"Aahhh."
Felix mendesah dengan tubuh yang terlonjak di atas pangkuan Changbin. Sama seperti dulu, tetapi dengan status dan perasaan yang berbeda. Kali ini mereka melakukan pergumulan panas dengan cincin yang melingkar di jari manis mereka.
"Kakk mhh ahh ahh."
"Enak sayang?"
Felix mengangguk kemudian mempercepat gerakan naik turunnya dibantu dengan Changbin yang memegangi pinggulnya. Keduanya terus bergumul panas di sofa ruang tengah rumah Changbin. Beruntungnya Bibi Park sedang izin libur hari itu jadilah mereka bebas melakukan kegiatan panas disana.
"Kak aku nmhh mau sampai ahh."
Changbin mengangguk dan ikut menggerakkan pinggulnya agar mereka bisa mencapai puncak bersama.
"Tahan sayang sebentar lagi."
Felix mendesah dengan keras, ketika ia merasakan milik Changbin semakin membesar di dalam tubuhnya pun ia segera mengetatkan lubangnya dan mereka mencapai puncak bersama.
"Ahh hhh lelah Kak."
Tubuh Felix terasa lemas. Pemuda manis itu menyandarkan tubuhnya ke dada Changbin yang masih memangkunya. Padahal baru sekali mereka melakukannya, tapi Felix sudah merasa kelelahan. Hal itu membuat Changbin tidak tega dan ia memutuskan untuk berhenti sampai disana.
"Jangan tidur, mandi dulu ya?"
Felix mengagguk pelan dalam dekapan Changbin. Meski ia merasa mengantuk namun tubuhnya terasa lengket membuatnya mau tidak mau harus membersihkan diri terlebih dahulu.
Setelah mandi dan berganti baju, Felix dibawa Changbin masuk ke kamar lelaki itu dan menidurkannya di ranjang.
"Mulai sekarang kau tidur bersamaku saja."
Felix mendongak menatap Changbin yang duduk di sampingnya sembari membelai lembut rambutnya, kemudian pemuda manis itu memberanikan diri untuk menolak.
"Bukankah kakak sering menyelesaikan pekerjaan disini? Aku takut mengganggu kakak."
Changbin tersenyum lembut kemudian mengecup sayang kening Felix. Pemuda manis itu selalu saja pengertian dan mendahulukan orang lain dibanding dirinya.
"Justru aku senang jika ada kau yang menemaniku disini, kehadiranmu membuatku bersemangat kerja. Tidur disini saja ya, Fel?"
Felix diam sebentar kemudian dengan malu-malu ia menganggukkan kepalanya. Felix masih sangat ingat ketika Changbin tidur di sampingnya, lelaki itu terlihat begitu tampan dan menakjubkan. Jika Felix harus menatap wajah tampan itu setiap harinya, ia tidak tau lagi bagaimana nasib jantungnya.
Ah, tapi Felix tiba-tiba teringat sesuatu. Untuk apa ia tidur disana jika si pemilik kamar saja jarang pulang. Dengan suara pelan pemuda manis itu mengungkapkan perasaannya.
"Kak."
"Ya?"
"Kakak jarang ada di rumah, apa aku tetap harus tidur disini?"
Changbin kembali tersenyum kemudian mencubit gemas dua pipi Felix yang merona.
"Kau pikir aku akan jarang pulang ketika kesayanganku menungguku di rumah?"
Pipi Felix semakin merah. Ia malu jika mengingat dirinya kini sudah menjadi kekasih Changbin. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya jika ia akan diberikan kebahagiaan yang sangat hebat. Matanya menatap lekat cincin yang melingkar di jari Changbin.
"Aku akan pulang setiap hari dan makan malam dengan masakan buatanmu. Boleh?"
Felix mengangguk cepat dan semangat sampai rambutnya bergoyang. Jantungnya berdetak sangat kencang. Changbin benar-benar bisa membuatnya merasa sangat bersyukur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 2 [ChangLix]
FanficKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2020, June 2nd Ended : 2020, September 9th ⚠️BXB AREA⚠️ Ini hanyalah fiksi, aku cuma meminja...