Two Of Us IV

2.2K 312 208
                                        

Udah siap kena php?😇



"Jangan curang!"

Felix berteriak heboh sembari melempar kacang ke arah kekasihnya. Hari itu Changbin benar-benar pulang cepat sesuai keinginan kekasihnya. Tentu saja untuk melakukan sesuatu yang katanya sudah lama tidak mereka lakukan.

Apa itu?

"Ih jangan diserang terus dong nanti aku mati!"

Bermain game. Iya, mereka melakukan pertandingan game dengan pemenangnya boleh meminta apapun dari yang kalah. Jangan berpikiran negatif dulu.

Mau bagaimanapun mereka itu sama-sama lelaki. Meski mencintai sesama jenis bukan berarti kebiasaan mereka seperti seseorang yang "melambai". Sejatinya mereka masih tetap memiliki sifat selayaknya laki-laki pada umumnya, hanya hati mereka saja yang berlabuh pada sesamanya.

"Yes menang!"

Changbin bersorak senang ketika jagoannya memenangkan pertarungan. Sedangkan Felix mendesah kecewa dan menjatuhkan dirinya di karpet membuat Changbin tertawa geli.

"Sok menantang sih, jadi kalah kan," ucap Changbin sembari ikut membaringkan diri di samping kekasihnya.

Felix cemberut kemudian menggelinding untuk telungkup di atas tubuh Changbin dan memeluk tubuh itu erat.

"Kak."

"Iya, sayang?"

Felix menggeleng kemudian menggesekkan pipinya dengan dada Changbin seperti seekor kucing yang sedang manja.

"Hanya ingin memanggil," ucapnya pelan sembari memejamkan mata.

"Sayang."

"Hm?"

"Besok aku tidak bisa pulang selama tiga hari, ada project gabungan yang penting di luar kota."

Felix hanya diam, pemuda manis itu sama sekali tidak menjawab dan hanya mengeratkan pelukannya pada tubuh kekasihnya. Changbin mengusap sayang punggung Felix kemudian ia kembali bicara.

"Besok pagi aku antar ke rumah orang tuamu ya? Aku tidak tega jika meninggalkanmu sendirian."

Felix masih bungkam namun kali ini ia mengangguk kecil sebagai jawaban. Changbin mengecup sayang pucuk kepala Felix. Ia sangat mencintai pemuda manis di atasnya itu, tapi keadaan membuat mereka jadi tidak banyak memiliki waktu bersama.

Changbin tau seberapa seringnya Felix menahan diri untuk tidak egois dan terus mencoba mengerti kesibukannya. Namun ia akan sangat sedih ketika melihat tatapan Felix pada orang-orang yang sedang berkencan dengan bebas di jalanan. Felix iri. Jelas. Tapi pemuda manis itu tidak pernah mengeluh dan tetap tersenyum di depannya. Kekasihnya itu benar-benar malaikat.






Tiga hari berlalu, ketika Changbin pulang ke apartemen ia menemukan Felix sudah berada disana lebih dulu. Barang yang akan dibawa untuk studi banding sudah Felix siapkan di sudut kamar. Iya, besok adalah hari libur Changbin yang mana bertepatan dengan keberangkatan Felix.

Changbin berjalan mendekati Felix yang sedang telungkup di ranjang. Ia pikir kekasihnya sudah tidur sehingga dengan hati-hati ia membalikkan tubuh Felix agar tidur lebih nyaman. Namun ia terkejut ketika melihat Felix yang ternyata masih membuka mata. Ekspresinya sangat keruh membuat Changbin tidak tega.

"Sayang?"

Hanya satu panggilan itu saja membuat pertahanan Felix runtuh. Pemuda manis itu bangun dan memeluk tubuh Changbin dengan sangat erat. Felix hanya diam, Changbin pun tidak ingin mengganggu dan hanya membalas pelukan itu dalam diam. Ia tau kekasihnya sedang sedih.

Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang