3.HONG JISO

8.2K 444 3
                                    

Aku menggosokan tanganku untuk menghilangkan hawa dingin yang mulai menusuk ditubuh ku, aku sudah cukup lama menunggu kekasih ku yang tak kunjung datang, hingga aku bisa merasakan seseorang menutup mata ku dari belakang sontak aku pun langsung berbalik.

"Kenapa lama sekali kau ingin membuat aku mati kedinginan disini karna menunggu mu huh??" Aku menatapnya kesal

Ia hanya tersenyum seraya mengecup bibir ku singkat "mian, apa itu cukup menghangatkan mu?".

"Tidak tuan hong, jika kau mau menghangatkan ku peluk aku sekarang" aku membuka tangan ku untuk bersiap memeluknya.

Ia tersenyum dan memeluk ku untuk menyalurkan rasa hangat tubuhnya pada ku, setelah kami berpelukan kami pun memutuskan untuk pergi dari taman tersebut, Kini kami tengah menghangatkan diri dan mengisi perut kami dicafe dekat taman tadi, sambil menceritakan apa yang kita lalu tadi.

"Hai, josh apa kabar".

Aku tersentak saat ada seorang gadis menyapanya dengan senyum manisnya didepan kami, aku juga melihat jiso membalas senyumnya.

"Aku baik, bagaimana dengan mu dan sedang apa kau ada dikorea?".

"Aku juga baik, aku ada sedikit pekerjaan yang harus aku urus disini, dan apa aku boleh bergabung dengan kalian??" jawabnya sambil melirik ku yang duduk diam tanpa mau memperdulikan mereka berdua.

Jiso juga melirik ku "ah tentu duduklah dia kekasihku (y/n)".

"Hai aku jessi" ia duduk dihadapan ku dan jiso sambil menjulurkan tangannya pada ku.

"Hai". Aku menerima ulurannya tangan dengan malas.

"Jadi sejak kapan kau berani mengencani seorang gadis huh??".

"Hai, ayolah jangan membuka kartu ku dihadapan kekasih ku" Aku sekilas melirik jiso yang duduk disamping ku, aku melihat wajahnya yang tersipu malu.

"Ok-ok, josh kau tahu gadis yang berkacamata tebal disekolah waktu itu??" Ia menatap jiso dengan senyum mengembang diwajahnya.

"Iya aku tahu kenapa?".

"Iya sudah menikah satu bulan yang lalu dan kau tahu ia berubah sangat cantik saat dia tak memakai kacamatanya, wah sudah kubilangkan kalau dia itu sangat cantik ini lihat aku berfoto dengannya" ia menberikan handphonenya pada jiso.

Mereka terus saja membicarakan masa lalu mereka dan tak menghiraukan aku yang berada dihadapan mereka, yah jiso pun sekarang sudah duduk disampingnya sejak jessi terus melihatkan foto-foto temannya jiso yang di LA padanya jiso memulai berpindah tempat duduknya.

Aku yang mulanya hanya diam melihat mereka terus tertawa menertawakan kelakuan mereka dulu, tapi lama kelamaan aku juga mulai kesal bukankah ia bertemu dengan ku disini karna akan berkencan dengan ku??, bukan bernostalgian dengan temannya yang tak sengaja bertemu, ditambah lagi sekarang jiso malah merangkul bahu jessi.

Aku mencoba mengontrol diri dan memangilnya dengan cukup lembut "jiso-ah apa kita tidak jadi ke taman bermain??".

Ia memulai menatap ku dan tersenyum "oh, main kaja kita pergi sekarang".

Aku tersenyum melihatnya beranjak dari kursinya dan mengulurkan tangannya pada ku, namun saat aku akan meraihnya tiba-tiba ada tangan lain yang sudah meraihnya terlebih dulu dan bergelayut manja pada lengan jiso.

"Wah, kalian akan ketaman bermain boleh aku ikut?? bolehnya please".

"Tidak bisa, aku kan akan berkencan dengan (y/n) jika kau ikut itu akan terasa tidak nyaman".

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang