The Journey V

4.3K 406 214
                                    

Nafas Felix tersengal setelah melakukan pelepasan untuk kesekian kalinya hari itu. Matanya tertutup rapat merasakan bagian bawah tubuhnya yang terasa sangat penuh dan lengket karena Changbin mengeluarkan cairannya berkali-kali di dalam sana sampai merembes keluar dan membasahi ranjang lelaki itu.

"Terima kasih. Kau sangat hebat," ucap Changbin yang sudah berbaring di samping Felix yang masih mengatur nafasnya. Felix akui, Changbin benar-benar kuat di ranjang. Mungkin jika Felix tidak merintih memohon agar lelaki itu berhenti Changbin masih akan melakukan ronde selanjutnya. Benar-benar gila.

"Felix."

Felix hanya berdehem dengan sisa tenaga yang ia punya. Tenggorokannya terasa sangat kering karena mendesah tiada henti.

"Kamarku sangat kotor. Hari ini aku tidur di kamarmu, ya?"

Felix menoleh cepat menatap Changbin. Ia tidak salah dengar kan? Felix saja heran Changbin masih bertahan disana padahal biasanya lelaki itu akan bergegas pergi setelah menyelesaikan kegiatannya. Tapi sekarang Changbin juga meminta tidur di kamarnya? Felix tidak akan menolak karena ia tidak memiliki hak apa-apa, tapi ia hanya heran dengan perubahan sikap Changbin yang sangat mendadak.

"Tidak boleh, ya?"

"Boleh," jawab Felix cepat karena tidak mau menimbulkan salah paham.

"Terima kasih. Kali ini biar aku yang memandikanmu. Setidaknya aku harus bertanggungjawab setelah membuatmu terkapar begini."

Lagi-lagi Felix merasa heran dengan tingkah Changbin. Beberapa saat kemudian ia merasa tubuhnya terangkat. Ah, itu Changbin yang menggendongnya masuk ke kamar mandi di kamar itu. Pemuda manis itu mendongak menatap Changbin kemudian ia segera mengalihkan pandangannya dengan wajah yang memerah karena malu ketika menyadari jika mereka berdua masih dalam keadaan telanjang bulat.







"Tuan Felix?"

Felix menoleh ke arah Bibi Park yang berjalan ke arahnya ketika ia baru saja turun dari kamarnya. Wanita itu mendekat dengan ekspresi khawatir kemudian menuntun Felix berjalan karena pemuda manis itu berjalan dengan sedikit tertatih.

"Apa tuan tidak apa-apa? Maaf, Tuan Changbin tidak memberitau bibi jika kalian melakukannya. Lalu yang memandikan tuan siapa?"

Felix tersenyum kikuk mendengar pertanyaan Bibi Park. Benar juga, biasanya hanya Bibi Park yang akan merawatnya dan memandikannya. Tapi kan kasus kemarin itu berbeda.

"Um.. Kak Changbin."

Bibi Park terlihat membulatkan matanya namun kemudian wanita itu segera mengatur ekspresinya dan mengangguk paham. Ia tidak ingin terlalu ikut campur urusan majikannya.

Sedangkan Felix kembali teringat malam kemarin dimana Changbin tidur di sampingnya dan membuat jantungnya berdetak cepat karena gugup. Terlebih wajah terlelap Changbin yang terlihat begitu menawan membuat Felix terpesona. Felix menggelengkan kepalanya kencang, ia merasa ada yang salah dengan pikirannya.

Kemudian pagi tadi Felix dibuat agak kecewa ketika tidak menemukan Changbin ada di sampingnya. Lelaki itu sudah pergi bekerja karena Felix yang terlalu nyenyak tidur sampai bangun siang.

"Tuan."

Felix menatap Bibi Park dengan pandangan bertanya.

"Bibi akan pergi ke kantor Tuan Changbin sebentar untuk mengantarkan berkas yang ketinggalan. Jika Tuan Felix ingin makan, bibi sudah menyiapkannya di meja makan."

Felix mengangguk, namun ketika Bibi Park akan pergi dengan cepat pemuda manis itu menahan tangannya.

"Bolehkah aku yang mengantar berkasnya?"







Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang