160

997 161 7
                                    

Hinata mengambil bola dan berdiri di belakang garis karena saat ini merupakan gilirannya untuk servis, dan Nishinoya pun berotasi dengan Tsukishima setelahnya.

"Aku mengandalkan mu!" ucap Nishinoya dikala mereka adu tos.

"Baik." jawab Tsukishima.

Pelatih Ukai kini menangkup kedua tangannya sembari bertopang diatas kedua paha nya.

Kami sudah kehabisan kombinasi rotasi pemain, meminta Udai melakukan lebih dari sekarang rasanya tidak mungkin. Aku masih memikirkan resiko cederanya jika dia memaksakan diri lebih dari ini. Tapi saat ini setter berada di barisan belakang, dan tiga pemain penyerang ada di barisan depan. Dibarisan belakang juga ada dua pemain yang sangat dibutuhkan untuk melakukan serangan super cepat Hinata yang bisa saja diganti dengan Udai tanpa terencana atau dilakukan secara naluriah oleh mereka. Rotasi ini merupakan rotasi formasi super cepat kami. Itu pun kalau kalian mendapatkan kesempatan untuk menyerang ... Dengan keluarnya Nishinoya dan berpindah nya Sawamura kebarisan depan, maka tak ada pilihan lain selain mengandalkan Udai untuk segi pertahanan. Dan selain itu, formasi ini juga bergantung pada blok untuk mempermudah Udai menerima bola nantinya. Batin sang pelatih.

Oke, posisi Libero dan pertahanan belakang, isi. Soalnya Yuu-san udah rotasi dengan Kei dan Daichi-san ada dibarisan depan, jadi mau tidak mau aku harus melakukannya. Demi skor terakhir. Batin Hikari.

Peluit berbunyi, Hinata melakukan servisnya sebelum mereka terkena penalti, bola diterima oleh Yamagata dan Shirabu.

"Bolanya masuk." ucap Hinata sembari bergerak ke tengah Hikari dan Kageyama.

Terus ini si setter malah masih sempat-sempatnya banyak tingkah kek mo ngajak gelud Hinata lagi.

"Hinata, bertukar lah posisi dengan ku!" ucap Kageyama sembari menarik lalu mendorong Hinata rusuh untuk berpindah ke sisi kiri yang sebelumnya diisi oleh sang setter.

"Woi, yang bener!" tegur Hikari ditengah bola yang masih melambung ke Shirabu.

Serangan perbedaan waktu takkan mempan kalau lawannya si mata empat ataupun Hikari, kalau begitu kami akan menyerang ke bagian tengah dengan cepat! Batin Shirabu.

Bola pun di umpan ke Kawanishi.

Mereka mengincar bagian tengah disaat seperti inu?! Batin Asahi.

"Kageyama, serahkan padaku! Fokuslah buat mengumpan!" ujar Hikari.

"Baiklah!"

Disaat bola masih melambung, Tsukishima pun juga melompat dikala dia mengingat kejadian dimana Kuroo memarahi Lev ketika mereka latihan waktu itu. Dan Lev mengadu kepada Tsukishima serta Hikari yang kebetulan tengah berjalan bersamanya.

***
Flashback on.

"Dengarkan aku, Tsukki, Ari-chan. Lagi-lagi Kuroo-san marah dan menyuruhku melakukan read block lagi. Tapi, bukannya jauh lebih baik kalau kita bisa membungkam lawan kita dengan mengandalkan keberuntungan dan insting?" keluh Lev.

"Yah, itu memang lebih baik, tapi aku tak ingin banyak bola lolos dari blokku." ucap Tsukishima sembari melepas kacamata dan mengelapnya sesaat.

"Dan itu juga tak selamanya akan berjalan mulus, Lev.  Terkadang insting dan keberuntungan itu bisa meleset, jadi jangan terlalu berharap banyak atau Kuroo-san benar-benar akan menghukummu lebih parah dari ini." sahut Hikari.

Mendengar itu, Lev terlonjak.

"Hueee, aku tidak menginginkannya, Ari-chan!" sahutnya sambil mewek ringan.

"Resikomu, aku tidak bisa menyalahkan Kuroo-san sepenuhnya." balas Hikari lagi.

"Hikari benar, jika kau mengikuti arah bola tapi reaksimu terlambat, setidaknya bolanya tidak benar-benar lolos darimu." sambung Tsukishima.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang