Changbin melangkah masuk ke rumah Felix. Sesuai ucapannya kemarin, ia benar-benar menemani Felix di rumah pemuda manis itu, bahkan ketika hari masih sore ia sudah datang. Changbin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah. Rapi dengan nuansa putih dan cokelat di rumah itu. Di beberapa sudut rumah juga ada tanaman hias yang terlihat dirawat dengan baik.
"Nanti kau bisa tidur di kamar kakakku," ucap Felix sembari berjalan di depan Changbin untuk menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kau punya kakak?"
Changbin baru mengetahui itu. Ia kira Felix anak tunggal karena pemuda manis itu memang hanya sendirian disana.
"Punya. Tapi kakakku bekerja di luar kota dan jarang pulang sehingga kamarnya jarang digunakan. Ayo masuk."
Changbin mengangguk dan masuk ke dalam kamar Felix yang sangat rapi. Kamar itu memiliki warna senada dengan ruang tamu rumah Felix. Disana hanya ada single bed, meja belajar, rak buku berukuran sedang, dan sebuah lemari yang semuanya berwarna putih. Sangat bersih seperti kulit Felix. Di lantai kamar itu juga terpasang karpet bulu berwarna abu-abu yang menambah kesan manis di dalam sana.
"Kamarmu nyaman."
"Kau mau tidur disini?"
Changbin menoleh dengan cepat. Ia tidak salah dengar kan? Felix menawarinya tidur di kamar pemuda manis itu? Berduaan? Bukankah itu artinya mereka akan tidur berdampingan di sebuah single bed yang tidak begitu besar? Rasanya pikiran Changbin jadi menggila hanya dengan membayangkannya.
"Bolehkah?" Tanya Changbin pelan.
"Tentu saja boleh, nanti biar aku yang tidur di kamar kakakku."
Muka sumringah Changbin seketika menjadi datar. Ternyata maksud Felix begitu, ia kira akan bisa modus dengan pemuda manis itu.
"Tidur berdua juga tidak apa-apa," ucap Felix lagi membuat Changbin melotot tidak percaya ke arahnya.
"Jangan menatapku begitu. Memangnya ada yang salah dari ucapanku?"
Changbin gelagapan. Ia hanya terlalu terkejut sampai bingung bagaimana harus bereaksi.
"Tidak ada kok."
"Kalau merasa masih sepi nanti bisa ajak Hyunjin menginap disini juga."
"Jangan!"
Changbin refleks berteriak heboh dan setelahnya pemuda itu berdehem untuk mengembalikan wibawanya.
"Maksudnya jangan, nanti dia merusuh di rumahmu."
"Kan agar rumah semakin ramai."
"Nanti biar aku ramaikan."
Felix tersenyum manis kemudian menghidupkan kipas angin di kamarnya dan merebahkan diri di ranjang. Sedangkan Changbin memilih duduk di kursi meja belajar Felix sembari memperhatikan pemuda manis itu.
"Aku mengantuk," ucap Felix pelan.
"Tidurlah."
"Kau juga tidur sini."
Changbin menelan ludah gugup ketika Felix menggeser tubuhnya menempel ke tembok untuk memberi ruang untuk Changbin agar bisa duduk. Ini tidak baik untuk hatinya, tapi juga merupakan kesempatan emas untuknya agar bisa tidur bersebelahan dengan pujaan hatinya.
Dengan sedikit ragu Changbin berpindah ke samping Felix dan mulai memejamkan matanya untuk menetralkan detak jantungnya yang menggila. Kulit tangan mereka saling menempel membuat Changbin bisa merasakan betapa halusnya kulit Felix. Keduanya hanya diam sampai sebuah tangan tiba-tiba melingkar di perut Changbin membuat pemuda itu memekik pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 2 [ChangLix]
Fiksyen PeminatKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2020, June 2nd Ended : 2020, September 9th ⚠️BXB AREA⚠️ Ini hanyalah fiksi, aku cuma meminja...
![Three Words 2 [ChangLix]](https://img.wattpad.com/cover/227735444-64-k413446.jpg)