Love Potion VI

4.6K 352 198
                                    


"Gosok yang benar!"

Felix berkata ketus pada Changbin yang saat ini berada di belakangnya. Lelaki itu berjongkok di samping bathtub sembari menggosok punggung Felix yang sedang duduk nyaman di dalam bathtub yang diisi air hangat.

"Sebelah sini," ucap Felix menunjuk punggung kanannya dengan semena-mena.

Changbin menurut, menggosok punggung itu dengan telaten tanpa banyak protes. Pagi tadi ketika Felix membuka matanya, Changbin sudah dihadiahi sebuah pukulan keras menggunakan bantal. Felix memukulnya kesal karena semalaman tidak diberi istirahat oleh Changbin yang menggempurnya habis-habisan sampai bagian bawahnya terasa pegal dan sakit. Akhirnya Changbin berinisiatif untuk bertanggung jawab dengan melakukan apapun yang Felix mau seharian ini, jadilah ia memandikan Felix dan menggosok punggung pemuda manis itu tanpa diperbolehkan ikut masuk ke dalam bathtub.

Kata Felix pagi tadi, "Pantatku masih sakit, aku tidak mau kau kembali berulah dan menancapkan benda pusakamu itu lagi. Nafsumu itu sudah gila!"

"Aku juga ingin berendam," ucap Changbin masih mencoba merayu Felix agar diperbolehkan bergabung disana. Namun pemuda manis itu hanya diam tanpa menanggapi membuat Changbin mendengus sebal.

"Sudah selesai! Basuh badanmu sendiri."

Changbin mengencangkan tali bathrobenya dan keluar dari kamar mandi mengabaikan teriakan Felix yang menggema disana.

"Katanya kau mau tanggung jawab? Pantatku masih sakit tau!"

Changbin tidak menggubris, lelaki itu justru duduk di sofa sembari memandang ke luar. Sedangkan Felix masih menggerutu dengan suara keras di dalam kamar mandi.

"Seo Changbin sialan. Urusan sex nomor satu, tapi tanggung jawab nol besar. Kalau begini mana mau aku menikah denganmu!"

Seketika Changbin kembali masuk ke dalam kamar mandi kemudian mengangkat tubuh Felix untuk ia bilas dan handuki. Changbin melakukannya tanpa kata, Felix tau lelaki itu masih kesal padanya tapi lucu juga karena Changbin masih merawatnya dengan baik.

Setelah tubuh kecilnya mengenakan bathrobe dan diangkat ke ranjang oleh Changbin, pemuda manis itu tersenyum sangat manis dan menarik tangan Changbin agar berbaring di ranjang itu. Felix mendekat, mendekap erat tubuh atletis Changbin dan menenggelamkan wajahnya disana.

"Aku suka aromamu," bisik Felix sembari menghirup dalam aroma natural yang menguar dari tubuh Changbin.

"Aku menyukaimu," jawab Changbin sembari mengecup sayang kepala Felix.






Empat bulan berlalu hubungan dua laki-laki itu semakin lengket saja. Changbin sudah menemui orangtua Felix dan meminta izin untuk menjalani hubungan yang serius. Kini mereka menjadi sepasang kekasih dan cincin pertunangan pun sudah tersemat dengan cantik di jari manis mereka.

Keduanya tidak lagi bercinta setiap kali bertemu. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan cuddle dan berbagi candaan juga kasih sayang. Hubungan mereka sekarang bukan lagi sebatas hubungan penuh nafsu, namun berganti dengan hubungan penuh rasa sayang.

"Kakak!"

Changbin tersenyum menyambut Felix yang baru keluar dari cafenya. Lelaki itu merapikan rambut Felix kemudian mengecup kening kekasihnya dengan sayang.

"Katanya pulang besok?"

"Bohong. Agar menjadi surprise untukmu."

Felix mencebik kemudian segera masuk ke dalam kursi penumpang disusul Changbin yang masuk ke dalam mobilnya.

"Aku dengar ada seseorang yang mendekatimu ketika aku pergi?"

Felix menoleh dengan cepat. Ia sama sekali tidak pernah mengatakannya. Sengaja agar Changbin tidak mencari masalah dengan orang itu. Selama Felix bisa mengatasinya ia akan menyelesaikannya sendiri. Lalu siapa yang memberitau Changbin?

Three Words 2 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang