"Baiklah, pastikan besok tidak terlambat ya." ucap sang pelatih setelah sesi latihan singkat malam ini selesai.
"Baik." sahut anak-anak.
Semua kembali ke arah pulang masing-masing, Hikari merasa gelisah apa yang akan terjadi besok di pertandingan. Entah kenapa dirinya merasa di pertandingan musim ini melawan Seijoh besok, mereka belum bisa menang melawan mereka ditambah Oikawa sendiri akan membuat anak-anak kelimpungan. Sekeras apapun Hikari nantinya menerima servis dari kapten Aoba Johsai, dia tau dia tak bisa terlibat secara penuh di lapangan karena mengingat rotasinya dengan ketiga pemain yang lain.
Disaat berjalan mengekori yang lain, Hikari justru tersentak kaget karena Hinata menarik tangannya pelan sembari berlarian kecil dan menyeret si kecil itu berlarian menuju Kageyama saat ini, ia juga teringat jika sang setter sedang tak tenang akibat ajakan Oikawa kemarin setelah mereka latih tanding.
Tubuh kecil keduanya kini melewati rombongan anak kelas tiga dimana Hinata tak melepas genggaman tangannya pada tangan kecil Hikari.
"Kageyama terlihat lebih kesal dari biasanya ya. Ah, mereka berdua kesana." ucap Daichi pelan.
Kedua anggota itu kemudian menatap Kageyama dari dua sisi setelah berhasil menyusulnya.
"Oi Kageyama, jika kau terus bersikap seperti itu, sebentar lagi kau akan keriput di usia mudamu!" celetuk Hinata.
"Kau mendoakannya ya, Shoyo?" tanya Hikari sembari terbahak.
"Hah?!" pekik Kageyama kesal lalu mencubit halus pipi Hikari dan gadis itu hanya bisa meringis sembari tertawa pelan.
"Besok, kita akan mengalahkan Raja Besar, agar bisa masuk televisi, kau harus semangat berlatih!" lanjut Hinata, membuat Hikari langsung menggeplak kepalanya begitu tangan Kageyama melepas cubitannya barusan.
"Kenapa ambisimu malah jadi kesana?!" pekik Hikari gemas.
"Hikari benar! Dan jangan libatkan kami dengan obsesimu!" sergah Kageyama.
"Kita akan memenangkan pertandingan selanjutnya. Jika tidak, kita tidak akan maju. Benarkan, Hikari?" tanyanya setelah melanjutkan ucapannya pada Hikari dan Hinata sembari melanjutkan langkah, membuat keduanya termangu sesaat sembari menatap tubuhnya yang mulai menjauh.
Keduanya kini saling bertukar tersenyum satu sama lain dan Hinata bersorak riang sembari melompat. Hikari hanya mendengus sembari melanjutkan langkahnya pelan, dia bahkan teringat jika dirinya ingin membelikan sang kakak sesuatu agar tidak suntuk dengan pekerjaannya dikamar, sehingga dia langsung memacu langkah lebih dulu.
"Semuanya! Aku duluan! Mau ke toko nya Ukai-san, mau cari sesuatu buat kakakku! Sampai ketemu besok!" pekiknya riang sembari melambai.
"Hati-hati, Udai!" sahut Daichi.
"Hum! Dadah!" lanjutnya, lalu ngacir setelah ambil langkah seribu.
Kaki kecil, jarak tiap langkahnya juga pendek, namun larinya gesit layaknya roda yang berputar akibat kebiasaan sprintnya tiap hari sejak sang kakak mulai meminjam sepedanya. Tubuh kecilnya yang mulai menjauh dari rombongan itu membuat mereka terbahak karena si kecil itu malah tetap tak kenal lelah saat ini.
"Astaga, tenaganya sama seperti Hinata ya. Istirahat dikit langsung auto penuh. Cepat banget larinya." ujar Suga.
"Titik lelah mereka itu dimana sih sebenarnya?" tanya Asahi sweatdrop.
"Entahlah." sahut Daichi.
Sang kapten kemudian tersenyum.
"Setidaknya dia tetap berusaha keras dengan segala usahanya setelah dua bulan bersama kita, dan sejauh ini juga dia tetap sehat dibalik sosok kecilnya sebagai satu-satunya anak perempuan di tim putra." sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]
FanfictionBook 1 - [Haikyuu x Original Character] Jadi satu-satunya anggota putri di tim voli putra SMA Karasuno? Itu tidak jadi masalah bagi Udai Hikari. Semuanya seakan tak percaya jika kehadirannya di Karasuno jadi pemicu baru bagi anak-anak di tim putra...