Love & Life V

2K 345 145
                                        


Felix bukannya tak tau jika Changbin tertarik padanya. Bahkan ia sangat sadar Changbin terus memperhatikannya ketika mereka sedang menonton film bersama. Hanya saja Felix masih tidak yakin dengan pemuda itu. Juga merasa sedikit takut dengan hubungan terlarang antar sesama jenis. Bukan takut dengan cacian dari orang-orang, ia lebih takut bahwa perasaan seperti itu hanyalah semu dan akan membuatnya terluka. Ia takut, karena pada kenyataannya ia lebih dulu jatuh pada sosok yang selama ini mendekatinya.

Felix mencoba meyakinkan perasaannya. Segala ajakan yang ia tawarkan adalah bagian dari rencananya yang ingin tau seberapa seriusnya Changbin ingin mendekatinya. Soal kecupan bibir di lapangan bulutangkis beberapa hari lalu, ia melakukannya dengan tidak sengaja. Namun Changbin tak pernah mempermasalahkan tentang itu, jadilah Felix lebih berani dengan mencium Changbin di kamarnya dan menanyakan tentang perasaan pemuda itu.

Felix hanya ingin memastikan, dan ia sudah menyiapkan mental. Namun ketika Changbin mengatakan tidak menyukainya, rasanya Felix merasa sakit yang teramat dalam. Disinilah ia sekarang, menjadi seseorang yang lemah dengan menangis tersedu di dalam kamar sepupunya.

"Namanya cinta, perihal ditolak itu sudah biasa," ucap Jisung sembari menepuk pelan kepala Felix yang tertelungkup di atas lipatan tangannya.

Jisung tau perihal perasaan Felix dan segala perlakuan yang Changbin berikan pada pemuda manis itu. Felix menceritakan semuanya padanya. Ia juga kadang ambil bagian dalam memberi ide untuk Felix. Tapi jika sahabat sekaligus sepupunya menangis begini ia pun jadi tidak tega.

"Changbin hanya bilang tidak, belum tentu yang ia maksud adalah tidak menyukaimu."

Felix duduk dan menatap Jisung dengan kesal masih dengan wajahnya yang dipenuhi air mata.

"Jelas-jelas pertanyaanku hanya satu!"

Jisung menggaruk tengkuknya sembari meringis lucu. Kemudian tangannya bergerak menangkup pipi Felix dan mencubitnya dengan gemas.

"Sudah ah jangan menangis lagi. Laki-laki memang brengsek, itu kenapa aku tidak suka laki-laki."

Felix tertawa dalam tangisnya kemudian ia menerjang tubuh Jisung untuk ia peluk dengan erat.

"Kalau papamu melihatmu begini pasti kau akan direkam dan dibuat malu di depan keluarga besar dengan memutar videonya. Lalu dengan hebohnya paman akan berkata 'lihat ini si ganteng sedang galau karena ditolak cintanya'," ucap Jisung sembari menirukan papa Felix ketika berbicara.

Felix tertawa namun tangisannya masih belum berhenti juga membuat Jisung bingung dibuatnya.

"Si Changbin Changbin itu setampan apa sih sampai membuat anak cantik kesayangan papa Lee jadi menangis dengan sangat jelek begini?"

Felix melepas pelukannya pada Jisung kemudian berucap protes dengan suara seraknya.

"Tampan tau!"

"Halah bucin. Pulang sana, katanya mau modus?"

"Malu lah!"

Felix melempar bantal tepat ke wajah Jisung membuat pemuda imut itu hampir terjengkang dari sofa. Bagaimana dirinya mau modus jika Changbin saja sudah menolaknya.

"Keluar saja, ayo."





Di lain sisi, Changbin bergerak bingung di kamarnya. Ponselnya terus saja ia genggam, namun ia tak juga berani menghubungi Felix untuk menanyakan keadaan pemuda manis itu. Tapi ia takut jika Felix akan semakin curiga jika ia menyukai pemuda manis itu jika dirinya memberikan perhatian yang terlalu berlebihan.

Kalau Felix tau dirinya menyukai pemuda manis itu, nanti Felix akan menjauhinya. Tapi jika ia tetap tidak menghubungi Felix, ia merasa khawatir juga.

Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang