Happy Reading!! Maaf kalau ketemu typo's
Axel langsung merem mobilnya dengan sangat mendadak hingga terdengar berdecit nyaring gesekan antara ban dengan aspal licin jalanan itu, membuat kepala Kevan sedikit terantuk ke dashboard depan dalam mobil itu.
"Anjing lo!" umpatnya kaget.
"Sorry bro sorry!" Axel menghela napasnya terengah kecil.
Didepannya sana ada Mea yang sedang berusaha membantu seorang nenek hendak menyeberangi jalanan itu tadi. Hampir saja Axel menabraknya untung gadis itu segera menyingkirkannya dengan cepat.
"Ada apaan sih Lo? Nyetir gak benar banget!!" desis Kevan marah.
"Njirr pala Lo Kev!!" Axel hendak tergelak tapi ia tahan lebih dulu, situasi saat ini masih serius. Bisa-bisa Kevan akan semakin mengamuk.
"Jauhin sana tangan Lo! Bukannya sembuh malah bikin parah njing!!" kesal Kevan menepisnya kasar saat Axel sempat-sempatnya mengelus dengan lembut karena dirinya Kevan hampir geger otak.
"Masih mending lo bentolan dikit, lah itu si Mea sama si nenek kebayan hampir tewas ditempat!!" omel Axel balik pada cowok disebelahnya itu tadi.
"Emang dia nya aja yang mau cari mati njing! Sok-sokan bantuin orang sendirinya malah gak bisa jaga diri!!" Kevan menggerutu kasar.
"Udah Kev nyinyir Mulu Lo!!"
Axel hendak memanggil gadis itu, tapi Mea sudah lebih dulu menjauh sambil membantu melanjutkan nenek itu ke tempat tujuannya. "Jalan Xel! Gak usah ngajak dia bareng, udah pergi tuh dia nya!!"
"Diem lu!!" decak Axel, terpaksa ia pun menjalankan mobilnya lagi karena ucapan Kevan. Kalau tidak diturutin cowok dingin itu akan mengambil alih kemudi mobilnya. Axel tidak mau hal itu terjadi, Axel tidak lagi memikirkan gadis itu karena Mea sudah menghilang dalam pandangannya.
***
"Makasih Dewa!! Maaf kita gak bisa punya waktu banyak." Mea menunduk sedih. Cowok sederhana itu memasang senyumnya. Hari ini mereka pulang bersama. Biasanya Mea pulang dengan Axel maupun Kevan. Tapi karena Kevan masih marah padanya, jadi Mea bisa pulang bersama Delwa, kalau Rendra cowok itu lebih sibuk dengan dunianya sendiri sekarang apalagi sejak ada sahabat ceweknya itu bersekolah disini seperti dia menghabiskan waktu bersama.
Lagipula Mea sendiri yang sering menolak Rendra, kalau masih ada pacar kenapa harus yang lain, itu yang Mea pikir. Tapi mau bagaimana pun juga ada juga sedikit kepikiran tentang cowok itu sangar itu. Rendra mulai berubah dan kelihatannya dia lebih dekat dengan sahabat cewek merahnya itu. Padahal cewek itu mengaku pacarnya Axel, sebaliknya cowok gondrong itu tak menyukainya dengan sangat.
"Nggak papa kok, aku ngerti." Dewa tahu akhir-akhir ini Mea banyak sekali halangan lain dan sedikit tak punya banyak kesempatan untuk keluar padahal ia sudah mencoba meluangkan waktunya untuk gadis itu. Ada sedikit penyesalan kecil dihatinya karena dulu Dewa sedikit kurang perhatian pada Mea karena sibuk belajar.
"Nanti kalau ada waktu biar aku aja yang ngatur kita kapan akan bertemu lebih lama. Kamu sabar aja. Aku juga harap secepatnya ibu aku kembali jadi nanti aku bisa akan minta izin sama dia,"
"Iya Mea, kamu jangan sampai sakit lagi ya, aku ngerasa aneh aja sama kamu akhir-akhir ini," ungkit Dewa, cowok itu menatap Mea yang sudah turun dari motor Vespanya berdiri didepannya. Gadis itu lebih dulu meminta pacarnya untuk memberhentikannya disini saja, sedikit jauh jarak dari rumah besarnya disana. Ia tidak mau Kevan atau Axel melihatnya bersama kekasihnya bila sampai di depan rumah mereka.
"Yaudah kamu pulang aja dulu, semangattt belajarnya jangan terlalu mikirin aku yaa..." kekeh Mea kecil. Dewa sedikit merasa tersindir padahal gadis itu tidak bermaksud begitu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Teen FictionDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...