Dandelion V

2K 317 163
                                    

Harapan tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Tapi jika kita berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya, keajaiban itu juga ada kan? Jadi, ayo kita berusaha!

"Sedang apa?"

Chan mendudukkan dirinya di karpet ruang keluarga dimana adiknya sedang menggelung diri sembari menatap kosong ke arah televisi yang menyala. Lelaki itu mengusap kepala adiknya kemudian menjewer telinganya pelan membuat Felix bereaksi.

"Lepas, Kak!"

"Galak sekali. Kenapa cemberut begitu?"

Felix mengubah posisinya menjadi duduk kemudian memeluk bantal sofa yang tadi ia gunakan untuk tidur.

"Kami bertengkar," ucap Felix pelan.

"Siapa?"

"Aku dan Changbin."

Chan membuka bungkusan keripik yang ia bawa kemudian memakannya dengan diam tanpa berniat menjawab ucapan adiknya. Felix yang kesal diabaikan pun merebut keripik kentang milih Chan dan memakannya dengan cepat.

"Kenapa harus marah?"

"Kakak tidak mendengarkanku!"

"Diam bukan berarti tidak mendengar, Fel."

Chan merebut kembali keripiknya kemudian menjauhkannya dari jangkauan Felix yang sedang melotot tidak terima ke arahnya.

"Diam juga bukan berarti tidak tersakiti."

"Apa maksud kakak?"

"Apa dia sudah menjelaskannya padamu?"

Felix cemberut kemudian mengangguk pelan sebagai jawaban membuat Chan tersenyum dan menepuk kepala adiknya dengan sayang.

"Kakak tebak pasti kau tidak mempercayai dia."

Felix menoleh kemudian menyipitkan matanya curiga. Ia yakin kakaknya tau sesuatu dan lelaki itu menyembunyikannya dengan berbohong padanya.

"Kenapa kakak berbohong dan mengatakan jika kakak menghajarnya?"

"Mengetesmu."

"Aku?"

Chan mengangguk kemudian menoyor kepala adiknya dengan jari telunjuknya membuat Felix mendesis kesal.

"Karena kau masih peduli padanya, maka kakak akan membantu Changbin menyadarkan orang bodoh sepertimu."

"Aku tidak bodoh! Lagipula kenapa kakak membelanya?"

"Karena kakak orang yang rasional dan akan membela pihak yang benar."

"Apa?"

"Kalian putus karena salahmu. Kau yang memutuskan hubungan dengan sangat kejam tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi. Kalian memang sama-sama salah, tapi harusnya jiwa ingin taumu itu lebih tinggi dan bertahan menguping di atap sekolah sedikit lebih lama."

"Tapi dulu kakak menghajarnya!"

"Oh itu kesalahan kakak yang langsung percaya pada orang bodoh sepertimu."

Felix terdiam dan menenggelamkan wajahnya di bantal sofa yang ia peluk. Chan yang melihatnya hanya memperhatikan dalam diam sampai ia membuka suara dengan ucapan lembutnya.

"Kakak tau kau mengalami masa sulit karena masalah ini, tapi kau juga tidak bisa serta merta menyalahkan Changbin untuk rasa sakitmu. Dia juga merasakan sakit itu, Fel. Kau terluka secara tidak langsung, tapi dia terluka secara langsung melalui ucapanmu."

Ketika melihat adiknya masih diam, Chan menghela nafas pelan kemudian kembali memakan keripik kentangnya sembari menikmati acara televisi sampai ia menerima sebuah pesan dari Changbin. Ia membacanya kemudian melirik adiknya yang masih menunduk diam.

Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang