87

2K 264 12
                                    

"Ah, kau mau latihan spike lagi?!" tanya anak Nekoma yang mendadak muncul di pintu, membuat Hikari menatapnya riang.

"Inuoka!"

Panggilan gadis itu membuat yang empunya nama menoleh dan menatapnya girang juga.

"Oh! Udai-chan! Shoyo mana?" tanyanya kemudian.

"Dia masih digedung olahraga pertama."

"Begitu toh. Mau aku jadi blokernya?!" tawar lelaki itu kemudian.

"Aku baru mau main padahal." ringis gadis itu.

"Oh, ada Hikari rupanya!" ucap Yaku yang muncul setelah Inuoka masuk ke dalam.

"Morisuke-san! Halo!" sapanya.

"Halo, gadis cilik! Dan hei, Lev, jangan tiduran terus! Ayo latihan penerimaan lagi!" perintah Yaku setelah membalas riang sapaan gadis kecil itu lalu menatap serius ke arah Lev yang masih pada posisinya sejak tadi sembari memberi perintah ke arah si jangkung itu.

"Weh, Yaku-san!" ucap Lev terkejut sembari mengangkat kepalanya namun tetap tak bangkit dari posisi tengkurapnya.

"Apa maksudmu dengan 'weh'?! Kau masa kalah dengan Hikari yang dari tadi menjalani hukuman terus tapi mau ikutan latihan blokir?! Cepat bangun! Kau sudah istirahat lumayan lama." bantah sang senior sembari membandingkan juniornya dengan gadis yang mulai ia taksir sejak Golden Week kemarin.

"Kenapa aku jadi dibawa-bawa sama Morisuke-san sih?" ucapnya masam dan halus ditengah kericuhan keduanya saat ini.

"Kalau begitu, tugasku dan Hikari sudah selesai. Jadi aku permisi dulu. Ayo, Hikari." ajaknya sembari memegang kedua bahu gadis kecil itu setelah memutar tubuhnya ke arah pintu lalu mendorongnya pelan.

"Hei!" panggil Kuroo.

"Eh? Udahan? Aku belum main sekali loh." tanyanya penasaran.

"Iya, kau jadi gak usah main karena anak-anak Nekoma sudah datang. Istirahatkan badanmu." sahut si blonde.

"Ya udah lah, sebahagia Tsukishima aja." balasnya pasrah.

"Semuanya, sampai jumpa besok ya!" pekik gadis itu pelan.

"Sampai jumpa besok!" sapa semuanya yang ada didalam gedung olahraga.

"Sepertinya kau sudah bicara hal yang tidak perlu, Kuroo-san." ucap Akaashi pada Kuroo setelah kedua anak Karasuno itu keluar dari dalam gedung.

Membuat Kuroo sweatdrop ditempat.

"Kau membuatnya marah kecuali gadis kecil itu. Kau memang hebat, ahlinya membuat marah, Kuroo-kun." sambung Bokuto.

"Yah, habis ucapanku benar, kan?" tanya Kuroo.

"Benar apanya?" tanya Bokuto balik.

"Cebol Karasuno aneh dan patut diwaspadai namun dalam teknik dan pengalaman, dia masih pemula sama seperti Ojou-chan. Namun walaupun begitu, perihal Ojou-chan bertindak lebih realistis serta lebih dewasa juga ketimbang si cebol itu sejak pertemuan pertama kami dulu. Dia juga sama pemulanya bahkan belum ada pengalaman berarti sebelum bergabung ke klub, namun dia bisa mengimbangi semua permainan anggota timnya dengan sempurna dan dia lebih cepat belajar serta mengingat dengan sempurna dalam segala hal. Insting serta ke atletis an atas tubuhnya tak diragukan lagi walaupun dia sama seperti si Cebol itu. Ditambah lagi, keduanya sama-sama pendek dan Ojou-chan lebih kecil, namun aku mengakui kehebatannya. Namun si mata empat yang jauh lebih tinggi dari keduanya dan sama pintarnya dengan sang putri, justru menganggap dirinya tak sepandan dengan si Cebol namun tidak membandingkan dirinya dengan gadis itu, dan menganggap si Cebol lebih berbakat, padahal sudah jelas sekali gadis itu lebih hebat." jelasnya panjang lebar.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang