Jagain Jodoh orang

598 61 7
                                    

Happy Reading!! Sorry kalau ketemu typo's!!

Axel kira Ale serius dengan perkataannya itu. Ternyata bukan dia toh yang minta dijodohin tapi si Rendra bucin itu yang meminta pada pada ayahnya Rayen. Jovan bekerjasama dalam perusahaan besar yang tentu saja kedua orang itu cukup dekat dalam hal berbisnis saling membutuhkan dan menguntungkan.

Jovan hanya menerimanya saja ia juga tidak bermaksud memaksa kehendak Mea, tapi itu harus, karena Jovan mulai menyadari keanehan kedua putranya itu pada Mea disaat mereka bersikeras kepala meributkan hal yang tidak jelas termasuk salah satunya anak gadisnya itu yang menjadi pemicu diantara keduanya.

Axel lebih sering mendekati Mea, bahkan sampai ikut membantu gadis itu mengerjakan tugasnya. Sedangkan Kevan ketika dia menginginkan sesuatu yang tak masuk selalu saja Axel yang maju ke depan menggantikan cewek itu, eits bukannya Axel menuruti malah Axel yang menyuruh balik cowok dingin itu. Tentu saja Kevan kesal terpancing emosinya karena sikap menyebalkan Axel terlalu menyusahkan bukannya minta tolong malah direpotkan.

Sering juga mereka tidak mau satu mobil tapi harus ada Mea yang mau ikut bersamanya pada salah satu dari mereka. Mea pun kadang bingung memilih siapa diantara kedua lelaki itu. Haruskah Axel atau Kevan Mea tidak mau membuat salah satu dari mereka merasa tidak adil tapi ia lebih takut kalau Kevan akan mengancamnya lagi jika Mea menolaknya tapi apa bedanya dengan Axel yang juga tidak akan pernah berhenti terus mendekatinya tanpa tahu waktu.

Jovan pusing mendengarnya hampir setiap hari benda-benda berjatuh ketika Axel dan Kevan sering melemparkan itu sebagai alat senjata mereka. Melihat rumahnya hancur berantakan membuat Jovan jadi darah tinggi merenovasi ulang dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jovan tidak masalah hanya saja ia tidak suka keributan terjadi menjadi santapan mentahnya. Apalagi saat tahu bahwa alasannya adalah Mea.

Jovan sampai geleng-geleng kepala bingung memikirkan caranya untuk membuat kedua anak lelakinya itu agar bisa berdamai dengan tenang, tapi tetap saja terasa sulit mengendalikannya jika mereka masih tersulut emosi masing-masing. Jadi Jovan memutuskan hal yang benar dan tepat bahwa satu-satunya cara menjauhkan Mea dari mereka sebelum tingkah sikap berlebihan Axel dan Kevan semakin tidak wajar jika terus dibiarkan berada didekat anak gadisnya itu.

Sedangkan disisi lain, Rendra sangat kesal setiap kali melihat Axel seperti anak ayam yang baru lahir tak mau lepas dari induknya. Ditambah Kevan juga ikutan bersikap menyebalkan begitu setiap kali Axel memulainya maka cowok dingin itu akan membalasnya sampai-sampai Rendra kena yang imbasnya.

"Mea ayo pulang bareng gue. Harinya udah mau hujan lebat Mea." ujar Rendra mendekati Mea yang saat itu sedang bersama dengan Dewa kekasih dipinggir jalan sambil mendorong motor Vespanya mogok.

Mea memasang wajah juteknya saat melihat cowok sangar itu seperti biasanya lalu mendengus sedikit kesal. Baru saja ia bisa lolos dari kedua saudara lelaki tirinya itu kini Rendra lagi yang ingin mengusiknya. Kapan Mea bisa menghabiskan waktu berduaanya dengan Dewa setelah sekian lama ia tidak bersama kekasihnya itu sejak ada masalah keluarganya yang bermunculan hampir setiap kali datang menghampirinya saat itu. Mea hanya ingin mencari aman agar Dewa tidak perlu terganggu memikirkan dirinya cukup cowoknya itu fokus belajar mengejar masa depannya saja.

"Gak usah ah, aku mau pulang bareng sama Dewa. Kamu pergi aja sendiri." sahut Mea cuek. Walau ia memperhatikan sekitarnya cuaca lebih mendung gelapnya dan gerimis mulai berjatuhan diatas muka bumi tapi Mea tidak peduli akan hal itu. Rendra menatap khawatir pada Mea.

"Eh Lo cowoknya gak usah larang Mea buat ikutan sakit sama Lo. Udah cuaca buruk gini Lo biarin Mea basah hujan-hujan gak mikir Lo kalo dikenapa-kenapa gimana? Mau tanggung jawab lo biaya sehat mahal. Bayar SPP aja Lo gak sanggup!!" ucap Rendra menjatuhkan harga diri Dewa sebagai kekasihnya Mea.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang