Felix mondar-mandir di dalam kamarnya. Matanya melirik jam dan ia semakin menggigiti jarinya ketika jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Itu artinya ia akan segera bertemu dengan Changbin. Ia belum siap, rasanya ia jadi tidak mau datang saja.
Felix ragu untuk datang bukan karena ia tidak mau. Tapi karena dirinya benar-benar gugup dan bingung memilih pakaian untuk dikenakan. Kamarnya saja sudah berantakan sedari tadi akibat pakaiannya yang tercecer di lantai, tapi ia tak juga menemukan baju yang menurutnya cocok. Felix jadi pusing. Ia terlihat seperti seorang gadis yang akan pergi kencan untuk pertama kalinya.
Tok tok
"Felix, bunda masuk ya?"
Felix tidak menjawab sehingga bunda Felix memutuskan untuk membuka pintu kamar anaknya dan terkejut melihat penampakan kamar itu yang sudah tidak berbentuk lagi.
"Apa ada badai yang menerjang kamarmu?" Tanya bunda Felix yang kemudian segera memunguti baju anaknya yang tergeletak di lantai.
"Sana mandi, Changbin sudah menunggu di bawah."
"APA?!"
Felix berteriak heboh, matanya terbelalak dan ia keluar dari kamarnya untuk mengintip ke arah ruang tamu dari tangga. Benar saja, disana Changbin sudah duduk manis sembari mengobrol santai dengan ayahnya. Changbin membuat Felix semakin gugup saja. Pemuda itu mengatakan untuk menemuinya jam 8, itu artinya Felix yang harus datang menemuinya kan? Tapi kenapa pemuda itu justru menghampirinya, masih jam 6 pula.
Felix segera berlari masuk ke kamar lalu menatap bunda dengan pandangan memohon membuat wanita itu mengerutkan keningnya bingung.
"Apa?"
"Bilang saja aku tidak di rumah dan nanti akan menyusulnya," ucap Felix sembari menggenggam tangan sang bunda dengan erat dan menunjukkan puppy eyes andalannya.
"Tapi bunda sudah bilang kalau kau ada di kamar."
Felix menepuk keningnya dengan keras. Ia bingung harus mencari alasan apa lagi. Akhirnya ia hanya bisa pasrah, Changbin memang selalu tidak bisa diduga.
"Ya sudah aku bersiap dulu," ucapnya dan segera masuk ke kamar mandi.
Satu jam berlalu, Changbin masih betah menunggu di ruang tamu rumah mantan atau sekarang bisa disebut calon kekasihnya. Pemuda itu duduk sendirian disana karena orang tua Felix sedang pergi ke acara makan malam bersama rekan kerja ayah Felix. Changbin menatap sekeliling, tidak banyak yang berubah dari rumah itu, ia jadi semakin betah disana.
Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat membuat Changbin mengalihkan perhatiannya. Ia hanya diam sampai suara Felix menginterupsinya.
"Kau bilang untuk menemuimu jam 8, kan?"
"Setelah diingat-ingat aku tidak romantis jika tidak menjemputmu ke rumah. Lagipula aku khawatir jika membiarkanmu pergi sendirian malam-malam."
"Tapi kau kesini jam 6."
Felix masih kesal karena hal itu, lebih lagi Changbin datang tanpa memberitaunya. Ia kan jadi panik takut penampilannya terlihat jelek.
"Lebih cepat lebih baik, aku kan rindu padamu."
Felix berdecih, tapi dalam hati ia panik karena jantungnya berdegup kencang hanya karena ucapan Changbin barusan. Dengan sedikit gugup ia bicara tanpa menatap Changbin.
"Nanti aku bawa motor sendiri saja."
"Bahaya, sayang. Nanti kalau ada hantu yang memboncengmu memangnya kau berani?"
Felix melotot kesal. Ia sangat anti dengan hal-hal gaib begitu. Sangat seram dan membuatnya merinding. Tapi ngomong-ngomong, penampilan Changbin saat itu membuatnya lebih merinding. Pemuda itu terlihat sangat tampan padahal hanya mengenakan pakaian serba hitam andalannya. Sudah begitu Changbin memanggilnya sayang pula. Felix semakin gugup dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 2 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2020, June 2nd Ended : 2020, September 9th ⚠️BXB AREA⚠️ Ini hanyalah fiksi, aku cuma meminja...
![Three Words 2 [ChangLix]](https://img.wattpad.com/cover/227735444-64-k413446.jpg)