149

894 140 5
                                    

"Kuharap mereka bisa menyamakan kedudukan selama Hinata masih bisa dijadikan umpan dengan bantuan Udai dalam segala posisi, termasuk jadi umpan juga." ucap Shimada.

"Kalau Hinata berada di belakang, bikin cemas saja. Dia bukan Ojou-chan yang bisa berkeliaran kesana kemari dengan mudahnya mengingat cara berpikir mereka itu termasuk beda. Soalnya, serve dan penerimaannya masih buruk dan tak sebagus bahkan sebersih Udai" lanjut Takinoue.

Ketika Hinata cemas sendiri, dia tak sengaja menangkap Kageyama yang sedang menoleh kepadanya dan sang setter tengah mengkode halus dengan menyentuh pundak depannya sebanyak dua kali, dan Hikari juga menyadari kode halus itu tanpa mengarahkan wajahnya ke arah si jangkung bersurai blueberry yang tengah mengkode ke arah si pendek jeruk keprok itu.

Dibalas anggukan serta senyuman oleh Hinata tak lama kemudian.

"Shoyo, nice serve!" ucap Hikari.

"Iya!" sahutnya.

Setelah berteriak, gadis itu kembali menatap ke arah net dan dikejutkan oleh Tsukishima yang mengkodenya halus.

"Ada apa?" ujarnya lirih, memulai percakapan diantara keduanya yang hanya mampu didengar oleh mereka berdua saja.

"Jika Guess Block si nomor lima itu nilainya berada diantara 120 atau 0 poin, kurasa, Read Block itu nilainya hanya akan terus berada di 75 poin. Yah, kita sebagai bloker ketika menjaga bola memang butug lebih bekerja keras, tapi menurut penonton pasti akan lebih baik melakukan blok dengan nilai 120 poin." sahut Tsukishima lirih dikala keduanya bergerak menjaga bagian kepala belakang mereka masing-masing begitu peluit untuk melakukan servis berbunyi.

Mengutarakan pikirannya selagi ucapan halusnya masih bisa didengar oleh Hikari tanpa harus ketahuan oleh tim lawan.

"Yah, itu lebih baik dari pada tidak sih. Lebih baik lakukan sesuai poin ketika para spiker musuh diberi umpan oleh setter mereka, bukan?" sahut gadis itu.

"Kau benar." balas Tsukishima.

"Dengan kata lain ..."

"Kita tak boleh memberikan setter lawan merasa puas karena berhasil mengecoh bloker kita."

Tatapan serius Tsukishima yang awalnya menatap lurus pun melirik ke arah Hikari, gadis itu melirik juga kearahnya dan membalas tatapan Tsukishima dengan senyuman.

"Jangan lupa otak kita bisa memikirkan hal yang sama, Kei-kun." ucapnya.

Lelaki itu tersenyum.

"Aku memang tak bisa meremehkan Hikari-chan ya."

"Ayo kita lakukan yang terbaik." ajak Hikari kemudian.

"Ya, ayo."

Ditengah pergerakan mereka saat ini setelah obrolan kecil keduanya usai karena mereka harus fokus ke pertandingan yang sudah kembali berlangsung, Tsukishima masih berkutat dengan pikirannya dan hanya Hikarilah yang bisa menyimpulkannya dengan cepat.

Kuat, dan pantang menyerah, ditambah lagi cepat dan tangkas ...

Tsukishima kini bergerak dan menyamakan timing lompatnya bersama Asahi untuk menjaga bola yang di umpan oleh Shirabu kepada Ushijima, dimana Nishinoya langsung menjaga di belakang kedua bloker dan Hikari menjaga disisi kanan belakang setelah merasa titik penjagaannya pas.

Aku tak akan membiarkan bolanya melewatiku. Aku akan terus menekan mereka dan membuat mereka merasa panik, dan aku harus mengambil alih peran Hikari pelan-pelan agar dia tidak membebani diri lagi seperti kebiasaan buruknya yang satu itu. Batin Tsukishima lagi setelah dia berhasil menciptakan one touch.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang