49

2.3K 384 27
                                    

Hari ini khusus double up lagi.

Yeay!!❤

Author mungkin rada kejar tayang nih kalau sempat double up chapter buat kalian🥺

Kalo nggak sempet, ya kayak biasanya cuma 1 chapter doang🥺

Selamat membaca❤

***

"Apa arti dari serangan kejutan tadi?" tanya beliau sembari tersenyum pada Kageyama.

"Maaf! Aku hanya sedang panik!" sahut Kageyama sembari meminta maaf, Hikari hanya bisa menghela nafas dari tempatnya saat ini, dan ia sendiri tak sadar jika kedua tangannya masih menggenggam kedua tangan Nishinoya begitupun sebaliknya.

"Jika kau menyadarinya, itu sudah cukup. Udai juga sudah memperingatimu tadi agar tak panik, ternyata dia peka duluan ya. Dan juga bukan serangan kejutannya yang salah, memaksa lawan untuk tak bergerak dengan menggunakan serangan bervariasi adalah taktik yang efektif. Tapi jika mereka bisa membaca serangan kejutan mu maka resiko nya besar. Pikirkan baik-baik sebelum kau menggunakannya. Udai, apa kau ada masukan lagi?" tanya beliau setelah memberi penjelasan kepada Kageyama, gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Untuk sementara kalau bisa lakukan pertahanan dulu, mereka lebih mengantisipasi pergerakan kita semenjak kode itu bocor karena Oikawa-san tadi. Jika setelah itu memungkinkan kita untuk melakukan penyerangan, baru kita lakukan." sahutnya, membuat semuanya mengangguk paham.

"Benar, dan lagi, jangan lupa kan siapa yang kita lawan. Bukan Oikawa, tapi Aoba Johsai. Dan lagi, bukan hanya kau yang bertanding, tapi yang lain juga." ucap beliau di akhir.

"Lebih tepat nya Karasuno." sahut Hikari, membenarkan. Sang pelatih kemudian berdeham karena kesalahannya.

"Baik." jawab Kageyama.

"Udai, kondisimu sudah tak apa?" tanya Daichi, gadis itu tersenyum lalu mengangguk.

"Aku sudah baik-baik saja sejak sesaat sebelum Pelatih meminta time out tadi." jelasnya, ketika ia akan berdiri, dirinya terkejut ketika dia hampir saja jatuh karena ia dan Nishinoya masih berpegangan satu sama lain, mukanya kontan memerah begitupun Noya, mereka panik sendiri walau masih tenang.

"Maafkan aku." cicit Noya setelah ikut berdiri.

"Aku juga minta maaf, aku tak sadar juga dari tadi kalau masih memegang tanganmu, Yuu-san." bisiknya.

Yang lain ternyata juga tak sadar, mereka hanya terkejut dikala Hikari nyaris saja terpekik dan jatuh akibat kelakuan Noya tadi.

"Nishinoya!" pekik Daichi.

"Lah! Aku gak sengaja, Daichi-san!" sergah Noya.

"Diam kau! Untung Hikari tidak jatuh!" sahut Suga.

Yah, perdebatan kecil kembali terjadi akibat kelakuan sang libero, Hikari hanya meringis sembari menenangkan mereka semua.

Peluit berbunyi, Hikari kembali ke lapangan sementara Tsukishima dan Noya di bangku cadangan bersama yang lain, gadis itu memegang perban yang menempel di pipinya saat ini dengan bete.

"Ternyata perban di pipi selalu saja mengganggu pake banget ya ketimbang di tangan." keluhnya.

"Memangnya kau pernah luka dipipi? Sampai bilang selalu saja mengganggu?" tanya Tanaka heran, dan gadis itu mengangguk.

"Pernah berapa kali gara-gara ngebela kakakku pas dia ribut ama temannya. Aku sering ajak ribut begitu urusan mereka sama kakakku selesai, biasalah, nggak terima kan ya. Dikira aku anak cowok dulu pas kecil karena model rambut begini, begitu tau aku cewek pas sempat manjangin rambut kemaren itu yang pernah ribut sama kakakku dulu langsung ciut. Dilawan sama cewek tapi gak ada yang bisa nandingin, padahal aku pernah dibuat mimisan juga sih sama kena luka jahitan di area pundak belakang biarpun bekasnya sudah hilang tanpa bekas." curhatnya, membuat Daichi langsung menyentil kening nya.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang