"Baiklah! Kita memiliki latih tanding yang penting nanti! Ayo berikan yang terbaik!" tutor Daichi seperti biasanya.
"Yaaa!!" balas anak-anak tim bersemangat.
Hikari menggenggam kedua tangannya erat, merasa begitu bersemangat untuk mempersiapkan kamp latihan pertamanya untuk turnamen voli musim panas ini.
"Tokyo, ya? Aku akan menghancurkan anak kota yang menyebalkan itu berkeping-keping." ucap Tanaka sembari bertopang dagu dan memasang muka menantang sekaligus meremehkan disaat yang bersamaan, membuat Hikari ingin sekali memukulnya sekarang.
"Dia berkata 'anak kota yang menyebalkan'." sindir Tsukishima.
"Berisik, Tsukishima!" omelnya kemudian.
Hikari menggelengkan kepala, bisa-bisanya kelakuan Tsukishima makin menggila begitu padahal nggak hebohan anaknya, kemudian kedua matanya menatap ke arah Noya yang mendekati Daichi.
"Daichi-san." panggilnya.
"Maafkan aku. Aku tidak akan bermain di latih tanding nanti." jelas Noya kemudian.
"Nishinoya." balas Daichi.
Hikari pun berjalan mendekati Noya lalu menarik sedikit ujung lengan kaos yang sedang ia gunakan, membuat sang Libero menoleh kearah sosok kecil yang kini berdiri tepat di samping nya itu.
"Noya-san, main ya? Dan ... Ini kamp latihan perdana ku dengan klub voli, ditambah aku juga baru pertama kali ikut klub olahraga terutama cabang yang aku sukai sejak kecil. Aku tak pernah ikut klub voli sebelumnya sejak SD hingga tamat SMP. Dan ... Aku ingin kita pergi ke kamp dengan formasi lengkap, tak ada satu orangpun yang tertinggal dibelakang dan hanya mendengar cerita saja ketika anggota yang lain kembali dari sana. Ku mohon ..." ucapnya tulus, ingin bisa berkumpul bersama semuanya.
Noya menatap Hikari, merasa bersalah karena sudah membuat gadis itu memasang ekspresi sedih. Kemudian ia melepaskan genggaman Hikari dari lengan bajunya, lalu menggamit beberapa jari jemari kecil milik gadis itu dan menggenggamnya sejenak. Hikari pun juga tak membantahnya. Masih merasa sedih karena Noya masih berusaha bersikukuh untuk tidak ikut.
"Shoyo dan Hikari-chan adalah anak yang baik. Anak-anak kelas satu ini sangat menarik dan kekuatan mereka harus diperhitungkan, terutama Hikari-chan yang mencakup semua posisi kita, dan aku merasa tim ini akan menuju ke arah yang benar sekarang." ucapnya sembari melepas genggamannya pada jemari Hikari dengan lembut tanpa disadari yang lain.
Kemudian ia melangkah menuju keranjang bola voli dan kembali melanjutkan ucapannya sembari meraih salah satu bola dari sana.
"Bahkan ... Aku juga ingin berlatih bersama kalian. Tapi, jika aku bermain dalam pertandingan dan tim kita menang, itu akan menjadi bukti bahwa kita dapat melakukannya tanpa adanya Asahi-san. Aku tidak menyukai itu." terang Noya sedih.
Hal itu membuat Daichi tercengang, bahkan Hikari yang mendengar itu pun juga semakin sedih didalam lubuk hatinya, ia pun berpikir jika apa yang dikatakan oleh Nishinoya ada benarnya. Jika hal itu terjadi, maka peluang Asahi untuk tidak kembali ke dalam tim akan semakin besar dan sosok sang Ace malah jadinya terlihat tidak dibutuhkan lagi. Padahal sebenarnya mereka benar-benar membutuhkan sosok Asahi ditengah-tengah mereka.
"Dia selalu berjuang bersama kita. Tapi sekarang ... Maafkan aku yang telah banyak merepotkan." potong Noya di akhir sembari meminta maaf.
"Baiklah, tapi kau harus datang ke kamp latihan." putus Daichi kemudian, membuat keduanya terkejut dan menoleh ke arah sang kapten terkejut.
"Eh? Tapi ..."
Ucapan Noya akhirnya terputus ketika Hinata mendadak berlarian riang mendekati ketiga nya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]
FanfictionBook 1 - [Haikyuu x Original Character] Jadi satu-satunya anggota putri di tim voli putra SMA Karasuno? Itu tidak jadi masalah bagi Udai Hikari. Semuanya seakan tak percaya jika kehadirannya di Karasuno jadi pemicu baru bagi anak-anak di tim putra...