Mereka benar-benar menjadi berjarak. Bahkan berada di titik tak saling sapa ketika berpapasan. Changbin tidak menginginkannya, ia ingin mendekat namun Felix selalu menghindarinya. Sudah hampir dua minggu dan hubungan mereka semakin renggang. Changbin takut kehilangan Felix, tapi ia tak tau harus dengan cara apa membuat Felix kembali padanya.Felix jadi sering diam dan menyendiri. Sesekali pemuda manis itu memilih duduk di pinggir danau dengan buku bacaan yang ia bawa untuk menemani kesendiriannya. Sejujurnya Felix ingin kembali bicara berdua dengan Changbin, namun entah kenapa pemuda itu jadi sering menghabiskan waktu dengan perempuan anggota fotografi saat itu. Felix cemburu, tapi ia punya hak apa?
Felix duduk bersandar di pohon besar yang terletak di pinggir danau. Tangannya memeluk kakinya yang ditekuk dan wajahnya ia tenggelamkan disana. Pada akhirnya, Felix menjadi lemah dengan menangis sendirian tanpa suara.
"Kau belum makan daritadi."
Felix mendengar suara itu, namun ia enggan mengangkat kepalanya. Ia malu karena menangis di kampus.
Changbin duduk di samping Felix dengan kotak bekal di tangannya. Ia menatap lekat punggung sempit milik orang yang sangat ia sayang, lantas tangannya merengkuh tubuh itu ke dalam pelukannya.
Tadinya Felix hanya diam, namun akhirnya ia kembali menangis karena merasa rindu dengan pelukan hangat itu. Pemuda manis itu menangis sesenggukan dan Changbin akan setia menenangkan. Setelah tangisan Felix sedikit reda, Changbin mulai bicara.
"Ini sudah terlalu lama kita saling diam. Aku kangen," bisik Changbin pelan.
"Hidupku sangat sepi tanpa omelanmu. Kemarin aku menyakiti pergelangan tanganku karena futsal, apa kau tidak mau memarahiku?"
Felix hanya diam. Ia masih menenggelamkan wajahnya di dada bidang Changbin karena tidak ingin Changbin menatap wajahnya yang sembab. Ia malu.
"Aku tidak meresmikan hubungan kita karena aku takut dengan ikatan hubungan. Aku takut kita akan putus dan kau meninggalkanku. Aku tidak bisa membayangkan kau pergi dariku."
"Memang siapa yang mau memutuskan hubungan?"
Felix berteriak tertahan. Tangannya terkepal dan memukul dada Changbin dengan pelan. Felix kesal. Jika memang itu alasannya berarti Changbin tidak mempercayainya untuk menjaga hubungan kan?
"Maaf."
Changbin mengambil sesuatu dari sakunya. Sebuah kalung kecil dengan bandul cincin. Felix menatap bingung namun sesaat kemudian pemuda manis itu membeku ketika Changbin menciumnya. Hanya bibir yang saling menempel, namun mampu membuat detakan keras di hati dua pemuda itu.
"Aku menyayangimu, aku serius ketika mengatakannya. Mungkin pemikiran kita berbeda tapi setelah beberapa waktu kita saling introspeksi, aku mulai paham dengan maksudmu."
Changbin bergerak memasangkan kalung yang ia bawa ke leher Felix kemudian tangannya beralih mengusap pipi pemuda manis itu dengan sayang.
"Kalung ini sebagai tanda jika hatiku milikmu. Lee Felix, maukah kau jadi kekasihku?"
Jantung Felix berdetak kencang. Ia tak menyangka jika pada akhirnya Changbin akan meresmikan hubungan mereka. Dengan sebuah cincin pula. Felix tidak tau jika Changbin bisa bertindak romantis begini.
"Aku mau," ucap Felix dengan anggukan semangat.
Changbin tertawa kecil kemudian mengusak sayang rambut Felix. Ia senang dengan melihat kesayangannya bersemangat begitu. Changbin sadar jika keputusannya sebelumnya adalah suatu kesalahan yang membuat Felix tersakiti.
"Biasanya galak, sekarang malah menangis sendirian disini. Seperti bukan Felix-ku," ucap Changbin sembari mencubit gemas pipi Felix.
"Memang itu salah siapa?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 2 [ChangLix]
ФанфикKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2020, June 2nd Ended : 2020, September 9th ⚠️BXB AREA⚠️ Ini hanyalah fiksi, aku cuma meminja...