Happy Reading!! Maaf kalau ketemu typo's
"Lu ngapain sih ngadain pesta kecilan di rumah bokap gue he
h?!" tanya Axel tidak setuju dengan rencana saudaranya itu."Apaan sih lo!?" ketus Kevan mulai sengit, "Lo dibesarin gak disini! Jadi diem aja! Gak usah ikut campur urusan gue!!" deliknya tajam pada Axel.
"Tega Lo!! Jangan gitulah Kev!! Lo ngajakin siapa aja dah?" tanya Axel kemudian sempat meringis mendengarnya masih melihat cowok itu.
"Teman-teman gue, sama aja teman Lo juga!!" balas Kevan dengan nada jengkelnya.
"Pasti lu mau ngerencanain yang aneh gak jelas?! Oh! Tau nih gue Lo mau nyuruh mereka mainin satu cewek, gitu?!" Axel sudah mulai mencium bau kecurigaan yang tidak mengenakkan dari Kevan.
"Tuh Lo tahu!!" singkat Kevan malas memberitahunya lebih jelas lagi. Axel mengernyitkan alisnya.
"Siapa ceweknya?!"
Kevan yang sedang duduk menyandarkan tubuhnya di sofa panjang dalam ruang tengah rumahnya, Axel berdiri menatap penuh akan jawaban dari saudaranya itu.
"Mantan Lo? Selingkuhan Lo? Atau Bulanan Lo?!" lanjut Axel mencoba menerkanya, menatap dalam ke arah Kevan.
"Gak usah dikasih tau, lo lihat aja nanti malam!!" ucap Kevan dengan seringainya yang tersembunyi besar dalam garis samar bibir, seraya bangkit beranjak meninggalkan Axel yang masih penasaran sendirian ditempatnya.
Di rumah besar mereka setelah pulang dari sekolahnya sore hari lebih awal membawanya--mengajak Mea ikut bolos oleh Kevan sendiri. Agar gadis itu tidak menghilang atau memikirkan cara untuk kabur darinya lagi. Sedangkan Axel mencoba berpikir tenang, kali saja Kevan meminta Mea untuk menyiapkan semuanya itu saja tak ada terlintas dalam pikiran Axel kalau ada maksud lain dibenak Kevan.
Belum terlalu sore, tapi Mea dipaksa untuk melakukan sesuatu dengan cepat seperti Kevan inginkan untuk pesta kecilnya. Mea sudah mengganti bajunya dengan pakaian daster rumahnya, kini dia sibuk membuat kue ataupun cemilan nantinya untuk malam ini, sepertinya masih sempat Mea menyelesaikannya.
"Lo gak usah kerja hari ini, jadi pulang aja!" kata Kevan dingin dan terdengar kurang enak didengar oleh Inem yang baru saja datang memasukinya.
"Engh...." Inem bingung. Apa ia terlambat datang atau dia dipecat? Padahal ini belum jam 3, ia datang selalu tepat waktu ke rumah besar tuannya ini. Apa karena mereka datang lebih dulu darinya. Biasanya Inem lebih awal ke sini sebelum mereka pulang. Berhubung ini bukan hari Sabtu-Minggu, karena Inem setiap Senin sampai Jumat, kerjanya sore dari jam 3 sampai jam 6 petang. Kecuali lain hari itu, baru Inem datang pagi jam 9 sampai sore di hari weekend dua hari Sabtu-Minggu.
"Besok Lo boleh lagi balik kesini seperti biasa." jawab Kevan datar. Inem meneguk ludahnya pelan dan sedikit menghembuskan napasnya lega. Inem sudah khawatir tadi dan takut dipecat.
Tapi Inem tetap saja penasaran kenapa tuan muda dingin itu menyuruhnya untuk pulang, padahal Inem tulus bekerja buat memata-matainya lumayan bisa lihat lelaki tampan seperti mereka, apalagi dengan Axel. Duh Inem tidak sanggup untuk jauh-jauh.
Inem hendak bertanya tapi tidak jadi karena mata Kevan berubah lebih tajam dari biasanya datar menatap dirinya membuat Inem tak berani bertanya banyak apalagi ingin mengetahui alasan hari ini dia tidak bekerja.
"Loh Inem kok Lo mau pergi lagi?" tanya Axel yang baru melihat kedatangan asisten rumah ini ketika dia turun dari tangga.
Inem sangat senang ketika Axel seperti ingin menahan dirinya untuk tetap disini, padahal Axel hanya ingin sedikit bertanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANDRA
Fiksi RemajaDiiincar oleh para lelaki the geng Badboys berkelas untuk dijadikan pacar 'istimewa' oleh mereka yang begitu menginginkannya. Dia adalah Mea Alestara, seorang gadis penuh kesederhanaan yang mempunyai sisi menarik pada dirinya. Cantik dan tertutup. N...