117

1.1K 174 15
                                    

Pemilik kedua manik mata abu-abu gelap berlian itu kini menoleh ke arah bangku penanggung jawab klub, dia meringis karena melupakan keadaan Takeda-sensei yang terjungkang dari atas bangku akibat kelakuan pelatihnya itu yang asal nyamber main tarik kursi tanpa ada peringatan sama sekali dikala Hinata akan melakukan penyelamatan bola tadi.

Yah, demi kebaikan bersama sih, untung saja sang pembina tidak apa-apa jika diperhatikan.

Bisa-bisanya aku lupa kalau Takeda-sensei abis jatuh gara-gara kelakuan Ukai-san karena ngeliatin Shoyo sama Kageyama berantem lagi di lapangan, untung aja beliau gak apa. Batin Hikari masam dan sweatdrop sendiri dibuatnya.

"Maaf Sensei, kau tidak apa-apa?" tanya Pelatih Ukai sembari menarik tangan sang guru untuk bangkit dari posisinya yang masih tergeletak di lantai setelah menaruh kembali bangku dengan benar pada posisinya.

"Aku benar-benar terguling ke belakang." ucap beliau setelah menerima uluran tangan sang pelatih.

Dimana beliau saat ini masih duduk pada posisinya tanpa melepas uluran tangan sang pelatih dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang satu lagi membenarkan posisi kacamatanya sejenak.

"Melihat diving receive tadi, kau takkan percaya kalau dia pernah mengalami kesulitan untuk melakukannya. Sama seperti Udai-chan, dia awal-awalnya masih termasuk sedikit kaku walau sudah bagus dan lama-lama diving receive nya benar-benar bersih tanpa ada kendala berarti. Bahkan dia sekarang sudah punya banyak cara untuk melakukan penyelamatan bola walau terlihat sangat beresiko, tapi syukurlah dia tak pernah cedera sedikitpun dengan caranya yang suka sekali sembrono, si kecil itu." ucap Takeda-sensei kepada sang pelatih yang masih ingat jelas bagaimana perkembangan kedua anak didik mereka itu.

"Benar." balas Pelatih Ukai setelah keduanya duduk dengan benar di atas bangku saat ini.

Hikari menarik nafas lega setelah melihat gurunya baik-baik saja, untung saja yang mendarat bukan pantat duluan, takut tulang ekornya yang kena dan malah jadi beresiko yang tak main-main tentunya.

Kini dia kembali menatap ke arah lapangan mengingat dirinya sedang tak terlibat di awal set ketiga karena sejak set pertama dia benar-benar terlibat penuh sampai set kedua usai.

"Ayo, servis pembunuh!" oceh Hinata karena saat ini adalah giliran Kageyama untuk melakukan servis.

Nomor 10 Karasuno, refleks yang ia miliki benar-benar luar biasa seperti Ojou-chan. Batin Takeru ketika menatap punggung Hinata setelah lelaki itu selesai mengoceh.

Skor saat ini seimbang 6 sama dari kedua belah tim, ketika Kageyama dan Tsukishima menjaga anggota Wakunan, dia terkejut sehingga melakukan dia akan tipuan.

Nishinoya, Hikari dan Ennoshita menyadari hal itu disaat yang bersamaan.

"Tipuan!" pekik Nishinoya.

Ennoshita dengan segera langsung menerima bola disusul Nishinoya yang langsung menjaga bola berikutnya.

Namun sayang, bola terakhir yang dipukul Asahi justru keluar, membuat mereka sedikit kecewa karena tak berhasil mencetak angka.

Hikari menghela nafasnya sembari memejamkan mata.

Jiwa-jiwa pasrahnya keluar dadakan.

Pasrah dedek bang, serang dedek bang.

Aish.

Goblok.

Mau diapakan lagi, semuanya lagi merasa tertekan sekarang dan aku pun terkena dampaknya. Sulit rasanya kalo nggak ada Daichi-san ternyata. Aku juga tergolong sering kali bergantung padanya tanpa kusadari sejak awal. Batin Hikari.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang