi sampai robek berlubang begitu karena gigi tikus itu sempat menariknya atau mungkin kain bajunya tersangkut ketika Mea hendak berlari menghindar dari hewan kecil menggelikan itu.

"Ada apaan--?!Jing Ngapain Lo Xel sama Mea?!" kaget Kevan saat melihat mereka saling menempelkan tubuhnya. Kevan menatap penuh tajam ke arah Axel namun sebisa mungkin jangan sampai lepas kontrol atau itu akan mengenai Mea nantinya.

Lalu matanya seakan paham saat mengerti situasi yang cukup heboh ini. Axel malah menyengir kesenangan ketika Mea tidak mau melepaskan pelukannya dan semakin membuat Axel mulai bergerak gelisah dibawah sana. Sedang Kevan yang sangat kesal dan jengkel dengan wajah Axel yang mendapat menang banyak.

"Mea itu tikusnya Axel! Lo gak usah percaya sama dia. Dia sengaja nakutin Lo." ujar Kevan berdecih.

Mea membuka lebar matanya. Lalu menatap kembali kearah Axel dengan tatapan tak percaya sebentar, cowok gondrong itu sedikit gelagapan saat ingin menjelaskannya pada cewek itu. Lalu Mea langsung berpindah ke arah Kevan dan kini juga memeluk leher cowok dingin. Kevan pun mulai menyeringai seolah mengejek Axel.

"Kev sembarangan aja Lo kalo nuduh!!" kesal Axel mendelik tajam. "Eh eh Mea, itu tikusnya ada dikaki Lo, sini sama gue aja. Dia mau nyium Kevan dulu,," ucap Axel sambil mengejek Kevan

Mea pun menghentak-hentak kakinya geli dan takut dan semakin histeris hebat hingga pelukannya terlepas pada Kevan, tak setelah itu Mea pun jatuh pingsan yang untungnya ditahan sigap oleh lengan Axel yang menangkap punggung mungil cewek itu dibelakangnya.

"Ada apa sih kalian malam-malam ribut mulu gak malu apa didengar setan?!" tegur Jovan saat dia sudah sampai di depan mereka dan ikut bergabung disana juga.

"Tau tuh Axel dia mau jadi hantu buat nakutin Mea pakai jasa piaraannya." cibir Kevan pelan.

"Gak gitu Pih," Jovan pun terperanjat kaget saat melihat tikus putih itu lewat didekat kakinya. Lalu menatap sedikit lebih tajam pada anaknya itu. Axel meneguk sedikit ludahnya.

"Udah Axel jangan nyari masalah kamu! Kerjaannya bikin ribut mulu!!"

"Sini Mea nya biar Papah aja yang gendong dia ke kamar, kalian gak usah pada berantem lagi!!" peringatan Jovan, acara ritual malamnya dengan Fressa jadi terganggu saat mendengar suara kegaduhan yang nyaring menyita perhatiannya. Tapi ini terdengar lebih keras dari biasanya pasti, takut-takut kalau Axel dan Kevan saling melukai jika mereka berdua dibiarkan lebih lama, saat tahu setelah mendatanginya ternyata ada Mea juga disana apalagi wajah gadis itu memucat dan pingsan, yang pasti ini karena ulah kedua anak lelakinya itu yang tidak habis-habisnya membuat kekacauan dirumah ini bahkan lebih parah tengah malam dimana para setan lebih bersemangat mengadu keturuan kaum adam.

Jovan pun mengambil alih tubuh Mea dari tangan Axel maupun Kevan saat mereka masih sempat-sempatnya berdebat ingin membawa cewek itu ke atas kamarnya. Namun kali ini Jovan tidak mau semakin lama menunggu mereka sampai selesai siapa yang berhak mengendong Mea ke atas sana saat keduanya tidak ada yang mau mengalah, akhirnya Jovan yang menengahi mereka tanpa mempedulikan raut wajah anak-anaknya yang saat itu sedang cemburu ketika tidak bisa mendapatkan Mea dari ayahnya itu.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang