Dandelion II

2K 339 143
                                        

Felix berjalan sendirian di tengah banyaknya mahasiswa yang sedang sibuk mempersiapkan stan untuk festival kampus. Pemuda manis itu membawa sekardus perlengkapan yang akan digunakan jurusannya untuk menghias stan, namun pikirannya tidak pada tempatnya sampai membuatnya menabrak orang lain beberapa kali. Felix menghela nafas pelan dan terus berjalan lurus sampai suara teriakan mengalihkan perhatiannya.

"AWAS!"

Felix melotot terkejut, tubuhnya tersentak ke belakang dan ia dapat mendengar suara besi jatuh di dekatnya. Felix masih mengumpulkan kesadarannya sampai sebuah suara teriakan menyadarkannya.

"Tidak bisakah kalian berhati-hati?! Sudah aku bilang pegang yang benar! Jika dia terluka apa yang akan kalian lakukan?!"

Felix menatap seseorang yang berteriak barusan, itu Changbin yang terlihat sangat marah sekarang. Tangan pemuda itu masih menggenggam erat pergelangan tangan Felix yang tadi ditariknya untuk menyelamatkan Felix dari besi yang jatuh.

"Maaf kak, kami lalai," ucap salah satu mahasiswa disana dengan ekspresi merasa bersalah.

"Jangan hanya minta maaf! Jika terjadi sesuatu yang buruk dengannya apa kalian akan bertanggungjawab?! Kalian-"

"Aku tidak apa-apa."

Changbin menghentikan ucapannya ketika sebuah tangan menyentuh pundaknya. Pemuda itu menatap Felix yang juga sedang menatapnya dan seketika ia merasa tenang. Changbin menghela nafasnya kemudian kembali menatap para juniornya yang masih menunduk karena merasa bersalah.

"Bereskan kekacauan ini dan istirahat sejenak setelahnya. Mungkin kalian terlalu lelah karena persiapan ini," ucapnya dan segera berjongkok untuk merapikan bawaan Felix yang jatuh berserakan karena kardus yang dibawanya jatuh. Felix juga ikut membereskan barangnya yang berserakan namun tangan Changbin mencegahnya.

"Biar aku saja, kau pasti masih merasa terkejut."

Sejujurnya Felix memang masih terkejut. Pertama, karena bahaya yang baru saja hampir mencelakainya, dan yang kedua karena Changbin marah ketika dirinya dalam bahaya. Ia bingung, kenapa Changbin harus semarah itu?

"Ada apa ini?"

Felix menoleh dan mendapati seorang perempuan dengan rambut hitam sebahu datang menghampiri mereka. Ia jelas mengingat perempuan itu, Park Saerin dari jurusan musik, kekasih Changbin. Pemuda manis itu segera membereskan barangnya kemudian kembali berdiri dengan mengangkat kardusnya.

"Aku akan mengantarnya dulu, tunggulah disini bersama yang lain," ucap Changbin pada Saerin sembari merebut kardus yang dibawa Felix dan segera berjalan lebih dulu.

Felix mengangguk kecil pada Saerin kemudian berlari mengejar Changbin yang sudah berjalan lebih dulu.

"Aku bisa membawanya sendiri."

"Biarkan aku membantumu sekarang, aku tidak ingin kau berjalan sambil melamun seperti tadi lagi. Aku... Khawatir."

Langkah kaki Felix terhenti. Pemuda manis itu menunduk lantas dengan segera merebut kembali kardusnya.

"Jangan sok peduli. Kembalilah pada kekasihmu dan jangan muncul di depanku lagi."

Felix segera berjalan meninggalkan Changbin di tempatnya. Changbin ingin menyusul namun ia tidak ingin membuat Felix semakin marah sehingga pada akhirnya ia membiarkan Felix pergi. Meski begitu, Changbin tak ada niat untuk kembali ke stan jurusannya dan memilih pergi ke tempat yang sepi untuk menenangkan diri.

Felix berjalan lurus dengan emosi yang bercampur aduk membuat hatinya tidak tenang. Pemuda manis itu kembali ke tempat teman-temannya berada dan menyerahkan kardus dekorasi, setelahnya ia meminta izin untuk pulang lebih dulu karena merasa tidak enak badan.

Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang