Kejadian di studio foto saat itu memang bukan ciuman. Setidaknya begitu menurut sepasang sahabat yang tinggal bersama itu. Tapi menurut kalian, apakah kecupan dan ciuman itu sama?"Konsepnya adalah kau berada di bawah kendaliku."
"Changbin."
Changbin masih memegang tengkuk Felix, sepasang sahabat itu terus bertatapan. Entah apa yang mereka pikirkan ketika saling menatap ke dalam mata masing-masing. Mereka sudah sering bertatapan, tapi saat itu keduanya seperti terhanyut pada suasana yang melingkupi mereka.
Keduanya masih bertatapan sampai Changbin tanpa sadar menarik pelan tengkuk Felix dan bibir keduanya saling menempel. Tidak lama karena mereka segera menjauh ketika mendengar sorakan dari seisi ruangan studio.
"Sial," bisik Felix pelan pada diri sendiri.
Begitulah kejadian yang sebenarnya terjadi di studio foto. Beberapa saat setelahnya mereka merasa sedikit canggung satu sama lain, tapi seiring berjalannya waktu keduanya kembali seperti semula dan menganggap kejadian itu hanyalah suatu kejadian yang tidak disengaja.
Kembali ke kamar Felix dimana sang empunya kamar berbaring dan sahabat tampannya mengusap perutnya. Mereka masih menelpon manajer Changbin dan berusaha menjelaskan apa yang terjadi.
"Harusnya aku ikut ke pemotretan agar bisa mengabadikan momen manis kalian."
"Berhenti membicarakan ini!"
"Ah tapi serius, jika fotonya sudah jadi jangan lupa perlihatkan padaku ya?"
Felix sudah menggigit plushienya sedangkan Changbin bersungut-sungut mendengar ucapan manajernya.
"Kau makin gila, Kak! Aku tutup teleponnya!"
Changbin memutus panggilan manajernya kemudian mematikan ponselnya agar manajernya tidak mengganggunya lagi. Pemuda itu menatap Felix, kemudian menarik pelan plushie pemberiannya yang masih digigit sahabat manisnya.
"Jangan makan boneka, uangku masih sangat banyak untuk membelikanmu makanan."
"Aku tidak terima dibilang berciuman denganmu!"
Felix merajuk. Pemuda manis itu merengut kesal dan mengalihkan pandangannya ke samping. Malas melihat wajah Changbin.
"Tidak apa-apa, sayang. Kita kan sepasang kekasih."
Changbin berbaring di samping Felix kemudian tangannya dengan santai melingkar di perut Felix sembari mengusapnya. Felix sudah lelah berteriak jadi pemuda manis itu hanya diam menahan kesabaran.
"Aku yakin otakmu sudah bergeser dari tempatnya."
Changbin mengedikkan bahunya dan menenggelamkan wajahnya di pundak Felix. Aroma manis dari tubuh sahabatnya itu membuatnya kecanduan untuk terus menghirupnya.
"Fel."
"Hm?"
"Apa kau mau mencoba berciuman denganku?"
"Mmhh."
Suara kecipak bibir yang beradu memenuhi kamar Felix. Entah bagaimana caranya posisi mereka saat ini begitu ambigu. Changbin berada di atas Felix sembari memagut mesra bibir sahabatnya itu. Tangan Felix mengalung di leher Changbin dengan sesekali jemari lentiknya meremat pelan rambut Changbin.
Ada satu hal yang luput dijelaskan. Persahabatan mereka yang terjalin sejak mereka masih kecil membuat keduanya melewati berbagai hal bersama, juga melakukan banyak aktivitas berdua untuk pertama kalinya. Saat kecil, mereka pertama kali mencoba menaiki sepeda roda dua bersama. Saat remaja, mereka pertama kali pergi ke berbagai tempat bersama. Dan ketika mereka tumbuh dewasa, mereka mulai mencoba hal-hal yang masih sangat baru bagi mereka. Berciuman salah satunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 2 [ChangLix]
Fiksi PenggemarKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2020, June 2nd Ended : 2020, September 9th ⚠️BXB AREA⚠️ Ini hanyalah fiksi, aku cuma meminja...