Aku menggosok-gosokkan tanganku untuk menghilangkan hawa dingin yang mulai menusuk tubuhku. Aku sudah cukup lama menunggu kekasihku yang tak kunjung datang, hingga aku merasakan seseorang menutup mataku dari belakang. Sontak, aku pun langsung berbalik.
"Kenapa lama sekali? Kau ingin membuatku mati kedinginan di sini karena menunggumu, Eoh?" Aku menatapnya kesal.
Ia hanya tersenyum seraya mengecup bibirku singkat. "Maaf, apa itu cukup menghangatkan mu?"
"Tidak, Tuan Hong. Jika kau mau menghangatkan ku, peluk aku sekarang." Aku membuka tanganku untuk bersiap memeluknya.
Ia tersenyum dan memelukku, menyalurkan rasa hangat tubuhnya padaku. Setelah kami berpelukan, kami pun memutuskan untuk pergi dari taman tersebut. Kini kami tengah menghangatkan diri dan mengisi perut di kafe dekat taman tadi, sambil menceritakan apa yang kami alami.
"Hai, Josh, apa kabar?"
Aku tersentak saat ada seorang gadis menyapanya dengan senyum manis di depan kami. Aku juga melihat Joshua membalas senyumnya.
"Aku baik. Bagaimana denganmu dan sedang apa kau di Korea?"
"Aku juga baik, aku ada sedikit pekerjaan yang harus ku urus di sini. Dan apa aku boleh bergabung dengan kalian?" jawabnya sambil melirikku yang duduk diam tanpa mau memperdulikan mereka berdua.
Joshua juga melirikku. "Ah, tentu, duduklah. Dia kekasihku, (y/n)."
"Hai, aku Geunhye," ia duduk di hadapanku dan Joshua sambil menjulurkan tangannya padaku.
"Hai," Aku menerima uluran tangannya dengan malas.
"Jadi, sejak kapan kau berani mengencani seorang gadis, Eoh?"
"Eyy, ayolah, jangan membuka kartu ku di hadapan kekasihku." Aku sekilas melirik Joshua yang duduk di sampingku. Aku melihat wajahnya yang tersipu malu.
"Oke-oke, Josh, kau tahu gadis yang berkacamata tebal di sekolah waktu itu?" Ia menatap Joshua dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Iya, aku tahu. Kenapa?"
"Dia sudah menikah satu bulan yang lalu dan kau tahu ia berubah sangat cantik saat dia tak memakai kacamatanya. Wah, sudah kubilang kan kalau dia itu sangat cantik? Ini, lihat, aku berfoto dengannya." Ia memberikan ponselnya pada Joshua.
Mereka terus saja membicarakan masa lalu mereka dan tak menghiraukan aku yang berada di hadapan mereka. Yah, Joshua pun sekarang sudah duduk di sampingnya sejak Geunhye terus memperlihatkan foto-foto teman Joshua yang di LA padanya. Joshua mulai berpindah tempat duduknya.
Aku yang mulanya hanya diam melihat mereka terus tertawa menertawakan kelakuan mereka dulu, tapi lama kelamaan aku juga mulai kesal. Bukankah ia bertemu denganku di sini karena akan berkencan denganku? Bukan bernostalgia dengan temannya yang tak sengaja bertemu. Ditambah lagi, sekarang Joshua malah merangkul bahu Geunhye.
Aku mencoba mengontrol diri dan memanggilnya dengan cukup lembut. "Shua-ya, apa kita tidak jadi ke taman bermain?"
Ia mulai menatapku dan tersenyum. "Oh, maaf. Ayo, kita pergi sekarang."
Aku tersenyum melihatnya beranjak dari kursinya dan mengulurkan tangannya padaku. Namun, saat aku akan meraihnya, tiba-tiba ada tangan lain yang sudah meraihnya terlebih dulu dan bergelayut manja pada lengan Joshua.
"Wah, kalian akan ke taman bermain? Boleh aku ikut? Boleh, ya, please."
"Tidak bisa, aku kan akan berkencan dengan (y/n). Jika kau ikut itu akan terasa tidak nyaman."

KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
De TodoSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...