Mr Coffee V

2.5K 387 253
                                    

Kalian tau kan cappuccino rasanya lebih pahit dari mocha, jadi ya... Selamat membaca😉




Felix menahan nafas untuk beberapa saat setelah Jisung menyebut nama Hyunjin. Bukannya Felix tidak mau jujur, hanya saja saat ini hubungannya dengan Hyunjin sudah biasa-biasa saja. Bahkan pemuda tinggi itu sudah memiliki kekasih yang sangat manis dan membuatnya jadi budak cinta. Felix juga sudah punya Changbin yang mengisi hatinya. Jadi seharusnya semua itu tidak masalah. Saat ini mereka benar-benar hanya teman.

Bisa dibilang hubungannya dengan Hyunjin dulu hanyalah cinta monyet anak SMA, tidak ada apa-apanya. Kencan saja hanya sekedar nonton film di bioskop sambil makan popcorn dan bergosip mencela pemeran antagonis. Sudah. Tidak ada yang spesial.

Tapi Changbin mana tau dengan perasaan dua orang itu. Yang ada dipikirannya sekarang adalah meminta Felix menjelaskan semuanya. Meski begitu Changbin juga bingung. Felix memang kekasihnya, tapi apa haknya mencecar pemuda manis itu untuk bercerita? Changbin saja belum memberikan kejelasan perihal perasaannya pada Felix.

Changbin marah, tapi juga merasa tak ada hak untuk merasakan marah itu.

"Kok diam?" Tanya Jisung memecah keheningan.

"Pulanglah," ucap Changbin pelan.

"Aku diusir?"

"Aku mau mengantar Felix pulang, jadi kau juga pulanglah."

Jisung mendengus kemudian berbalik pergi meninggalkan ruangan itu. Namun sebelumnya ia berbalik menatap Felix.

"Fel, akhir pekan nanti aku dan teman-teman yang biasanya mau main. Ikut, yuk? Sudah lama tidak main bersamamu. Minta Hyunjin menjemputmu saja."

"Pulang, Ji."

Jisung bengong di tempatnya. Kakak sepupunya tiba-tiba jadi galak begitu. Sangat aneh. Namun ia hanya mengedikkan bahunya kemudian melambaikan tangannya pada dua orang disana.

"Ya sudah aku pulang. Kabari kalau mau ikut ya, Fel."

Sepeninggal Jisung. Suasana di ruangan itu sangat hening karena dua orang disana tak ada yang mau memulai bicara. Felix memikirkan cara menjelaskan yang tepat sedangkan Changbin sedang bergelut dengan hati dan otaknya. Ada perasaan marah ketika mengingat keakraban kekasihnya bersama Hyunjin yang kini ia ketahui sebagai mantan kekasih dari Felix.

"Kak."

"Ayo aku antar pulang."

Felix mendongak mengikuti pergerakan Changbin yang tiba-tiba berdiri dan menyambar kunci mobilnya yang diletakkan di meja.

"Kak Changbin."

"Ayo, Fel. Kau pasti lelah."

Changbin tidak bermaksud mengusir, ia memang khawatir kekasih manisnya kelelahan. Tapi jauh di dalam hatinya ia juga sedang ingin menenangkan diri mencoba memikirkan perasaannya yang tiba-tiba meletup kesal dengan tidak jelas.

"Aku pulang sendiri saja, Kak."

"Aku antar."

"Tidak apa-apa, kan apartemenku dekat dari sini."

"Aku antar dengan jalan kaki."

Felix mengalah ketika Changbin masih bersikeras mengantarnya. Lelaki itu kini menggandengnya, namun rasanya berbeda. Gengganggamannya juga lebih kencang dari biasanya. Ketika mereka sudah sampai di kawasan apartemen tempat Felix tinggal, pemuda manis itu menghentikan langkahnya membuat Changbin heran.

"Kenapa?"

"Biar aku jelaskan."

Changbin tidak bodoh untuk mengetahui apa yang ingin Felix bahas. Tapi dirinya sedang tidak ingin membahas perkara mantan kekasih. Perasaan Changbin sedang tidak baik sekarang.

Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang