Three Words 2 [ChangLix]

Sweet Chaos

Segala hal di dunia ini penuh dengan kejutan. Apa yang akan terjadi tak pernah bisa ditebak dengan mudah. Cinta juga menjadi komponen yang sulit untuk ditebak dan memiliki banyak kejutan di dalamnya. Namun bagi Lee Felix, ada satu hal lain yang lebih mengejutkan. Soal anak SMA tampan yang tiba-tiba datang padanya ketika ia sedang duduk sembari menikmati bacaan di kedai kopi dekat kampusnya.

"Kakak terlihat sangat manis, aku akan meninggalkan kenang-kenangan agar kakak manis tidak melupakanku hingga kita bertemu lagi."

Cup

"Sampai jumpa lagi!"

Felix tertegun di tempatnya. Bibirnya. Pemuda manis itu menyentuh bibirnya yang baru saja dikecup dengan kurang ajarnya. Pelakunya seorang anak SMA bersurai hitam yang masih mengenakan seragam sekolahnya. Bagaimana bisa?

"HAHAHA KAU SERIUS?"

Jisung terlihat berguling di karpet kamar Felix sembari terbahak mendengar cerita sahabatnya. Sedangkan Felix hanya bisa merengut dan menarik kesal bulu-bulu karpetnya. Ia baru saja menceritakan soal kejadian kecupan yang menimpanya kemarin, dan sahabatnya dengan tega justru menertawakannya dengan kejam.

"Apa yang menjadi masalah? Hanya kecupan di bibir, kan?"

Jisung mengusap matanya yang berair setelah tertawa kencang, setelahnya pemuda itu bangun dan mendudukkan dirinya dengan ekspresi yang lebih tenang.

"Itu bukan hanya, Ji! Itu first kiss-ku! Aku bahkan belum pernah mencium seorang gadis sebelumnya, tapi bagaimana bisa seorang anak SMA yang tidak dikenal tiba-tiba datang dan menciumku?"

Felix menggigit rotinya dengan brutal kemudian menghela nafas panjang karena merasa pusing. Jisung tersenyum lantas tangannya bergerak mengusak rambut sahabatnya dengan gemas membuat pemuda manis itu mendengus kesal.

"Kau percaya dengan adanya love at first sight? Siapa tau anak itu baru saja merasakannya."

"Setidaknya perkenalkan diri lebih dulu! Mencium juga harus menggunakan sopan santun, kan?"

Jisung kembali terbahak kencang. Ucapan sahabatnya benar-benar luar biasa menyenangkan untuk... Dikatakan bodoh.

"Kau terlalu konservatif. Orang-orang di club bahkan langsung bercinta ketika bertemu."

Felix mendelik kesal kemudian melempar bungkus rotinya ke arah Jisung bersamaan dengan suara ketokan di depan pintu rumahnya. Awalnya ia cuek karena mamanya pasti akan membukakan pintu, namun ketika ia ingat jika mamanya sedang pergi arisan, ia segera bangun untuk membuka pintu.

Cklek

Felix bengong. Orang di depan pintu terdiam, namun sejurus kemudian senyum lebar muncul di wajah orang itu.

"Hai, Kak. Aku diperintah oleh ibu negara untuk mengantarkan beberapa makanan karena kami baru pindah di rumah sebelah. Semoga kita bisa menjadi tetangga baik, ya!"

Orang di depan sana menyerahkan bungkusannya kemudian segera diterima oleh Felix yang masih tidak bisa berkata-kata. Orang di depan pintu itu celingukan sebelum senyumnya kembali merekah.

Cup

"Sebagai kenang-kenangan awal kita menjadi tetangga!"

Felix menahan nafas melihat tetangga barunya berlari kembali ke rumahnya. Anak itu.... Anak SMA yang kemarin menciumnya, baru saja menciumnya lagi!

"HUAAAA JISUNGGGGG!!!"

Hidup Felix tidak tenang setelah keluarga si anak SMA yang mencuri ciuman pertamanya pindah di samping rumahnya. Ia tak masalah sebenarnya, hanya saja anak itu selalu mendekatinya dengan sangat menyebalkan. Apapun yang Felix lakukan tak pernah lepas dari pengawasannya. Ini baru seminggu dan anak itu benar-benar mengubah keseharian Felix.