Belah dada!!

914 54 10
                                    

Plak!

Rendra yang baru saja menyesap minuman jus jeruknya yang hambar itu, tiba-tiba menyemburkan isi muntahannya secara cuma-cuma tanpa sama sekali berniat seperti itu ke arah muka Anugraha, lantas membuat teman cowok itu dirundung marahnya seketika begitu kaget dan kesal disaat bersamaan.

"Bajingan! Sejak kapan tuh mulut lo bisa ngecrot di muka gue hah?! Amjenk emang liur Lo bau amis!!" delik Anu tajam pada Rendra dengan tatapan murka sambil mengusap gusar wajahnya dengan tatapan sinis dan jijik mengendusnya, sedang Rendra sempat ternganga ikut kaget sebentar.

Mendengar Anu menyemprot balik Rendra padanya. Membuat Axello, cowok berambut gumpal itu sebelumnya sempat merebut ikat karet milik Mea di dalam kelasnya hingga Mea harus menguraikan rambutnya padahal Mea gerah sekali, tapi Axel suka melihat rambut Mea lurus tergerai indah, itupun dengan paksaan Axel mengambilnya tanpa peduli protesan Mea, untunf tidak saling jambakan. Axel juga memakai kacamata hitamnya yang bertengger di atas kepalanya sebagai bando, dia berdiri dari tempatnya itu juga, ikut menahannya tawanya yang nyaring begitu terpingkal-pingkal saking kerasnya Axel melihat adegan hal menggelikan barusan itu tadi, di antara Rendra dan Anugraha, teman semasa satu kelas dulu sekarang beda kelas.

"Yang dibawah gak ada manjain sih, jadinya malah aneh tuh bawaan anu-nya,," sahut Eboy bersiul nakal sebentar yang sama ikutan tergelaknya bersama teman-teman yang lain. Menoleh ke arah Rendra dengan gerakan alis naik turun. Anugraha menatap sengit pada Eboy yang sengaja menyebutkan namanya dengan plesetan memalukan. Ini semua berawal dari Rendra yang sering memanggilnya dengan sebutan Anu yang bermacam makna terselip ambigu. Padahal lebih bagus Nugra atau Nuga. Anugraha tidak terima dengan hal itu, ia tiap kali mendengarnya akan acuh tak acuh atau akan merenggut kesal.

"Diem Lo pada jing!!" umpat Rendra menatap satu persatu temannya yang semua ada disini dengan sedikit tajam, mereka terlalu berisik lalu sambil menoleh pada Mea kemudian.

"Apa-apaan sih Mea? Kok lo nampar gue?! Sengaja mau mancing perang, dikamar adik gue hmh?!" tanya Rendra, walau dia tidak mengerti apa akan kessalahannya, masih sempat bisa-bisanya berkata seperti itu seolah sengaja ingin menggoda cewek itu sebentar, meski nada Rendra agaknya menahan kesal dipermalukan depan semua temannya.

"Kamu pantes nerimanya!" ucap Mea keras sambil menatap cowok sangar itu dengan begitu tajam dan tidak takut sekalipun.

"Hah?!.... Kita bisa nyelesainnya di tempat yang tertutup Mea. Bukan di tempat umum begini." lagi Rendra sengaja mengatakannya dengan tenang, bercanda seperti itu.  Anugraha bersungut-sungut sambil mengelap wajah kotornya yang basah tadi agak kasar dengan baju milik dari Rendra.

"Apaan sih Lo?! geli anjirr!!" Rendra mencoba menjauhkan muka Anu dari baju seragamnya yang dia pakai.

"Lo sendiri nih yang bikin muka gue jadi basah, tanggung jawab lo asw!!" paksa Anugraha. Rendra pun langsung menjitak kepala temannya. Anu mendengus kesal lalu menjauhkan dirinya sendiri dari cowok itu.

"Kamu kan yang udah nyakitin Dewo?!" tanya Mea lagi dengan sarkas, mengembalikan perhatian cowok itu lagi padanya setelah sibuk bertengkar sebentar dengan temannya tadi. Rendra mengerutkan keningnya dalam semakin tidak mengerti dengan maksud Mea.

"Hah? Kapan gue yang memulainya duluan? Perasaan gue gak ngapa-ngapain dah! Dan gue gak akan nyakitin orang yang Lo sayang udah gitu aja.." jawab Rendra kemudian, sempat bingung menjelaskan agar Mea mendengarnya.

"Dewa babak belur gara-gara kamu tau!Dasar tukang berantem! Punya otot doang yang besar! Tapi gak punya hati sama sekali! Kamu bisanya cuma jadi anak kecil yang masih manja dibawah kaki orang tua!!" Cibir Mea penuh emosi. Rendra tercengang sesaat.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang