150

982 144 19
                                    

Hikari menatap punggung teman-temannya sesaat dalam diam selagi mereka masih berdiri dipinggir lapanhan saat ini ketika masih istirahat menjelang set ketiga akan dilaksanakan.

Perlahan, seulas senyuman terukir manis diwajahnya dan tanpa disadari oleh nya, Hikari kini sedang disorot oleh kameramen sampai akhirnya ketika gadis itu bergerak dia sadar kalau kameramen itu sama sekali tak mengalihkan lensa kamera darinya, membuatnya langsung tersenyum lebar dan hangat sembari melambaikan tangannya ringan.

Membuat stadion mendadak gaduh.

"Gemaaaas!" pekik mereka dikala anak-anak dari tim bingung kenapa mereka rusuh.

Setelah mencari tau, rupanya kameramen sedang menyorot Hikari.

"Hikari, kau jadi bintang utama dadakan ya." celetuk Suga, membuat Hikari terbahak ringan mendengarnya.

"Lagian informasi pribadiku udah di umumin pas penyebutan nama pemain starter line tadi. Jadi buat apa aku tutup-tutupi, Suga-san?" tanyanya kemudian.

Dan gara-gara ini, aku jadi kena fokus melulu. Bete tau! Batinnya dalam diam.

Dia sengaja memberikan celah agar bolanya diarahkan kesitu. Dia membuat Wakatoshi beranggapan kalau dia bisa melewatinya, lalu membloknya. Batin Tendou.

"Dasar bocah kacamata sialan, gadis itu saja sudah bikin banyak tingkah ditambah dia lagi." keluh Tendou halus.

Kemudian dia memutar balikkan tubuhnya karena hawa-hawa Washijou-sensei masih gak enak karena Shiratorizawa kalah di set kedua.

Meskipun begitu, kami kehilangan satu set. Tanji-kun yang tak marah justru kelihatan lebih menyeramkan. Batinnya lagi.

Tak lama kemudian, Washijou-sensei memanggil Shirabu.

"Kenjiro." panggilnya.

Membuat yang empunya nama sekaligua Leon, Tendou bahkan Kawanishi jadi kaget bahkan takut sendiri dibuatnya begitu beliau menyebut nama sang setter anak kelas dua itu, bertepatan dengan Hikari yang tak sengaja menoleh ke sana dan mendapati suasana pelatih Shiratorizawa itu sedang tak enak karena timnya berhasil mencuri satu set barusan ini.

Menakutkan. Batin Hikari sweatdrop sembari menyempal kembali mulutnya dengan botol air lalu meminum kembali air mineralnya.

Pekanya kelewatan emang, tapi kadang-kadang malah polos-polos bego.

Shirabu kemudian melangkah mendekati sang pelatih dengan cemas, termasuk ketiga rekannya yang melirik ke arahnya dengan cemas ketika ia mendekati lelaki paruh baya itu, bahkan Hikari tanpa sadar jadi kepo sendiri dan mulai menatap keduanya diam-diam serta menajamkan pendengarannya ditengah keramaian saat ini.

Sang pelatih ternyata sadar dengan jiwa ke kepoan si kecil yang satu ini akhirnya membiarkannya sejenak. Siapa tau gadis itu mendengar informasi yang sempurna dari Pelatih Shiratorizawa itu sendiri.

"Hai'?" ucap Shirabu.

Beliau mendongakkan wajah dan menatap anak asuhnya itu.

"Dilihat dari wajahmu, kau pasti sudah paham." ucap beliau tenang, lalu mengkode Shirabu agar kembali ke kerumunannya.

Dimana penyandang nomor 10 Shiratorizawa itu membungkuk sejenak untuk permisi dan berjalan menjauh dari beliau setelahnya.

Hikari yang melihat itu cuma bisa menatap bingung.

Kok aku jadi gagal paham gini? Mereka bakal ngapain di set keti-

"Waaaaa?!"

Hikari terpekik ketika Hinata mengagetkannya.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang