Love Potion IV

4.1K 379 223
                                        

"Minggir!"

Felix menyingkirkan tangan Hyunjin yang melingkar di pundaknya kemudian bangkit untuk berpindah duduk di hadapannya. Ketika Felix menatap ke arah Changbin, mobil lelaki itu sudah tak ada di tempatnya membuat Felix jadi merasa tidak enak. Ini semua salah paham kan? Tapi kenapa Changbin marah?





Hari sudah gelap ketika Felix pulang ke rumahnya. Sedari tadi ia tidak bisa fokus dan terus mencoba menghubungi Changbin, namun lelaki itu menolak seluruh panggilannya membuat Felix merasa bimbang.

Ah, ia hanya harus bersabar sampai besok kan? Iya. Felix harus sabar. Besok akhir pekan dan ia akan benar-benar mencari Changbin di hotelnya. Ini sudah bukan soal Felix yang ingin bergumul panas dengan lelaki yang sudah menggagahinya. Lebih dari itu, ada dorongan tersendiri yang membuat Felix ingin menjelaskan segalanya pada Changbin.

Sedangkan di waktu yang sama, Changbin menatap ponselnya yang kembali menyala menampilkan panggilan masuk dari seseorang yang beberapa waktu lalu sudah membuatnya gila.

Changbin marah. Sangat. Tapi ia sadar kemarahannya juga tak berdasar. Ia hanya merasa tidak terima ketika pemuda manis itu menolak untuk menghubunginya dan justru memesan sebuah kamar untuk digunakan bersama seorang pemuda tinggi yang juga Changbin lihat di cafe pemuda manis itu tadi.

Tidak perlu heran kenapa Changbin tau letak cafe milik Felix. Ia menemukan kartu nama pemuda manis itu di dompet Felix yang masih ada padanya. Sebenarnya niatnya kesana untuk bicara empat mata dengan Felix, tapi ia justru menemukan pemuda manis itu sedang berduaan dengan pemuda yang ia lihat semalam. Jadi, ia benar-benar dianggap sebagai gigolo? Jika memang benar, lalu kenapa kau harus marah Tuan Seo?

From: Felix

Akun mohon angkat sekali saja.

Changbin tidak menggubris dan justru mematikan ponselnya. Baru kali ini dirinya merasa seperti anak kecil yang sedang merajuk. Tapi siapa peduli? Ia sedang merasa dikhianati sekarang. Oh Tuan Seo, bahkan kau tidak memiliki hubungan apa-apa dengan pemuda manis disana.






Felix berjalan di samping ayahnya untuk memasuki ballroom hotel dimana pesta diselenggarakan. Pemuda manis itu sesekali akan menunduk menyapa beberapa rekan ayahnya, namun matanya tak henti mengedar mencari seseorang yang sangat ingin ia temui.

Ketemu! Lelaki itu sedang berdiri di sudut ballroom dengan beberapa staff. Changbin terlihat sedang mengarahkan mereka. Felix tidak boleh kehilangan kesempatan! Dengan segera pemuda manis itu meminta izin pada ayahnya untuk ke toilet, namun diam-diam Felix mendekat ke arah Changbin. Lelaki itu selesai bicara pada staffnya dan matanya bertemu pandang dengan Felix yang sedang menatapnya penuh semangat.

Changbin merasa kesal mendadak. Ia mengingat betapa dekatnya Felix dengan pemuda lain di cafenya. Changbin baru akan pergi namun tangannya ditahan tangan kecil milik Felix.

"Kau marah?"

"Untuk?"

Felix bungkam. Ia juga tidak tau apakah Changbin marah padanya atau tidak. Tapi kenapa lelaki itu jadi ketus padanya?

"Kau tidak menjawab panggilanku."

"Bukankah kau juga melakukan hal yang sama?"

Benar. Felix mengabaikan Changbin beberapa waktu lalu. Tapi kan alasannya demi mereka juga. Felix jadi bingung harus mengatakan apa.

"Aku ingin bicara berdua denganmu."

"Disini saja," ucap Changbin masih dengan nada ketusnya. Felix menghela nafasnya, ia menarik tangan Changbin ke sudut ruangan agar mereka bisa bicara dengan bebas.

Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang