8

5K 736 164
                                        

"Sensei, jangan bilang kalau kau melakukan hal seperti kegiatan sujud memohon lagi agar bisa mendapat persetujuan." sergah Daichi sebelum Takeda-sensei menjawab pertanyaan Suga.

Sujud memohon? Lagi? Pikir Hikari bingung sembari mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Tidak kok, tidak. Walau aku ini ahli sujud memohon sekalipun untuk mendapatkan sesuatu apalagi buat anak-anak voli, tapi kali ini aku tidak melakukannya." jawab sang guru, membuat Hikari menatap nya flat, entah kenapa gadis itu mendadak tak percaya.

"Tapi mereka memberi syarat." lanjut Takeda-sensei.

"Syarat?" tanya Hikari dan Daichi disaat yang bersamaan, dibalas dengan anggukan olehnya.

"Mereka ingin Kageyama bermain sebagai setter di satu pertandingan penuh."

Mendengar persyaratan itu, semuanya terdiam, Hikari pun langsung tau siapa peminta syarat itu tanpa harus menggali banyak informasi, dimana Kapten Aoba Johsai sendiri juga berasal dari SMP Kitagawa Daiichi yang merupakan anak kelas 3 saat ini, sama seperti Daichi dkk.

Karena ia dulu juga tak sengaja melihat Kageyama sempat berbincang dengan sosok kapten dari sekolah tersebut hanya saja ia tak tau apa yang mereka perbincangkan.

Ia menoleh, mendapati wajah Kageyama berubah makin serius ditambah hawa bocah itu terasa lain, dan ia makin yakin kalau tebakannya tidak meleset soal sosok tersebut.

Sudah ku duga. Batinnya lagi.

Lamunan serta pikirannya kemudian terusik oleh ocehan Tanaka yang merasa dongkol.

"Apa-apaan itu maksudnya? Rasanya mereka seperti tidak tertarik dengan tim kita, namun terlihat lebih dominan hanya ingin bertanding dengan Kageyama karena dia ada di Karasuno saat ini. Maksudnya apa? Berniat ngerendahin kita? Mau anggap kita penakut? Cupu?" sergah bocah berkepala botak itu.

"Hei, mereka pasti tidak bermaksud seperti itu. Biarpun ada Kageyama disini sebagai salah satu siswa berprestasi di voli dari SMP Kitagawa sekalipun, belum tentu mereka punya niat buruk. Jangan mikir aneh-aneh, Tanaka-san. Jangan mudah terpancing provokator juga." balas Hikari sembari memasang badan buat Kageyama, yang langsung disambut anggukan oleh sang pembina ekskul yang punya pemikiran sama persis sepertinya.

Yang lain pun merasa Hikari ada benarnya soal ini walau memang terlihat demikian, namun tak sepenuhnya apa yang dikatakan gadis itu juga salah.

"Bukannya itu juga keputusan yang bagus? Malah kita jarang sekali bisa dapat kesempatan seperti ini buat latih tanding dengan Seijoh." balas Suga.

"Kau yakin dengan hal ini, Suga-san? Kau setter asli di Karasuno, kan?" tanya Tanaka, membuat Hikari menoleh, merasa tak enak dengan ucapan pembelaannya atas persyaratan yang diajukan pada Kageyama, namun sang senior ternyata berusaha memakluminya.

"Tak masalah. Aku juga ingin melihat bagaimana serangan Udai, Kageyama dan Hinata pada latih tanding nanti. Mungkin kita lebih baik menonjolkan Hinata selama permainan berlangsung dan jangan terlalu menonjolkan permainan Udai nanti. Gadis kecil kita ini harus ditutup dengan sempurna permainannya selama bisa di tutup, karena aku juga yakin Udai mampu mengatasi permainan dengan caranya sendiri jika sudah waktunya dia turun tangan. Bagaimana, Udai? Kau setuju?"

Hikari mengangguk sembari tersenyum, merasa lega juga disaat yang bersamaan perihal apa yang dijelaskan oleh Suga.

"Tidak masalah, itu lebih baik karena menurutku, Shoyo adalah matahari di Karasuno. Dan aku sendiri memiliki nama yang berarti cahaya. Sudah pasti pusat dari cahaya itulah yang harus lebih menonjol dari apa yang dihasilkannya. Aku juga bisa membantu Kiyoko-san memberi penilaian permainan dan mencari tau apa saja yang harus kita lakukan disetiap permainan. Kalian bisa andalkan aku, tenang saja." terang Hikari.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang