Three Words 2 [ChangLix]

Euphoria

Sequel Stressful
From Three Words book I

"Sudah siap belum? Aku jemput."

Felix duduk di pinggir ranjangnya dengan ponsel yang menempel di telinga. Ia berdecak mendengar suara orang di sebrang sana. Felix ingin hidup tenang, tapi sepertinya tidak bisa. Dosennya terus saja mengganggu sejak kejadian di pesta tempo hari.

"Tidak mau pergi."

"Katanya acara penting?"

"Saya tidak mau pergi bersama Pak Changbin."

Felix mendengus. Bundanya sering berkirim pesan dengan mama Changbin dan dua wanita itu sering sekali menggosipkan anaknya. Segala sesuatu yang Felix lakukan maka mama Changbin akan mengetahuinya, begitu juga sebaliknya.

Dan beginilah sekarang, kemarin Felix meminta izin pada bundanya untuk pergi ke pesta ulang tahun temannya, bunda mengizinkan tapi diam-diam melaporkan pada mama Changbin hingga berita itu sampai di telinga anaknya.

Changbin yang mendengar bahwa 'kekasihnya' akan menghadiri pesta di club pun tidak setuju jika Felix pergi sendiri, kemudian lelaki itu menghubungi Felix untuk menemaninya. Felix? Tentu saja menolak dengan keras, tapi dosen pembimbingnya itu justru semakin bersikukuh untuk ikut.

"Jadi pergi tidak?"

"Jadi, saya sudah di perjalanan. Pak Changbin tidak perlu ikut."

Setelah berbohong pada Changbin, Felix segera mematikan panggilannya dan berganti baju agar tidak terlambat datang ke pesta temannya.

"Fel, kekasihmu menunggu."

Felix yang sedang bercermin berjengit kaget ketika kakaknya muncul secara tiba-tiba di ambang pintu kamarnya. Lebih terkejut lagi mendengar ucapan kakaknya. Kekasih? Siapa?

"Kekasih yang mana?"

"Memang kekasihmu ada berapa?"

"Tidak punya— Oh!"

Felix berkedip beberapa kali kemudian berlari ke bawah. Benar dugaannya, kenapa dosen menyebalkannya ada di depan sana? Bagaimana bisa? Felix kesal sekali melihat lelaki itu kini duduk di sofa ruang tamunya sembari mengobrol akrab bersama bunda. Apa-apaan ini?

Bunda Felix yang sadar dengan kedatangan anaknya pun tersenyum dan berbicara dengan semangat.

"Sudah siap? Kekasihmu ini sudah menunggu lama loh, Fel."

"Felix berangkat dulu bunda," ucapnya sembari berjalan melewati ruang tamu begitu saja.

Setelah pamit pada bundanya, pemuda manis itu segera keluar dari rumah tanpa sedikitpun melirik ke arah dosennya. Ia kesal.

"Mau kemana? Mobilnya ada disini."

Changbin bertanya ketika melihat Felix berjalan melewati mobilnya. Felix tidak menjawab, ia terus berjalan menjauh. Apa sih mau dosennya? Kenapa sekarang lelaki itu jadi suka sekali menempel padanya?

"Kesini sayangku."

Felix rasanya geli sekali mendengar Changbin memanggilnya begitu. Ditambah lagi tangan lelaki itu kini menggenggam tangannya untuk ditarik masuk ke dalam mobil.

"Dimana lokasinya?"

"Pak Changbin kenapa bisa sampai sini?"

"Tadinya mau main saja, dan ternyata kau masih di rumah."

Bohong! Felix tau lelaki itu sedang berbohong jika dilihat dari ekspresinya. Pasti bunda yang bilang pada Changbin kalau ia masih di rumah.

"Ya sudah, antar saja. Pak Changbin jangan ikut masuk."