Read this while listening to Bruno Major - Home
Cahaya bulan menyinari bumi yang mulai sepi. Tentu, ini sudah lewat tengah malam. Tapi Felix masih duduk diam di sebuah ayunan yang terletak di playground dekat apartemennya. Kepalanya menunduk, menatap kakinya yang hanya berbalut sandal rumahan yang biasa ia pakai. Cuaca cukup dingin, tapi ia terlihat tak terganggu dengan hal itu.Felix bersenandung pelan mengikuti irama musik dari airpod yang terpasang di telinganya. Lagu milik Bruno Major berjudul Home menemaninya menghabiskan waktu disana.
Lagu itu yang selalu ia dengarkan ketika sedang bertengkar dengan Changbin. Dan lagu itu juga memiliki kenangan yang berarti bagi Felix.
Dulu, mereka pernah putus karena sesuatu. Beberapa bulan mereka menjalani kehidupan masing-masing dan keduanya tak ada yang tertarik berkencan dengan orang lain. Sampai pada satu hari dimana Changbin datang ke rumahnya dan menyanyikan lagu itu. Felix tentu terkejut, namun keduanya berakhir saling mengungkapkan kerinduan dan permintaan maaf. Pada akhirnya mereka menangis bersama karena merasa bodoh telah saling melepas. Tepat setahun setelahnya mereka memutuskan untuk menikah. Sampai akhirnya hari ini mereka kembali bertengkar hebat.
Take me home and don't spare the horses
Away to a silence I need
Take me home and don't spare the horses
Away to a gossamer breeze
I don't need to build a house of stone
Wherever you are where I call homeFelix semakin menunduk dan isakan kembali lolos dari bibir mungilnya. Seharusnya ketika Felix melihat suaminya pulang ia senang. Sejujurnya ia sangat ingin memeluk tubuh hangat suaminya, tapi tak bisa. Emosi sudah menguasai keduanya.
And I know I've made mistakes at times
Every now and then I've made you cry
For that I'm sorryPemuda manis itu semakin menangis hebat. Ia menyesal tak bisa mengontrol emosinya. Harusnya ia tidak memancing kemarahan. Harusnya ia bisa sedikit lebih bersabar dan mereka bisa bicara baik-baik mengenai masalah yang ada.
Sedangkan Changbin, ia berdiri mematung tak jauh dari tempat suami manisnya menangis. Lelaki itu diam memperhatikan dengan tangan meremat jaket yang ia bawa dengan kencang. Hatinya sakit melihat orang yang paling ia cintai menangis sendirian. Changbin sudah beberapa kali melihatnya lewat cctv yang ia pasang, namun melihatnya secara langsung dan mendengar isakan menyedihkan dari kesayangannya membuat hatinya sangat sakit.
Changbin merasa bodoh. Ia tak bisa menjaga hati Felix dengan baik. Ia sudah lalai. Dulu ia berjanji di depan keluarga mereka bahwa ia akan menjaga Felix dan tak akan pernah menyakitinya. Tapi seperti menjilat ludah sendiri, Changbin adalah alasan terbesar Felix merasakan kesedihan.
Lelaki itu berjongkok kemudian ikut menangis bersama suami manisnya di tempat yang berbeda. Tangisan Felix masih terdengar dan itu membuat hati Changbin seperti tersayat. Ia ingin berlari kesana dan merengkuh tubuh kecil kesayangannya. Tapi tidak bisa, Changbin harus memberikan waktu untuk Felix mengeluarkan segala kesedihan yang dirasa.
Beberapa saat Changbin menangis, kemudian ia berdiri dan segera menyeka air mata di wajahnya. Ia laki-laki yang harus bertanggung jawab dengan segala tindakan yang telah ia perbuat. Ia mengatur nafasnya kemudian berjalan mendekat ke arah Felix berada.
"Disini dingin sayang. Ayo masuk," ucap Changbin sembari menyelimuti tubuh Felix dengan jaket yang ia bawa.
Felix tak bergeming, ia masih mengatur nafasnya yang sesenggukan karena terlalu lama menangis. Changbin berjongkok di hadapan suami manisnya kemudian tangannya menggenggam tangan dingin Felix dan merematnya pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/227735444-288-k413446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 2 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2020, June 2nd Ended : 2020, September 9th ⚠️BXB AREA⚠️ Ini hanyalah fiksi, aku cuma meminja...