Romantisan didepan kekasih?!

1K 68 9
                                    

"Mea aku ada bekal buat kamu... Aku pikir mungkin kamu belum memakan apapun,," ujar Dewa yang berdiri di depan meja bangku gadis itu. Ia memberikan bekal miliknya pada Mea. Tanpa memperdulikan Rendra yang kini menatap tajam pada lelaki genius kekasihnya dari Mea.

Kemana saja kamu Dewa? Kenapa hanya baru sekarang perhatianmu datang padaku? batin Mea menatap sebentar kekasihnya itu. Ia tentu saja sedih dan mencoba mengerti bahwa Dewa sedang sibuk belajar memperjuangkan program biesiswanya untuk melanjutkan pendidikan terbaik lebih tinggi yang sesuai diinginkan lelaki itu.

Dewa selama ini diam untuk tidak ingin terganggu sebentar dengan memikirkan hal lain selain fokus pada kegiatan belajar itu sebentar. Ia tentu saja memperhatikan Mea dari jauh belakang tempat duduknya. Ia juga merasa cemburu dan tidak menyukai siapapun yang menggangu gadisnya itu. Tapi ia harus mengesampingkan rasa itu sebentar, hingga kini ketika ia sudah selesai. Ia baru bisa mendekati Mea lagi. Jangan kalian pikir ia takut pada the geng temannya Axel. Ia tidak akan gentar jika berurusan dengan mereka untuk Mea kekasihnya itu sendiri.

Begitu ia mengetahui kalau Mea sedikit terlihat berbeda, seperti kantung mata gadis itu melingkar. Wajah yang sedikit pucat dan tubuh yang mulai kurusan. Sepertinya ia harus melakukan sesuatu agar juga bisa mengembalikan senyum riang itu lagi pada wajah layu Mea.

Ada apa dengan Mea? Apa ada masalah yang sedang terjadi padanya? tanya Dewa dalam hatinya menatap dalam Mea dan ada rasa bersalah saat tak menyempatkan waktu luangnya untuk gadis itu.

Mea sudah beberapa hari ini sering sedikit melamunkan hal lain, seperti dalam hitungan hari ibunya menikah dengan om Jovan dan akan bersaudara dengan Kevan lelaki jahat yang menggangu dirinya dan pikirannya.

Dari arah belakangnya Kevan tersenyum miring tanpa Mea melihatnya sekalipun. Ia tahu cowok itu seperti menantikan dirinya. Mea harap ia masih sanggup menjalani hidupnya dengan tenang sebelum terjadi hal yang tidak memungkinkan.

"Mea kamu kamu dengar aku kan? Kamu mau nggak bekal makanan yang aku bawa dari rumah? Ibuku sengaja menyiapkannya untukku tapi aku masih kenyang. Jadi aku ingin kamu saja yang memakannya." Dewa mengulangi perkataannya yang belum mendapat respon dari Mea, ia ingin memastikan apa gadis itu mendengarnya tadi. Mea mengerjapkan matanya lalu tersenyum kecil. " Jika kamu mau... kita juga bisa memakannya bersama, hanya berbagi berdua." sambil melirik sekilas ke arah Rendra bermaksud menyinggung cowok di sebelah samping Mea kekasihnya itu.

"Iya Dewa, aku mau kok bekalnya dari ibumu..." Mea semringah menerimanya dari Dewa dan menampilkan senyum manisnya di depan kekasihnya itu. Ia tidak lagi bersedih setidaknya sekarang Dewa mempedulikan dirinya kini. Terlebih rasa rindu besar Mea pada lelaki itu yang membuatnya tidak mampu merasakan kekesalannya yang selama ini diabaikan oleh Dewa ketika ia membutuhkannya.

"Dia gak perlu bekal makanan dari Lo! Sana Lo pergi!" Mea lebih dulu melindungi kotak makanan itu dari Rendra ketika mencoba merampasnya. Dewa menatap tidak suka pada Rendra tanpa merasa takut sedikitpun. Ia hanya pedulikan Mea saja bukan yang lainnya.

"Ayo Mea kita lebih baik kita pergi dari sini cari tempat lain biar kamu bisa makan dengan tenang." ajak Dewa pada gadis yang meanggukkan kepalanya. Dan mengabaikan Rendra yang terlihat garang di depannya.

"Lo yang pergi! Biar Mea tetap di sini sama gue!!" sengit Rendra mencegah Mea untuk tidak jadi beranjak dari tempat duduknya ketika Dewa ingin membawa gadis itu menjauhkan darinya.

"Apa urusannya sama Lo?! Dia itu pacar gue! Lo gak berhak ngatur Mea!!" tekan Dewa mulai habis kesabarannya. Mea meneguk ludahnya saat ini pertama kalinya melihat kekasihnya marah seperti itu.

Lalu Mea melihat ke arah Rendra yang menggeram mengepalkan tangannya bersiap melepaskan kendali untuk meninju ke arah Dewa. Namun Mea lebih dulu menahan emosi Rendra sebelum meledak. Ia memegang tangan cowok itu untuk menyimpan kepalannya agar tidak terlepas menyakiti siapapun.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang