Bertengkar dengan Dewa

1K 60 11
                                    

Axel dan teman-temannya baru memasuki kelas mereka setelah dari kantin sebentar. Ia melihat Rendra masih duduk di depan kelas bersama gadis itu sebangku itu. Ia memberikan tatapan mengejek.

"Kasihan banget sih jadi budak pacarnya orang." Axel mencibir sinis.
"maluin aja, perhatian dikit biar dikasih hati pinjaman, eh malah dapat tai beneran! Jangan harap lo Ren! Gak guna!"

Mea hampir muntah mendengar ucapan Axel, untungnya ia sudah menghabiskan kotak bekal makanan itu. Rendra melotot tajam pada temannya yang tidak tahu tempat dan kondisi membicarakan hal yang terdengar sedikit menjijikan ditelinga Mea saat gadis itu masih mengunyah.

"Mulut lo rempong banget kek gak ada giginya! Lain kali gak usah ngomong ntar ompong lo kelihatan njing!" balas Rendra.

Savero pun langsung menyentil telinga Axel. "Dengarin tuh si monyet ngomong." ia melakukannya karena Axel tadi berbicara seperti itu disaat ia melihat gadis itu makan sambil menahan mulutnya sendiri. Rendra sedikit mendelik ke arah Savero juga yang menyamakan dirinya seperti sebutan itu.

Axel mengumpat sambil mengusap daun telinga yang sedikit memerah.

Mea sudah selesai dengan makanannya dan beranjak hendak keluar kelas karena pusing ditambah melihat tingkah Axel dan teman-temannya itu yang sedikit meributkan tentang dirinya.

Sebelum keluar saat melangkah ia tidak sengaja menabrak pelan Kevan yang ada dibelakang Axel dan Savero. Mea menelan ludah takut. "Ma-maaf..." ucap Mea terbata. Kevan menatap sinis.

"Mata Lo emang lagi bermasalah ya selain hidup lo yang sebentar lagi...." ujar cowok itu setengah berbisik. Mea menunduk lalu memilih lebih cepat mengabaikan ucapan Kevan tanpa ingin mendengarkannya lagi.

Mea menarik napasnya dalam. Ia benar-benar gugup dengan Kevan. Mea akan berurusan dengan lelaki itu. Plis Tuhan! Jangan buat aku takut! Aku harus kuat menghadapinya. Mea berusaha menenangkan dirinya. Di luar kelasnya. Dan tiba-tiba Rendra menyusulnya berdiri disini.

"Karena Lo udah habis selesai makan, sekarang kotaknya udah jadi bungkusan bekas, jadi gue buang di sampah aja pada tempatnya lebih baik, daripada harus dibalikin lagi ke sama orangnya. Dia juga gak butuh wadah itu." kata Rendra sambil memperhatikan sebentar kotak itu dari ditangannya lalu membuangnya tepat pada tong sampah yang menganga di bawah kakinya hingga berakhir jatuh didalam sana.

"Kamu itu apa-apa sih!? Itu bekal dari pacar aku! Kamu benar-benar keterlaluan!!" Sengit Mea menggeram kesal sambil menatap tajam lelaki itu sesaat. Ia pun langsung mengambil kotak bekal itu kembali yang ada di dalam sana sempat dibuang oleh Rendra.

"Mea, itu udah kotor! Lo gimana sih, biarin aja disana." Rendra membuka lebar matanya lalu ia ingin merebut kotak bekal dari milik Dewa kekasihnya Mea dari tangan gadis itu. Ia menatap tidak suka, segitunya Mea menyayangi dengan memeluk bekal itu tadi padahal sudah berada di ditempat sampah.

"Aku nggak perduli kotor atau nggak, bekal ini dari kekasihnyaku! Kamu gak berhak melarang aku. Dan aku ingatkan aku nggak akan pernah suka sama kamu! Ingat itu!" desis Mea tajam, kemudian meninggalkan Rendra yang bergeming di tempatnya berdiri. Mea berlalu cepat segera menuju tempat toilet untuk membersihkan bekal itu. Ia benci kelakuan Rendra tadi.

*****

"Dewa!!" panggil Mea saat kekasih itu belum juga menggubrisnya. Mea berlari cepat lalu meraih tangan cowok itu dari belakangnya hingga membuat Dewa mau tidak mau harus menghentikan langkahnya dan membalik badannya menghadap gadis itu.

"Ada apa Mea? Aku lagi sibuk." sahut Dewa malas.

"Aku tahu kamu nggak sibuk Dewa, aku mohon jangan menghindari ku." Mea menatap sendu dengan wajahnya yang sedikit ditekuk. Ia sedih karena Dewa tadi mengabaikannya.

MEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang