Gue mau minta lo?!

889 66 13
                                    


Happy Reading!! Sorry kalau ketemu typo's

Saking kesalnya Rendra langsung menginjak keras kaki Axel dan menggetik jari Kevan dengan sentilan kuat setelah menarik tangannya begitu beraksi. Lalu segera Rendra berlari cepat meninggalkan kedua temannya itu yang sedang menyumpah serapah dengan mengumpatinya kata kata kasar.

"Awas Lo anjing gue balas!!" desis Axel menahan sakit gara-gara Rendra, begitu juga Kevan yang tidak terima.

"Damn shit! Tuh anak mau taruhan sama nyawa nya tunggu aja gue habisin, cih!!" maki Kevan sambil mengibaskan tangannya sedikit perih. Sedangkan Rendra ngacir dan menyengir puas melihat kedua temannya dibikin kesal.

"Ih! Rendra kamu habis ngapain sampai buat mereka jadi marah? Duh nanti aku juga yang kena tau!" omel Mea saat Rendra sudah berdiri di depannya.

"Udah gak usah dipikirin, mereka emang gak bener! Jadi wajar gue bikin kesal biar gak kebiasaan!" jawab Rendra sambil menaiki motornya diikuti oleh Mea yang juga sudah duduk dibelakang.

"Tapi kan Ren..."

"Kita langsung jalan aja," balas Rendra cepat dan menjalankan motornya meninggalkan halaman rumah besar mewah tersebut dimana Axel dan Kevan meringis menahan sakit mereka gara gara ulah Rendra tadi.

****

Sepanjang perjalanan Rendra mengajak Mea berkeliling ke suatu tempat ke tempat lainnya. Mea hanya menurut saja mengikuti ke mana Rendra membawanya, lagian dia juga merasa bosan terlalu lama berada di dalam rumah selalu disuruh ini itu tanpa menikmati waktu luangnya yang sedikit saja dia rasakan, karena tugas rumah yang cukup banyak belum lagi kegaduhan Axel dan Kevan yang selalu merepotkan dirinya jika mereka berdua ribut atau ingin bermanja ria.

Hingga tak terasa hari mulai semakin  sore dan menjelang malam. Mea memainkan ponselnya di belakang Rendra. Sedikit lebih banyak berbasa-basi dengan Mea, Rendra hanya mendapatkan respon yang singkat saja dari cewek itu.

"Mea Lo dengar gak sih gue lagi ngomongin apaan?"

"Hah? Apa? Iya-iya dengar kok, udah kamu jalan aja yang benar jangan banyak ngomong." sahut Mea sempat tersentak sedikit saat Rendra bertanya agak keras agar dirinya dapat mendengarnya.

"Jadi gimana nih? Mau tetap lanjut atau pulang?"

"Lanjut!" jawab Mea terlihat bersemangat. Rendra sedikit heran sebentar memperhatikannya dari kaca spion motornya ke arah belakang wajah Mea.

"Lo yakin? Gak capek kan? Gue gak mau Lo jadi sakit gara-gara gue." Rendra sedikit merasa ragu dan entah mengapa hatinya sedikit merasa sesuatu yang tidak menyenangkan nantinya.

"Udah, kamu gak perlu khawatir. Aku baik baik aja kok." Rendra pun meangguk. "Ehmm... Kita mampir ke pasar malam ya, tempat terakhir yang pengin aku kunjungi." kata Mea.

"Boleh, kita kesana." sahut Rendra dengan tersenyum menoleh ke arah Mea.

_______

"Mea Lo mau kita ngapain ke sini?" tanya Rendra setelah mereka sampai disini beberapa saat yang lalu, yamg hanya Mea lakukan hanya terlihat seperti menunggu seseorang membuat salah satu alis tebal Rendra sedikit terangkat dibuatnya.

"Udah kamu diem aja gak usah ngurusin aku!"

"Loh Mea kok Lo jadi marah gitu sih? Emang gue salah nanya doang?" kaget Rendra sedikit heran memperhatikan wajah Mea yang rada judes padanya seperti dulu sebelum-sebelumnya.

"Gak!"

Rendra membuang napas pendeknya. Heran kenapa sikap Mea mudah berubah-ubah tanpa ia harapkan. Ia mencoba menenangkan Mea saat ingin memegangi tangan cewek itu tapi ditepis cepat oleh Mea yang lebih dulu.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang